Monorel seperti barang yang sangat fenomenal sekarang-sekarang ini. Beberapa pihak sudah menyatakan kesanggupannya dalam menyiapkan monorel untuk untuk sarana transportasi alternative anti macet. Salah satunya adalah Monorel konsorsium BUMN.
Dibawah komando Dahlan Iskan, Konsorsium Monorel BUMN sudah sangat siap dalam proyek pembangunan monorel yang sedianya akan dikerjakan di Jakarta, Bogor dan Bekasi. Tapi entah mengapa ketiga Pemda yang tadinya sangat bersemangat seolah diam seribu bahasa.
Tapi setelah munculnya gubenur Jawa Barat yang lagi-lagi membawa bendera monorail china menjadi satu isyarat tentang berubahnya gelagat pada pemda Bogor dan Bekasi.
Seperti juga Walikota bandung yang bertekuk lutut terhadap rencana gubenur Jawa Barat. Padahal mentri BUMN sudah bersedia menyisihkan waktu untuk menerima kedatangan seseorang yang dianggap mempunyai rasa empati hasil karya bangsa sendiri dengan mau membangun Monorel BUMN di daerahnya.
Semua media menjadikanya monorel sebagai tulisan menarik. Perusahaan monorel yang sudah nampang lainnya antara lain :
1. CNR Changchun Railway Vehicle Co. Ltd. china. Sekarang proyek monorel Jakarta
2. China National Machinery Import and Export Coorporation, perusahaan ini digandeng gubenur Jawa Barat untuk membangun monorel Jawa Barat plus membiayainya..
3. JK group. Belum pernah lihat gambar monorelnya. Mungkin juga monorel akan mengunakan produksi luar negeri.
4. PT.MBW Cibitung,
Banyak orang menyayangkan dipilihnya monorel buatan china. Kemampuan produk anak negeri yang diwakili oleh monorel BUMN sudah jelas lebih unggul, nampaknya tidak mampu mengetarkan rasa patriotisme pemegang kebijakan.
Rasanya pembangunan monorel untuk mengatasi macet hanya kepentingan bisnis semata. Jiwa nasionalime sayapun tercabik-cabik. Jika negara atau pemegang kebijakan mau berbuat untuk negeri ini, negara bisa melakukan penunjukan langsung.
Tidak perlu bersembunyi dibalik undang2 pengadaan barang. Ini harusnya dijadikan proyek mercusuar yang mampu memberitahuan dunia bahwa Indonesia pun mampu walau sudah terlambat. Proyek yang setidaknya menaikan harga diri bangsa.
Beberapa penjelasan dari orang dekat Jokowi kenapa tidak memilih monorel BUMN dikarenakan konsorsium BUMN dianggap belum mampu dalam memproduksi dan belum ada tinjauan keamanannya, hal ini mungkin bisa diterima oleh masyarakat awam.
Namun hanya akan menjadi tertawaan untuk orang-orang yang bergelut di bidang tehnik. Sepertinya itu hanya pembelaan, hanya mengiring opini bahwa monorel adalah alat transportasi dengan teknologi tinggi, Indonesia memerlukan beberapa tahun lagi untuk mampu membuatnya.
Mari kita menelisik teknologi monorel.
Monorel sudah dikembangkan sejak mulai abad ke 19. German, Irlandia dan US adalah negara yang memulai pengembangan monorel.
Monorel sebetulnya terdiri dari dua jenis yaitu top running dan bottom running, mengadopsi prinsip kerja kerekan alat bantu (lihat gambar bawah) yang mengunakan sebuah besi sebagai jalur pergerakannya.
Monorel bottom running
Orang mungkin hanya mengira jika monorel itu hanya seperti yang sekarang dilihat di media-media, sebetulnya pengadopsian kerekan dimana pure berjenis bottom running sudah dibuat di German.
Kita lihat gambar dibawah ini :
Type bottom running cukup merepotkan bagian kontruksi. Selain ruang yang digunakan besar juga perhitungan load stressnya yang cukup menantang. Coba untuk para praktisi tehnik dan mahasiswa teknik sipil perhatikan load stressnya, bisa dibayangkan formula beban yang diperlukan tidak mudah tapi tidak bisa juga dibilang sulit.
Perbaikan monorel pada rel-nya.
Monorel Top Running
Monorel BUMN, Monorel PT.MBW dan China berjenis top running dimana lock bergerak diatas relnya seperti Kereta Api biasa. Indonesia termasuk yang telambat dalam pembangunan monorel jika dibandingan dengan Negara tetangga.
Monorel top running juga memiliki beberapa macam design pada sisi design roda penggerak. Gambar dibawah adalah monorel yang didesign dengan pengerak dua roda vertical seperti layaknya kereta api konvensional hanya ditambah dengan roda penggapit dipasang horizontal.
Tapi sebagian besar teknologi gerak monorel menggunakan roda pada posisi horizontal, hal ini karena akan mempermudah pada pembangunan konstruksi rel dan aspek safety yang lebih secured. Design seperti inilah yang digunakan oleh monorel BUMN, Kita lihat gambar dibawah ini design roda horizontal.
Aspek safety dalam membangun monorel sudah sangat baku. Safety operation yang terdiri dari maksimum lift design load, safety impact , load factor used, maximum angle due to side pull dan stating maximum capacity. Ini bukan hal yang aneh di bidang engineering.
Untuk membangun kontruksi tiang monorel tidak lebih sulit membuat jalan layang atau jalan tol diatas laut yang sudah dibuktikan oleh BUMN konstruksi kita. Perhitungan design Load factor, load combination dan allowable stress bukan barang baru dalam dunia konstruksi Indonesia.
Kita tengok kemampuan BUMN membuat jalan tol diatas laut Bali dalam waktu 1 tahun, yang berarti BUMN sudah lihay dalam hal konstruksi. Konstruksi itu 70% dari pengerjaan Monorel. Kemampuan BUMN kontruksi kita sudah banyak diakui oleh negara luar.
Perlu diingat bahwa hanya BUMN-lah satu-satunya korporasi yang memiliki semua aspek dalam pembangunan monorel, BUMN Semen/beton, BUMN Baja, BUMN konstruksi, BUMN Pabrik Kereta Api, BUMN Operator Kereta Api, BUMN Teknologi Persinyalan, BUMN Telekomunikasi, dan BUMN Keuangan.
Kekhawatiran saya adalah, “Kalau proyek monorel yang bisa mengangkat harga diri dan harapan bangsa saja bisa lepas dari tangan BUMN. Bagaimana dengan pembangunan 6 ruas jalan tol baru di DKI Jakarta? bisa-bisa akan “diberikan” juga oleh Jokowi kepada kontraktor swasta asing.”
Salah satu penyesalan saya kepada Jokowi adalah dulu dia adalah figur yang menggebrak perhatian bangsa Indonesia ketika memperjuangkan hasil keringat anak bangsa, mobil esemka, setelah sukses mengendarai mobil esemka sampai ke kursi DKI 1, kini sepertinya jokowi malah akan menumpang gerbong monorail cina untuk menuju kursi RI-1?
Dari uraian diatas terlihat monorel bukanlah barang yang sangat sulit dibuat, monorel masih bisa dibilang termasuk varian dari kereta api. Konsorsium monorel BUMN memiliki kompetensi yang sangat mumpuni membuat Monorel.
Jadi tidak ada alasan jika ada yang menolak Konsorsium BUMN yang merah putihkecuali alasan yang lain paling masuk akal yaitu tidak ada fee untuk bekerja dengan BUMN.
Sangat menyesakan dada. Tapi ada sedikit obat luka diberikan Dahlan Iskan yaitu pembangunan monorel bandara Soetta yang ngak pake ribet.
Ternyata Dahlan Iskan lebih merah putih dibandingkan Aher ataupun Jokowi yang katanya tenar seantero Indonesia.