Senin, 30 September 2013

Teknoligi : Mobil Listrik 'Lamborghini dan Alphard' Dahlan Iskan Lolos Uji Laik Jalan


Balikpapan - Mobil listrik pesanan Menteri BUMN Dahlan Iskan, Selo dan Gendis telah lolos uji sertifikasi dari Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) Kementerian Perbubungan di Bekasi, Jawa Barat. 

Selanjutnya prototype mobil listrik yang diproduksi oleh putra-putri Indonesia telah dikirim ke Bali. Di Bali, mobil ini bakal dipamerkan kepada para peserta KTT APEC.

"Selo dan Gendis, Jumat sudah diberangkatkan ke Bali. Produksi pak Dasep Selasa atau Rabu dibawa ke Bali," ucap Dahlan kepada detikFinance di Balikpapan seperti dikutip Senin (30/9/2013).

Selo yang diproduksi 1 unit merupakan mobil listrik sport menyerupai desain Lamborghini. Mobil ini telah lolos tahap uji kelayakan meskipun awalnya tidak lolos karena ada sedikit kekurangan. 

Namun berbeda dengan mobil listrik mewah menyerupai Alphard bernama Gendis. Mobil listrik yang dirancang oleh Ricky Nelson ini, lolos uji sertifikasi tanpa catatan. Gendis sendiri diproduksi sebanyak 4 unit.

"(Selo) sudah dianggap selesai. Suratnya belum keluar tapi sudah dianggap selesai. Nggak ada catatan. Mudahan-mudahan surat segera keluar. Yang Gendis baru Jumat dimasukkan tapi nggak ada catatan apa-apa. Itu semacam Alphard tapi mewah. Misalnya ada TV-nya kemudian ada mejanya. Nggak ada catatan," jelasnya.

Sementara mobil listrik karya Dasep Ahmadi berupa bus dan Alphard listrik, masih ada catatan. Namun paling lambat Rabu ini bisa dikirim ke Bali. Mobil ini dibiayai oleh BUMN.

"Kemudian dari kang Dasep, Bus dan Alphardnya ada kekurangan. Naiknya kurang baik. Nah saya teringat waktu dinaikkan tanjakkan. Saya teringat mobil hijau nggak bisa naik ternyata itu hanya setelan saja," sebutnya.

(feb/dru)

http://finance.detik.com/read/2013/09/30/093653/2372814/1036/mobil-listrik-lamborghini-dan-alphard-dahlan-iskan-lolos-uji-laik-jalan?f990101mainnews

Olah Raga : Pesan Dahlan Iskan Untuk Atlet Berprestasi


Mengutamakan Kerja dahlan iskan gagal dalam mengahadiri penandatangan antara KONI dan BUMN tapi dukungan dari pak mentri ini sangat besar, Ada sekitar 217 atlet yang mendapatkan bantuan tunjangan prestasi dari BUMN. Masing-masing atlet akan diberikan tunjangan prestasi sebesar Rp 7,5 juta per bulan selama ajang Sea Games 2013 serta Olympic Games 2016. 

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan hari ini tak menghadiri acara penandatanganan perjanjian kerjasama antara KONI Pusat dengan BUMN yang digelar siang ini.

Padahal sebelumnya bekas Dirut PLN ini dipastikan akan hadir menyaksikan perjanjian kerjasama ini. Ketidakhadiran Dahlan karena dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Istana. Sehingga melalui Staf Ahli Meneg BUMN, Bagus Rumboga, Dahlan meminta maaf.

"Pak Dahlan minta maaf, memang sebelumnya beliau akan hadir menyaksikan perjanjian kerjasama ini. Tapi tadi Pak Dahlan mendadak dipanggil Pak presiden ke Istana," ujar Bagus saat memberikan sambutan di Kementerian BUMN lantai 21, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, (30/9).

Pada ratusan atlet ini, Dahlan berpesan agar terus semangat berlatih mengharumkan nama Indonesia. Terlebih setelah ada bantuan ini.

"Karena sudah ada dana yang diberikan kita harus tuntut kinerja atlet dan tentunya bantuan ini harus dapat memberikan manfaat," tegasnya.

"Ini merupakan komitmen Menteri BUMN untuk mengajak BUMN-BUMN lainnya berpartisipasi, tentunya dengan tekad dan semangat bersama untuk mendukung prestasi olahraga," imbuh Bagus.

Bagus juga berharap bantuan ini bisa memberi contoh pada perusahaan lain untuk mengikuti jejak BUMN memberikan tunjangan prestasi. "Semoga nanti banyak perusahaan yang mengikuti jejak BUMN untuk memberikan bantuan," terangnya.

Seperti diketahui siang tadi telah diadakan perjanjian penandatanganan kerjasama antara KONI Pusat dengan BUMN. Bantuan ini diberikan sebagai dukungan sebagai keseriusan perusahaan pelat merah untuk ikut memajukan dunia olahraga nasional dan meningkatkan prestasi para atlet.

Ada sekitar 217 atlet yang mendapatkan bantuan tunjangan prestasi dari BUMN. Masing-masing atlet akan diberikan tunjangan prestasi sebesar Rp 7,5 juta per bulan selama ajang Sea Games 2013 serta Olympic Games 2016.
Ke 51 BUMN yang terlibat mendanai ratusan para atlet seperti BNI, Bank Mandiri, BRI, BTN, PT Pegadaian, Pertamina, Garuda, KAI, PT AP I, AP II, Perhutani, Pupuk Indonesia, Pelindo II, Telkom, Antam, Taspen, Semen Indonesia, PT Timah, Jasamarga, Jamkrindo, Jamsostek, Perum Peruri dan sebagainya.

Selain bantuan tunjangan prestasi, BUMN juga memberikan bantuan berupa pembinaan kepada olahragawan, bantuan pendidikan atau pelatihan, peningkatan kesehatan dan pelatih. (chi/jpnn)

Sosok : Wayangan di Balikpapan, Dahlan Iskan jadi Dalang Pembuka


"Dahlan Iskan selain cocok jadi Dalang wayangan nampaknya beliau juga cocok jadi Dalang Indonesia agar bisa maju dan berkembang dengan cepat."

BALIKPAPAN – Dahlan Iskan tidak saja memuaskan pengagumnya di Balikpapan dengan mengajak senam bareng. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu juga menunjukkan kecintaannya dengan menjadi dalang wayang kulit dalam Kenduri Rakyat untuk Dahlan Iskan di kota minyak di Kalimantan Timur itu, Minggu (29/9).

Sebagai bagian dari kenduri yang digelar di Balikpapan Sport Center (Dome) itu,  ditampilkan berbagai kegiatan mulai sore hingga malam hari. Selain tumpengan dan makan bersama, kegiatan yang digalang Relawan Demi Indonesia (ReDI) Kaltim itu, juga menampilkan berbagai hiburan. Mulai dari parade band, barongsai, campursari hingga wayangan.

Saat wayangan hendak digelar, Dahlan Iskan membuat kejutan. Dia maju ke depan panggung wayang. Lalu, dia minta dicarikan pinjaman beskap –pakaian khas Jawa– plus blangkon (penutup kepala Jawa). ”Aku mau ikut ndalang,” kata pria yang memang gemar kesenian tradisional itu seperti dimuat laman dahlaniskan.net.
Setelah mendapatkan blangkon dan beskap pinjaman dari kelompok penabuh gamelan, dia lantas duduk di tempat dalang. ”Tapi, saya hanya akan mupuki ya,” katanya kepada dalang yang mau tampil malam itu, Ki Wahyu Kuncoro. Mupuki adalah bahasa Jawa yang artinya mengawali pertunjukan.

Dahlan lantas beraksi memainkan gunungan wayang dan salah satu anak wayang. Yakni, tokoh Wisanggeni. Malam itu lakon wayang adalah Lahirnya Wisanggeni.

Dahlan bermain sekitar lima menit. Dia cukup piawai memainkan gunungan dan tokoh Wisanggeni itu. Bak dalang beneran, tak lupa, sementara tangannya memainkan wayang, kakinya memainkan alat dari kayu untuk menghasilkan bunyi-bunyian khas wayang.  Penonton pun bertepuk tangan menyaksikan kelincahan Dahlan Iskan memainkan wayang.

”Sudah .. saya kan hanya mupuki,” katanya, setelah lima menit. Dia lantas meninggalkan tempat dalang. Lalu, meminta Ki Wahyu Kuncoro, meneruskan permainan.

Sambil tersenyum, Dahlan yang juga pernah tampil di pentas ketoprak itu, lantas memberi salam dengan membungkukkan badan ke arah penonton. Tak lupa dia juga mengucapkan terima kasih kepada para sinden (penyanyi tembang pengiring wayang) dan para penabuh.

Dia lantas turun dari panggung. Penonton terus bertepuk tangan mengiringi salah satu peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat itu meninggalkan panggung. (jpnn)

Dahlanis : Sisi Lain : Tulisan tulisan Dahlan Iskan




Membaca tulisan Dahlan Iskan edisi manufacturing hope yang terbit setiap senin pagi membuat saya kecanduan, saya selalu menunggu edisi ini setiap senin, dan selalu tersenyum melihat komentar komentar yang masuk, ada yang pro dan ada juga yang kontra, saya menghargai semuanya.

Saya tidak ingin menilai apakah tulisan Dahlan Iskan hanya bersifat pencitaan seperti yang di tuduhkan oleh orang orang yang kontra, ataupun sebuah prestasi seperti komentarnya sebagian besar yang Pro. Saya hanya ingin memberikan komentar tulisan Dahlan Iskan menurut logika saya.

Betapa (menurut saya) ternyata cara berpikir Dahlan Iskan menarik untuk di renungkan, sederhana dan apa adanya, kadang membuat saya terpekur lebih dalam melihat kondisi bangsa ini, kadang membuat saya “jadi realistis” bahwa slogan slogan hebat perusahaan perusahaan BUMN “yang selalu ingin menjadi perusahaan kelas dunia”ternyata jauh dari jangkauan, kadang juga membuat tersenyum, he he he lucu juga ternyata bangsa saya.

Edisi terakhir MH bertutur mengenai “ Perusahaan Perikanan “ yang bangkrut dan tidak beroperasi, tidak bisa menggaji karyawannya, tentu saja ini membuat siapapun yang membaca tersenyum, “ bagaimana bisa “nelayan” bisa mati di kolam yang banyak ikannya..? “, permintaan ikan semakin hari bukanlah semakin sedikit, akan tetapi semakin banyak, seiring dengan bertambahnya penduduk dunia, sementara laut kita sangat luas, kaya akan sumber daya laut, lho kok perusahaan perikanan ini bisa bangkrut..? Dahlan Iskan dalam tulisannya juga menganggap ini tidak pada tempatnya.

Edisi yang lain mengisahkan mengenai sulitnya swa sembada beras, bagaimana bisa, di Negara agraris ini kita harus impor beras, justru dari Negara yg tanahnya saja sulit di Tanami karena radiasi bom atom saat perang dunia dulu. Tulisannya membuka kenyataan bahwa ada yg salah atur di Negara ini, sehingga di negeri nya petani ini, yang kata lagu tahun 70 an “tongkat kayu dan batupun jadi tanaman”, harus impor beras dari negeri yg tanahnya saja harus melalui beberapa kali pengolahan untuk bisa di tanami. Dahlan iskan berusaha mengembalikan hal ini pada tenpatnya, bangsa indonesialah yang harusnya menjual produk pertanian ke Negara Negara lain, lha wong kita yang negara agraris.

Kita kaya akan gas alam, tapi kita gak bisa menggunakannya..he he he he kalau ini rasanya seperti lelucon. Sehingga PLN dulu harus mencari gas alam ke Negara Negara lain, padahal di Negara sendiri sangat berlimpah, demikian juga dengan batu bara yang katanya, hasil batubara di pulau Kalimantan saja sangat mencukupi untuk sumber energy di Negara ini, tapi anehnya bangsa ini lebih senang mengunakan BBM yang mahal itupun masih harus import…. Kalau yg ini entah salah di mananya..

Kelucuan yg lain adalah ketika bangsa ini harus import garam, begitu sulitnya membuat garam di negeri kepulauan yg di kelilingi laut ini sehingga bangsa ini harus import garam, bagi penulis yang tinggal di pinggir pantai di wilayah Lombok, tentu saja hal ini membuat saya tersenyum senyum berhari hari, di Lombok angin yg semilir saja terasa asin, karena tingginya kadar garam di udara, besi besi juga keropos karena kena angin laut yg mengandung garam, garam yang berlimpah dengan proses pengolahan yang sangat gampang ini ternyata tidak bisa di manfaatkan sehingga harus beli dari negeri tetangga… untuk hal ini memang kita semua harus istigfar.

Dengan segala kelucuan kelucuan ini, kalau di pikir pikir dan terus di pikir, dan di pikir lagi, lama lama membuat saya malu juga, he he he ini lucu apa bodoh, apa sih sebenarnya yang mau di tunjukan oleh pemimpin bangsa ini, kebodohan yang lucu atau kelucuan yang bodoh..? apapun yang di pilih dari keduanya sama sama menjatuhkan harkat dan martabat bangsa ini. Kita sudah menjadi bangsa yg sepertinya patut di tertawakan. Akal sehat siapapun akan tertawa melihat kondisi seperti ini.

Dahlan iskan berusaha menampilkan ini semua apa adanya, apa yg beliau tulis adalah masalah masalah sederhana yang ada di sekitar kita.

Cobalah pembaca kompasiana membaca tulisan tulisan Dahlan Iskan, maka kita akan sependapat bahwa Dahlan Iskan tidak hebat, dia biasa biasa saja, berpikir sederhana dan apa adanya, menggunakan akal sehatnya yang kitapun juga punya.

Kalaupun selama ini dia bisa terlihat hebat dan bisa meraih jabatan menteri dengan latar belakang pendidikan yang hanya setingkat SLTA , itu karena secara kebetulan dia bisa melihat dengan wajar dan apa adanya kondisi bangsa ini. Dia bisa menggunakan akal sehatnya, sementara pemimpin yang lain sedang lucu lucunya.

Salam

Dukungan : ForDis Sosialisasikan Semangat Kerja Dahlan Iskan



Medan - Forum Dahlan Iskan (ForDis) Jaringan Sehati (JTS) mengajak seluruh elemen masyarakat untuk merapatkan barisan dalam mensosialisasikan semangat kerja keras dalam memajukan pembangunan di penjuru Tanah Air.
"Forum ini dibangun bukan berhubungan dengan masalah pencalonan calon presiden dan wakil presiden," ujar salah seorang deklarator ForDis, Gandi Parapat kepada SP, Senin (30/9).
Selain Gandi Parapat, deklarator ForDis yang turut dalam silaturahmi dengan Meneg BUMN Dahlan Iskan yakni, Surya TK, Yan Max, Sanggap Sagala, T Chawaid Bach, Ramses Napitupulu, Armin TS, Taufik Hidayat, dan Suriadin.
Gandi mengatakan, membangun ForDis sampai ke seluruh provinsi dan pelosok Tanah Air, mempunyai nilai yang sangat positif. Sebab, semangat kerja yang dibangun Dahlan Iskan bisa menjadi inspirasi buat seluruh rakyat.
Dahlan Iskan mengaku senang menerima kedatangan deklarator ForDis. Dia pun meminta kepada deklarator supaya tidak melibatkan BUMN dalam setiap pembentukan dan kegiatan di berbagai daerah.
ForDis dibentuk, 9 September 2013 di Medan, Sumatera Utara. ForDis dibentuk dengan tujuan untuk mensosialisasikan Dahlan Iskan sebagai pekerja keras sesuai dengan visinya yang layak memimpin Indonesia.
"Kami bukan mengkampanyekan Dahlan Iskan harus menjadi calon Presiden maupun calon Wakil Presiden untuk pemilu tahun mendatang. Jika ada tuntutan masyarakat maka itu perlu untuk didukung," jelasnya.
Deklarator lainnya, Yan Max menambahkan, ForDis mempunyai tugas dalam menyumbangkan pemikiran buat masyarakat, termasuk menginspirasikan jerih payah Dahlan Iskan saat memulai usaha dari nol.
"Dahlan Iskan bukan tipe pejabat negara yang menawarkan diri maupun berambisi menjadi Presiden maupun Wakil Presiden. Dahlan mengutamakan tanggungjawab dalam menuntaskan pekerjaannya," imbuhnya.
Menurutnya, rakyat di berbagai provinsi maupun kabupaten, sudah cukup banyak mengenal figur Dahlan Iskan. Bahkan, banyak tuntutan dari berbagai daerah supaya Dahlan Iskan maju dalam pemilihan presiden (Pilpres).
"Semua itu tergantung kepada Dahlan Iskan maupun partai yang mengusungnya. Kami berkeyakinan, kepemimpinan Dahlan Iskan dipastikan membawa kemajuan dan kesejahteraan buat rakyat," sebutnya.

http://www.beritasatu.com/nasional/141389-fordis-sosialisasikan-semangat-kerja-dahlan-iskan.html#


JAKARTA - Sejumlah tokoh masyarakat ternyata telah membentuk Forum Dahlan Iskan (ForDis) Jaringan Teman Sehati (JTS), di Medan, Sumatera Utara, 9 September lalu.
Menurut salah seorang deklarator, Gandi Parapat, ForDis JTS dibentuk setelah para deklarator melihat kinerja dan visi misi Dahlan dalam berbuat nyata bagi negeri untuk membawa perubahan yang lebih baik.

"Kita mengapresiasi kinerja yang beliau lakukan selama ini lewat visi misi bekerja, bekerja dan bekerja demi Indonesia sejahtera dan maju. Karena itu kita menggagas lahirnya ForDis JTS," ujarnya usai menemui Dahlan Iskan guna  memberitahu pembentukan forum tersebut di Jakarta, Senin (30/9).

Menurut Gandi, ForDis nantinya akan berperan secara nyata mensosialisasikan bahwa Dahlan Iskan adalah tipe pekerja keras. Dan tipe pemimpin seperti inilah yang dibutuhkan bangsa Indonesia jika ingin jauh lebih baik.
"Ini bukan semata karena ada soal calon presiden dan calon wakil presiden. Ini karena keinginan masyarakat yang mendambakan pemimpin yang benar-benar mau bekerja untuk rakyat," ujarnya.

Dalam pertemuan, Dahlan kata Gandi, menyambut sekaligus merestui hadirnya forum tersebut. Hanya saja ia meminta deklarator yang hadir yaitu Gandi Parapat, Surya TK, Yan Max, Sanggap Sagala, T Chawaid Bach, Ramses Napitupulu, Armin TS, Taufik Hidayat, tidak melibatkan BUMN baik pada pembentukan maupun kegiatan-kegiatan forum tersebut ke depan.

Sementara itu Yan Max mengatakan, setelah  dideklarasikan, selanjutnya para deklarator akan mengajak berbagai lapisan masyarakat di seluruh Indonesia merapatkan barisan membentuk forum di tingkat provinsi.  
"Setelah ForDis ini lahir di Medan, begitu terbentuk sudah banyak telepon menyambut baik pembentukannya. Kami sebagai deklarator sudah menerima telepon yang menyatakan ingin bergabung dalam ForDis ini," ujarnya.
ForDis ini, kata Yan, pertama kali digagas Surya Tarmizi Kasim, seorang akademisi di Medan. Karena itu mengingat tujuan awal pembentukan, maka ForDis  katanya menyambut baik respon seluruh warga yang ingin bergabung.

"Tugas kami mensosialisasikan pemikiran dan keteladanan Dahlan Iskan yang bekerja untuk kesejahteraan rakyat. Untuk menjadi presiden, itu bukan keinginan semata Dahlan Iskan, tapi ini adalah kehendak masyarakat luas,” ujarnya.  
Dahlan Iskan, menurut Yan, tidak menawarkan diri ke sana ke mari untuk jadi pemimpin, tapi karena ketulusannya bekerja yang membuat dia layak jadi pemimpin.
"Kalau masyarakat menghendaki dan Tuhan mengizinkan, saya siap melaksanakannya," kata Dahlan Iskan seperti dikutip Yan seusai pertemuan.(gir/jpnn)

Minggu, 29 September 2013

Dahlan Iskan: Tanjung Perak, Pelabuhan Pertama di Dunia Pakai Monorel



Surabaya - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyebut pelabuhan Tanjung Perak Surabaya akan menjadi pelabuhan pertama di dunia yang dilengkapi fasilitas monorel angkut kontainer. Monorel ini nantinya menghubungkan pelabuhan Tanjung Perak-Terminal Teluk Lamong sepanjang 11,44 km.

"Ini pertama di dunia pelabuhan pakai monorai. Kita wujudkanlah," ucap Dahlan saat menyaksikan pengembangan monorel di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Sabtu (28/9/2013).

Menurutnya pengembangan monorel yang bakal dikembangkan oleh BUMN serta menggandeng BPPT.

"Kita kerjasama dengan BPPT. Mewujudkan hasil nyata bagi masyarakat. Saya komitmen bisa aplikasikan temuan dan keahlian di BPPT," sebutnya.

Pada kesempatan itu, Direktur Utama PT Pelindo III (Persero) Jarwo Suryanto menjelaskan pengembangan monorel khusus ini merupakan solusi mengurai kemacetan di area pelabuhan. Apalagi dengan adanya terminal baru Teluk Lamong.

"Kita dihadapkan 2 pilihan. Bikin jalan layang atau bikin jalur khusus kontainer ini lebih spesifik. Dari aspek kemudahan dan kecepatan kita pilih monorel. Adhi Karya kembangkan monorel sejak lama tapi nggak jadi-jadi. Saya tantang bisa nggak bikin monorel angkut kontainer kan cuma beda beban saja. Ini kita coba," sebutnya.

Jarwo pada kesempatan itu menjelaskan pengembangan monorel ini juga akan menggandeng pengusaha transportasi lokal.

"Pemilik ini juga jangan mematikan angkutan ada. Saya ajak nanti organda untuk jadi pemilik angkutan ini," sebutnya.

Proyek monorel ini akan dikembangkan oleh konsorsium BUMN yakni Adhi Karya, LEN dan INKA. Proyek ini menelan biaya hingga Rp 2,5 triliun. Saat ini proyek monorel masuk tahap feasebility study.

(feb/ang) 

Dukungan : TB Silalahi: 2014, Saya Yakin Dahlan Iskan Jadi Presiden


BALIKPAPAN – Hingga saat ini, belum ada figur calon presiden RI dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014 yang sekomplet Dahlan Iskan. Selain punya wawasan intelektual, kematangan emosi dan kecerdasan spiritual, Menteri BUMN ini juga sangat merakyat. Bahkan gaya blusukannya sudah dilakukan jauh sebelum muncul nama Jokowi (Joko Widodo, gubernur DKI Jakarta).

Untuk Kaltim, perannya sudah terbukti dengan tuntasnya masalah listrik ketika dia menjadi direktur PLN. “Kalau Jokowi itu media darling, Pak Dahlan Iskan ini people darling. Ingat, media darling itu sifatnya sementara, sedangkan people darling terus meresap ke semua penyukanya. Itulah Dahlan Iskan. Sifatnya tidak dibuat-buat dan terus menular,” kata motivator Johan Yan kemarin di Balikpapan.

Johan di Hotel Novotel membakar semangat ratusan Relawan Demi Indonesia (ReDI). Sehari sebelumnya, ratusan ReDI di Samarinda juga jadi “korbannya”. “Saya baru saja mengenal Dahlan Iskan, tapi saya sangat fanatik.
Bagaimana dengan Anda yang kini menikmati listrik hasil jerih payah beliau? Inilah saatnya kita menjadi relawan demi presidenku, Dahlan Iskan,” sebut Johan yang langsung mendapat sambutan antusias dan kepalan tangan ke udara dari ratusan orang yang hadir.

TB Silalahi, tokoh nasional yang dua kali “membawa” Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden RI, juga menyebut Dahlan Iskan sebagai sosok yang komplet dan dibutuhkan seluruh warga Indonesia saat ini. Tentunya, sebagai presiden RI selanjutnya. “Ingat, sudah 4 presiden kita yang turun secara tidak wajar. Tentu ada sesuatu yang perlu dicermati alasannya.

Ke depan, presiden RI membutuhkan sosok yang mau turun dan mendengar langsung masalah rakyat. Dan saya kira Dahlan Iskan adalah sosok paling tepat. Dia bahkan tak segan-segan makan tiwul, yang sebenarnya adalah makanan seorang petani yang saat itu dia kunjungi. Soal kapasitas, Dahlan Iskan tak perlu diragukan lagi.
Dia punya wawasan intelektual, kematangan emosi dan kecerdasan spiritual yang sangat baik,” ulas pria kelahiran 1938 yang nasihatnya selalu didengarkan Presiden SBY ini. Dia lalu membocorkan sedikit rahasia. Katanya, kunci kesuksesan SBY menjadi presiden RI pada 2004 bukanlah karena Partai Demokrat. Saat itu, Demokrat adalah partai baru. “Ketika itu saya membentuk para relawan.

Ya seperti Anda-Anda ini (Relawan Demi Indonesia). Apa yang Anda yakini, akan menjadi penentu siapa presiden RI 2014 nanti. Waktu saya memenangkan SBY, saya saat itu yakin dia jadi presiden. Kalau sekarang, saya yakin Dahlan Iskan presidennya,” tegasnya, langsung disambut riuh ratusan relawan DI. Acara seminar motivasi bagi para ReDI ini makin spesial, ketika pukul 17.00 Wita sang calon presiden masuk ke ballroom hotel tersebut.

Tanpa dikomando, ratusan peserta langsung bertepuk tangan dengan semangat sambil meneriakkan kerja-kerja-kerja. Saat Dahlan Iskan naik ke panggung, para relawan langsung mengerubuti dan meminta foto bersama. Acara pun langsung dilanjutkan dengan dialog. “Saya kira kita belum lama bertemu dan berdialog panjang lebar. Segala macam sudah ditanyakan.

Banyak yang tanya soal gaji dan kekayaan yang saya miliki. Tapi enggak ada yang bertanya istri saya ada berapa, apakah benar istri saya ada 8. Ayo tanya, mumpung istri saya ada di ruangan ini,” canda Dahlan, yang langsung membuat riuh peserta. “Saya pikir kalau masih ada keraguan tentang saya di bidang apapun, tanyakanlah. Jangan sampai Anda mendukung saya, tapi masih ada sisa-sisa pertanyaan yang tersimpan.

Silakan tanyakan jangan sampai disimpan di hati. Jangan sampai Anda mendukung, tapi meragukan saya,” sambungnya. Setelah beberapa saat Dahlan membuka sesi tanya jawab, salah seorang peserta naik ke panggung. “Saya ingin bertanya Pak. Bolehkah saya meminta jaket yang dipakai bapak sekarang,” kata pria itu. Tanpa pikir panjang, Dahlan yang mengenakan baju putih dan celana hitam ini melepasnya dan memberikannya.

“Saya akan selalu memakai jaket ini di setiap kali saya bepergian. Jaket ini juga tak akan pernah saya cuci sampai Pak Dahlan jadi presiden,” ujarnya dengan semangat. Dahlan pun mencandai pria yang beruntung mendapatkan jaketnya itu. “Kenapa saya tidak berat melepas jaket ini? Karena saya tidak menggunakan uang saya untuk membeli jaket ini,” katanya diiringi tawa dan tepuk tangan seluruh peserta yang hadir. “Ini memang aneh.
Sudah enam bulan saya pakai, enggak ada yang minta. Baru sekarang ada yang minta. Biasanya belum satu bulan saya pakai, jaket itu ada yang minta,” ucapnya. Setelah itu, bertubi-tubi pertanyaan dilontarkan. Dahlan salah satunya menanggapi pertanyaan tentang peluang dia menang dalam konvensi Partai Demokrat (PD) nanti. “Saya kira, itu saya serahkan pada Pak TB (TB Silalahi).

Saya pasrah kepada takdir. Intinya dalam hidup, orang lain boleh pintar, tapi kita tak boleh bodoh,” jawabnya. Ada juga seorang peserta yang meminta Dahlan Iskan setelah jadi presiden, mengganti setelannya yang selalu menggunakan sepatu kets. “Istri saya orang Banjar, kelahiran Samarinda, tapi saya orang Jawa. Ada istilah Jawa yang mengatakan kita harus pintar menempatkan diri.

Penampilan saya seperti ini adalah bentuk pemberontakan terhadap formalisasi birokrasi yang luar biasa (mengganggu) saat ini. Masak pejabat menemui petani pakai baju safari, jadi menurut saya itu berlebihan,” terangnya. Dia pun mencontohkan gaya presiden lainnya di dunia. “Saya sering mengamati Presiden AS Obama seperti apa, dia ternyata lebih sering pakai kemeja panjang dan tidak pakai dasi.

Saya sering mengamati Presiden Tiongkok yang pakai hem lengan pendek pada musim panas, intinya itu pintar menempatkan diri,” ucapnya. Ada pula yang meminta agar setelah Dahlan Iskan jadi presiden, proyek transmisi Kalsel ke Kaltim yang lama mandek bisa dituntaskan. “Memang proyek ini sudah lama, dan memang luar biasa sulit direalisasikan. Ketika mati lampu, yang disalahkan PLN.

Seandainya tiang selesai dibangun di kawasan Kalsel ke Kaltim, listrik bisa mengalir dan tidak terjadi krisis listrik. Tapi ini tidak bisa, karena masalah tanahnya yang bermasalah dan berperkara,” ujarnya. Soal program food estate yang sangat menguntungkan para petani, Dahlan mengatakan akan memfokuskan proyek ini ke Kalteng dan Kalbar. “Tapi Kalbar sulitnya bukan main membangun food estate ini.

Tapi kita tidak boleh menyerah, sama halnya seperti mobil listrik generasi pertama. Sulitnya bukan main, sampai nabrak gunung. Tapi yang generasi kedua sudah selesai dan kemarin dilakukan tes uji kelayakan. Hasilnya pun sudah keluar dari Kemenhub, hari ini (kemarin) dikirim, ke Bali. Saya harus lebih sabar untuk mencoba itu. Saya harus belajar dari peristiwa lalu, karena tujuannya untuk APEC.

Mobil listrik generasi kedua belajar dari generasi pertama, dan akan diperlihatkan ke para pemimpin dunia yang hadir di Bali nanti. Food Estate juga harus seperti itu, sulit tapi tidak boleh menyerah,” tutur Dahlan. Peserta juga ada yang menanyakan apa sebenarnya motivasi hidup Dahlan Iskan, terutama setelah transplantasi hati. “Saya enggak bisa jawab,” seraya tertawa. Namun dia lalu melanjutkan.

“Saya dulu mengira umur saya pendek, karena keluarga saya rata-rata umurnya pendek. Kakak kandung, ibu dan paman saya belum 40 tahun sudah meninggal. Saya punya perasaan akan meninggal muda. Maka yang saya lakukan adalah intensifikasi umur. Usia saya yang pendek ini, saya harus lebih produktif lagi. Lebih baik, umur pendek yang produktif dari pada umur panjang tidak produktif.

Tetapi umur saya lebih panjang dari yang saya duga, tapi lebih baik lagi, yakni umur panjang dan produktif,” ungkapnya, yang langsung menginspirasi ratusan ReDI. Salah satu penanya lainnya, memberikan pandangannya soal politik. Dia secara jujur menyebut tak peduli dengan politik. Dia mengaku datang ke acara seminar, hanya karena sosok Dahlan Iskan. Bukan karena partai atau misi politik lainnya.

“Saya kira sikap Anda ini paling betul. Saya pada dasarnya seperti itu. Anak saya juga begitu. Ketika saya menjadi pengusaha, saya juga tidak tertarik dengan dunia politik. Saya pernah didaulat menjadi gubernur Jatim. Sampai para calon gubernur datang ke saya, menanyakan hal itu. Tapi saya pikir, alangkah sulitnya wartawan saya nanti. Menjadi pengusaha atau menjadi orang independen paling enak, merdeka,” ungkapnya.

Perihal korupsi yang merebak di Indonesia, di mata Dahlan yang salah adalah sistemnya. “Nantinya, sistem akan lebih berperan terhadap korupsi. Seperti di Pelabuhan Tanjung Perak, nanti mengangkut peti tak perlu pakai truk, tapi monorail. Semuanya tidak akan saya buka di sini, nanti kalau saya ungkapkan ada perlawanan dari golongan terancam,” ucapnya.

Blok Mahakam yang saat ini kelanjutan kuasa pengelolaannya begitu ditunggu warga Kaltim, juga akan menjadi perhatian Dahlan. “Saya ingin semangatnya bukan karena anti-asing dan bukan karena nasionalisme sempit. Nanti kita akan dikucilkan dunia internasional. Saya ingin Blok Mahakam ditangani Pertamina karena memang Pertamina harus jadi perusahaan besar, di mana putra-putri kita sudah mampu menangani itu.

Kapan ahli perminyakan kita bisa mampu, kalau tidak diberi kesempatan,” ucapnya. Usai tanya jawab, ribuan peserta seminar kembali foto bareng Dahlan Iskan. Kedatangan Dahlan ke Kaltim, untuk menghadiri acara Kenduri Rakyat untuk Dahlan Iskan, yang akan digelar seharian penuh pada Minggu (29/9) hari ini, baik di Samarinda dan Balikpapan (berita terkait di halaman 12). Kedatangannya, khusus demi memenuhi permintaan warga Kaltim. Daerah yang hingga kini dicintainya.(*/rkp/che/k1)

Dahlan Iskan : MH096 : Sashimi Prinus setelah Lama Mampus




Senin, 30 September 2013
Manufacturing Hope 96
Inilah mayat hidup berikutnya di BUMN: PT Perikanan Nusantara (Prinus). Perusahaan ini sebenarnya praktis sudah mati. Tidak ada aktivitas berarti di dalamnya. Karyawannya pun sudah tiga tahun tidak bergaji.
Ini sangat ironis. Di negara yang luas lautnya 2/3 dan daratnya hanya 1/3, perusahaan negara yang bergerak di bidang kelautan malah tidak bisa berkembang. Membuatnya hidup kembali juga tidak mudah. Kepercayaan dari stakeholder sudah hilang. Bahkan, kepercayaan kepada diri sendiri pun sudah lenyap. Utangnya menumpuk. Sampai lebih Rp 50 miliar. Termasuk utang pajak Rp 12 miliar.

Ibarat orang mau merangkak, dia harus bisa keluar dulu dari lubang yang dalam.
Tidak masuk akal perusahaan perikanan mati di kolam ikan. “Tidak ada modal.” Begitu selalu kilah yang terucapkan. “Minta PMN.” Itu ujung-ujungnya. Minta penambahan modal negara.

Saya tidak mau dua-duanya. Modal hanya bisa diberikan kepada yang biasa kerja, kerja, kerja. Modal tidak boleh diberikan kepada yang tidak mau bekerja. Yang biasanya juga tidak mau berpikir. Yang biasanya juga mudah mengeluh. Yang biasanya juga mudah menyerah. Yang biasanya juga mudah menyalahkan orang lain.


Karena itu, saya tidak mau menjanjikan modal. Saya minta mereka bekerja dulu. Kerja. Kerja. Kerja. Apa yang bisa dikerjakan” “Apa saja,” jawab saya. Maka dicarilah apa yang bisa dikerjakan.


Muncullah gagasan ini. Datangnya dari Direktur Keuangan (waktu itu) Abdussalam Konstituanto. Cari upah dari memperbaiki kapal orang lain. Menjual jasa. Tanpa modal. Kecuali tenaga.


Toh, PT Prinus punya galangan kapal. Bahkan di lima lokasi: Pekalongan, Surabaya, Bitung, Ambon, dan Sorong. Kelimanya berada di pusat-pusat kekayaan perikanan Indonesia.


Dulunya, zaman dulu, galangan kapal itu dimaksudkan untuk dipakai sendiri. Ketika PT Prinus masih jaya. Masih memiliki banyak kapal. Kalau ada kapal yang rusak, tinggal diperbaiki di galangan sendiri.


Belakangan lima perusahaan perikanan di lima kota itu bermasalah. Semuanya.  Mismanagement. Secara berjamaah. Sakit. Sempoyongan. Semaput. Sekarat.


Tahun 2004 muncul ide menyehatkannya: digabung menjadi satu perusahaan dengan nama PT Perikanan Nusantara (Persero). Menyatukan lima perusahaan sekarat ternyata ibarat orang lumpuh menggendong orang pingsan. Tidak jalan.
Sampai tiga tahun kemudian tidak bergerak. Penyatuan itu ibarat hanya mengumpulkan lima orang sekarat dalam satu kamar pengap. Tidak ada obat dan tidak ada dokter.

Baru pada 2007 statusnya diperjelas: diberi direksi dan diberi injeksi. Bayangkan apa yang bisa diperbuat gabungan lima perusahaan lumpuh itu. Lima perusahaan yang secara spiritual sudah rusak bertahun-tahun.


Tentu, saat diangkat sebagai menteri, saya tidak bisa membiarkannya. Mayat itu harus diurus. Dikubur. Atau dihidupkan. Saya mencoba memilih yang kedua. Rasanya tidak akan sesulit pabrik kertas Leces. Dunia kian tidak memerlukan kertas. Dunia kian memerlukan ikan.


Untuk langkah pertama, saya minta utang-utang PT Prinus diselesaikan. Beres. Lalu muncul ide dari Abdussalam untuk mendayagunakan galangan kapal itu. Kerjakan. Kerja. Jalan. Bernapas.


Tahun berikutnya Abdussalam saya naikkan jadi direktur utama. Berkibar. Lima galangan kapal di lima kota itu kian sibuk. Uang mengalir masuk. Tidak ada lagi yang bocor. Dulu galangannya sibuk, tapi uangnya entah ke mana.


Jumat lalu saya ke Ambon. Meninjau PT Prinus Cabang Ambon. Tanda-tanda kehidupan tampak dengan nyata di situ. Galangan kapalnya sibuk. “Sampai Desember nanti sudah penuh. Kami sudah menolak-nolak order,” ujar Ferdinand Wenno, kepala PT Prinus Cabang Ambon.


“Banyak sekali kapal ikan yang antre perbaikan,” tambahnya. “Bahkan, kapal ikan Taiwan pun diperbaiki di sini,” ungkap dia. Terlihat ada kebanggaan di sorot matanya.


Demikian juga di Surabaya, Bitung, dan Sorong. Semua sibuk bekerja. Bangga.
Hope itu cepat menjalar. Merambat. Menular. Mewabah. Setelah galangan kapalnya bergairah, Abdussalam mengayunkan langkah baru. Menghidupkan pabrik es di lima kota.

Kapal ikan perlu es. Dalam jumlah besar. Nelayan mulai mendatangi PT Prinus. Untuk mendapatkan es.


Abdussalam pandai memanfaatkan hope dan optimisme. Dia jadikan itu mesiu untuk melesatkan cita-cita. Galangan dan pabrik es bukanlah cita-cita yang sebenarnya. PT Prinus bukan perusahaan es. Dia perusahaan perikanan. Galangan dan es hanyalah sasaran antara. Jembatan.


Awal 2013 Abdussalam menyeberangi jembatan itu. Masuk ke jantung perusahaan: membangun pusat pengolahan ikan. Di lima kota.


Di Ambon saya kaget. Ada tiga orang Korea dan satu orang Amerika. Pagi itu mereka lagi menyeleksi hasil pengolahan ikan Prinus. Agar layak diekspor. Tidak ditolak di negara tujuan. Tidak diklaim.


Itu langkah yang cerdas sekaligus prudent. Perusahaan yang baru hidup seperti Prinus masih menghadapi banyak kerawanan. Belum memiliki keahlian. Kalau ekspor ikannya sampai ditolak, Prinus akan kembali mampus.


Saya sungguh bangga dengan Prinus. Mayat itu kini sudah hidup. Bahkan sudah mampu berjalan. Cukup jauh. Hanya perlu waktu dua tahun. Tanpa suntikan modal sama sekali.


Sorenya saya ke Sorong, Papua Barat. Di sini tanda-tanda kehidupan itu lebih nyata. Galangannya, pabrik esnya, dan pengolahan ikannya sangat istimewa. Tentu semua itu baru awal kebangkitan. Abdussalam masih menyimpan dendam yang sangat dalam: menjadikan Prinus benar-benar perusahaan perikanan kelas dunia.


Dia lahir di Bangkalan, Madura. Dia alumnus Akuntansi Unair. Dia doktor ekonomi IPB. Dia mencintai laut dan isinya.


Sore itu dia sudah menyiapkan sashimi fresh untuk saya. Tapi, heli yang akan membawa saya ke Kais tidak bisa menunggu. Di Kais, pedalaman Sorong Selatan itu, Perum Perhutani sudah siap membangun pabrik sagu pertama.


Saat menuju Kais, saya minta heli terbang rendah di 80 km selatan Kota Sorong. Di sinilah konsorsium PT Pelindo akan membangun pelabuhan laut internasional sebesar yang di Makassar.


Dua proyek itu lebih menggiurkan untuk dilihat. Saya tinggalkan sashimi. Saya telan kembali liur yang sudah telanjur mengucur. (*)
 Dahlan Iskan
Menteri BUMN

Jumat, 27 September 2013

BUMN : Kesulitan : Kena Pajak Barang Mewah, Pesawat Made in Bandung Lebih Mahal 50%



Jakarta - BUMN industri penerbangan, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) mengaku harus menjual lebih mahal produknya kepada pihak swasta atau instansi di luar TNI/Polri dalam negeri. Alasannya karena setiap pembelian pesawat dan helikopter buatan PT DI oleh kena Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM). 


Peraturan ini membuat instansi pemerintahan di luar TNI/Polri atau perusahaan swasta Tanah Air harus membayar 50% lebih mahal dari harga seharusnya yang dijual PT DI.

"Betul kita ada kelemahan kalau jual di dalam negeri di instansi pemerintahan non TNI/Polri atau ke airlines. Ini ada PPn BM. Ini diatur UU, besarannya 50%," ucap GM Marketing Dirgantara Indonesia Arie Wibowo kepada detikFinance Selasa (30/7/2013).

Misalnya Badan SAR Nasional (Basarnas) memutuskan membeli 2 unit helikopter tipe AS-365N3+ Dauphin ke PT DI. Basarnas wajib membayar PPn BM hingga 50% ketika membeli helikopter ke PT DI, padahal kalau Basarnas membeli helikopter di luar negeri harga jauh lebih terjangkau karena tidak harus membayar pajak barang mewah.

"Kita jual 2 buah heli ke basarnas. Basarnas wajib bayar PPn BM senilai 50% dari harga heli. Itu sama saja bayar 1 heli untuk beli 2 heli. Jadinya Basarnas kalau beli di PTDI mahal," terangnya.

Ia mencontohkan harga pesawat CN295 untuk versi standar dijual US$ 39 juta per unit. Ketika pesawat ini dibeli oleh maskapai dalam negeri, pihak maskapai harus membayar lebih mahal menjadi US$ 58,5 juta per unit karena adanya PPn BM.

Kondisi ini membuat pelanggan asal dalam negeri lebih memilih membeli dari impor atau dari para pemasok produsen pesawat dan helikopter dunia. Padahal secara kualitas pesawat dan helikopter yang dibuat dan dirakit pada pabrik PT DI yang terletak di Bandung Jawa Barat tidak kalah bersaing.

"Misal Lion Air, Sriwijaya beli di PT DI jadi mahal kalau mereka pengadaan pesawat lewat luar negeri mereka nggak dikenakan PPnBM. Ini kontradiksi. Jadi animo beli pesawat di PT DI rendah karena pajak," jelasnya.

Ia pun berharap pemerintah melalui Kementerian Keuangan dapat merevisi pengenaan PPnBM untuk produk-produk strategis karya BUMN Indonesia. Hal ini jika diterapkan bisa meningkatkan daya saing produk PT DI di pasar dalam negeri.

"Jadi kita jual lebih banyak ke luar negeri karena aturan PPnBM. Paling kalau jual ke luar negeri kena PPh saja. Sementara pasar dalam negeri jauh lebih besar daripada luar negeri tapi dengan aturan ini (PPnBM) jadi sulit," tegasnya.
(feb/hen)

Dukungan : REKTOR IAIN SUMUT, PROF DR ANUR A FADHIL LUBIS Dahlan Iskan Layak Presiden

rektor IAIN Sumut
rektor IAIN Sumut

MEDAN – Semua warga negara Indonesia memiliki hak memasuki dunia politik. Tidak hanya orang-orang yang berpendidikan politik saja, pebisnis seperti Dahlan Iskan pun pantas  masuk dalam dunia politik dan menjadi pemimpin di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Rektor IAIN, Prof Dr Nur A Fadhil Lubis MA kepada Sumut Pos, Kamis (26/9). “Sesuatu yang wajar bila Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menjadi peserta konvensi Partai Demokrat. Bahkan tak hanya itu menjadi Presiden RI sudah layak dan pantas,” katanya.
Fadhil menilai kepantasannya memimpin sebuah negara tercerminkan dari keberhasilan-keberhasilannya selama ini dalam memimpin dan menjadi pembisnis yang suksesn
“Semua warga negara punyak hak konstitusional untuk maju jadi capres, apalagi setingkat Dahlan Iskan yang selama ini dikenal sosok yang memiliki visi yang jelas saat memimpin sebuah perusahaan. Contohnya saat menjadi pimpinan di sebuah media nasional, dirut PLN, dan menteri BUMN,” katanya.
Fadhil mengaku mendukung Dahlan Iskan bila ia menjadi Presiden RI. “Sebenarnya siapa saja kita dukung apalagi ia dapat menjadikan Indonesia lebih baik. Harus bisa merakyat seperti Dahlan Iskan. Saya setuju bila dia menjadi presiden RI,” ujarnya. (put)

Read more: http://www.hariansumutpos.com/2013/09/66008/dahlan-iskan-layak-presiden#ixzz2g9MMVr6O

Kunjungan : Sorong : Dahlan resmikan fasilitas pengepakan ikan modern di Papua

Ray Waromi
Jum'at,  27 September 2013  −  17:47 WIB
Dahlan resmikan fasilitas pengepakan ikan modern di Papua
Menteri BUMN Dahlan Iskan/Foto: Ist
Sindonews.com - Menteri BUMN Dahlah Iskan meresmikan fasilitas pengepakan ikan modern milik PT Perikanan Nusantara yang merupakan salah satu BUMN di bidang perikanan yang berada di Sorong, Papua Barat, Jumat (27/9/2013).

Dalam peresmian yang ditandai dengan penandatangan prasasti tanda mulai beroparasinya fasilitas yang dikenal dengan sebutan ABF atau Air Balst Freezer tersebut, Dahlan Iskan juga menyempatkan diri melakukan kunjungan ke dalam fasilitas pengepakan, dimana BUMN tersebut saat ini bisa menghasilakan ikan mencapai ratusan ton per bulan dengan pangsa pasar ekspor ke sejumlah negara di Eropa dan China.

Diketahui, PT Perikanan Nusantara dulu dikenal dengan nama PT Usaha Mina. Sebagai perusahaan BUMN, perusahaan tersebut sempat mengalami kolaps pada medio tahun 1997-an yang disebabkan krisis moneter dan krisis politik yang melanda negeri ini.

Pada 1998, BUMN di bidang perikanan ini kembali bangkit, dan kini 9 cabang yang saat ini dimiliki bumn tersebut berada di berbagai daerah di Indonesia kembali bangkit untuk menyumbang pendapatan di bidang pengelolaan industri perikanan bagi negara.

Selain meresmikan fasilitas pengepakan ikan modern di Sorong, Dahlan Iskan yang telah berada di Papua Barat selama dua hari, sebelumnya juga melakukan peresmian terhadap pabrik sagu milik BUMN, PT Perhutani yang berada di daerah Kais, Kabupaten Sorong Selatan, dimana pabrik sagu tersebut merupakan pabrik sagu pertama yang ada di Papua.

http://ekbis.sindonews.com/read/2013/09/27/34/788255/dahlan-resmikan-fasilitas-pengepakan-ikan-modern-di-papua

Kunjungan : Sorong : Dahlan Iskan Disukai Rakyat

Dahlan Iskan Modalnya Demokrat

Agustinus Isir: Dahlan Iskan Disukai Rakyat 


DISAMBUT HANGAT: Menteri BUMN Dahlan Iskan beserta ibu di helikopter saat memangsang sabuk pengaman sebelum berangkat ke Raja Ampat Kamis kemarin (26/9).RATNO/RADARSORONG
SORONG - Tokoh pemuda Papua, Agustinus Isir menilai sosok Dahlan Iskan pantas memimpin negara ini.  Meski mengaku belum pernah bertemu langsung dengan Dahlan Iskan yang menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu, namun Agus Isir- sapaan akrabnya, mengatakan, figur pemimpin yang didambakan rakyat adalah seperti Dahlan Iskan yang memiliki sifat asli sangat merakyat dan tidak dibuat-buat untuk sekedar pencitraan.
 “Saya sendiri memang belum pernah bertemu dengan beliau (Dahlan Iskan,Red), tapi pak Dahlan saya lihat itu orangnya sangat peduli dengan masyarakat. Tidak menganggap dirinya pejabat, santai, itu yang rakyat suka. Karena itu saya sebagai tokoh pemuda Papua bahkan di Indonesia Timur menyatakan mendukung kalau pak Dahlan jadi presiden,”ujar Agus Isir.
Sering menyaksikan Dahlan di televisi (TV) berbaur dengan masyarakat (blusukan, red) dan begitu cepat dalam memecahkan suatu persoalan, dinilai Agus Isir  kalau Dahlan Iskan adalah sosok pemimpin yang cerdas dan sangat rendah hati. Bahwa Dahlan Iskan kini maju sebagai calon presiden (capres) dalam konvensi Partai Demokrat, Agus Isir pun berpendapat kalau Dahlan Iskan itu modal atau asetnya  Partai Demokrat dalam Pemilu presiden 2014 mendatang. 
“Biar ada jenderal lagi, tapi saya lihat Pak Dahlan ini sangat disukai rakyat dan sudah sudah populer di tengah masyarakat.  Jadi kalau sampai Pak Dahlan tidak lolos dalam konvensi Partai Demokrat itu sangat disayangkan dan saya kira Partai Demokrat akan susah menang dalam  Pilpres 2014 mendatang, ”ujarnya. Lebih lanjut, Agus Isir juga mengatakan, jika Partai Demokrat mengusung  Dahlan Iskan sebagai Capres 2014 mendatang, maka  elektabilitas Partai Demokrat yang saat ini rendah akan kembali membaik.
Sementara itu, Dahlan Iskan bersama istri, Kamis kemarin (26/9), melakukan peresmian unit pengolahan ikan yang dikembangkan PT Perikanan Nusantara Cabang Sorong.
PT Perikanan Nusantara akan bermitra dengan masyarakat nelayan yang nantinya menjadi penyuplai bahan baku (Ikan,red) untuk diolah di unit pengolahan ikan ini. Dalam operasinya, PT Perikanan Nusantara bukan hanya semata-mata mementingkan bisnis, tetapi juga bermitra dengan nelayan dan rangka mengembangkan dan memberdayakan serta memajukan masyarakat nelayan yang ada di wilayah Sorong khususnya dan Papua Barat umumnya.
Industry perikanan terpadu bukan hanya dalam hal pengolahan ikan, tetapi juga terdapat dock (tempat perbaikan kapal), pabrik es yang saat ini sudah beroperasi. Untuk pengembangan usaha perikanan terpadu, terlebih dengan besarnya potensi perikanan di wilayah perairan Sorong dan sekitarnya, maka juga akan ada terminal terpadu yang nantinya melayani penyediaan jasa wisata, sarana produksi perikanan, menyediakan bahan baku dan sejumlah pengembangan industri perikanan terpadu lainnya.
Bermitra dengan masyarakat lanjutnya, PT. Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Sorong akan membeli ikan dari nelayan, tentunya dengan harga yang disesuaikan dengan kualitas ikan tangkapan. Hasil produksi dari unit pengolahan ikan ini nantinya untuk memenuhi pasar local, regional, bahkan juga untuk pasar ekspor, terutama ke pasar Eropa.
Selain meresmikan Unit Pengolahan Ikan milik PT Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Sorong di kompleks eks Usaha Mina, Meneg BUMN berkunjung ke Raja Ampat. Rencananya, Jumat hari ini, Dahlan Iskan berkunjung ke Distrik Kais Kabupaten Sorong Selatan, lokasi yuang akan digunakan Perum Perhutani untuk membangun pabrik sagu dengan kapasitas giling 30.000 ton pertahun yang diperkirakan sudah bisa beroperasi pertengahan tahun 2015 mendatang.  Dari Kais, Meneg BUMN kembali ke Sorong meresmikan Unit Pengolahan Ikan milik PT Perikanan Indonesia Cabang Sorong. (jpnn)

Kunjungan : Ambon : DAHLAN ISKAN OPTIMIS EKONOMI MALUKU AKAN LEBIH BAIK

dahlan-kunjungan1Tiba Ambon, Menteri BUMN ini melakukan hal-hal yang tidak terduga. Selain menghindari sambutan VIP, diluar jadwal Dahlan Iskan malah melakukan sidak ke Pelabuhan Yos Sudarso Ambon dan PPN Tantui. Terakhir, Menteri yang terkenal dengan motto Kerja…Kerja…Kerja ini menutup kunjungannya dengan menikmati nasi kuning ibu Jamillah.
Tiba dengan pesawat Batik Air sekitar pukul 05.30 WIT pagi Kamis (26/9) kemarin, Dahlan dan rombongan sedianya dijemput di VIP Bandara Pattimura Ambon. Disana telah siap unsur Muspida Maluku dan para pimpinan BUMN di Maluku. Mobil yang ditumpangi Dahlan awalnya menuju arah ruang VIP, namun supir disuruh langsung tancap gas menuju Pelabuhan Yos Sudarso Ambon. Para penjemput yang berada di VIP Bandara kebingungan dan cepat-cepat mengikutinya dari belakang.
Bersama rombongan, kendaraan menelusuri jalan raya Ambon selama 30 menit menuju Pelabuhan Ambon. Kepala Humas Kementerian BUMN Faisal Halimi mengaku acara blusukan ini di luar agenda. “Ini di luar agenda kami. Seharusnya proses penyambutan dulu,” ucap Faisal saat menemani Dahlan blusukan di Pelabuhan Ambon, Kamis (26/9/2013).
Selain rombongan dari Jakarta, ikut dalam rombongan sidak, Dirut Ambon Ekspres Mahfud Waliulu, Direktur Rakyat Maluku, Ahmad Ibrahim dan Direktur Ameks, Nasri Dumula. Sementara plh Gubernur Maluku, Nn Ros Far-Far juga turut ke Pelabuhan Yos Sudarso menanti selesai sidak.
Setibanya di pelabuhan peti kemas, kargo dan penumpang yang dikelola PT Pelindo IV (Persero) ini, Dahlan langsung meninjau toilet terminal pelabuhan penumpang. Disini Dahlan didampingi GM Pelindo IV Cabang Ambon, Aris Tundru yang datang tergopoh-gopoh. Melihat kondisi toilet yang kurang terawat, Dahlan hanya goyang-goyang kepala tanpa komentar. Mantan bos PT PLN ini langsung menyusuri terminal peti kemas.
Dahlan menyusuri seluk beluk pelabuhan. Bahkan, posisi container yang paling belakang dan beralaskan sampah dikunjunginya. ‘’Ini (container) sudah lama disini ya. Jangan terlalu lama,” katanya kepada Aris yang terus mendampingi sambil berjalan cepat.
Saat acara blusukan, operasional bongkar muat barang belum dimulai. Operasional dimulai pukul 08.00 WIT. Sambil berjalan Aris menjelaskan pengembangan pelabuhan di depan Dahlan. Menurutnya, kapasitas pelabuhan bakal ditingkatkan. Pasca pengembangan yang tuntas pada 2014, daya tampung pelabuhan peti kemas bisa meningkat 25%.
“Pertama kita kembangkan melalui reklamasi di samping pelabuhan. Pasar Lama digusur sesuai kesepakatan dengan Pemkot Ambon. Reklamasi untuk tahap awal berjalan. Kita jadikan pelabuhan peti kemas. Investasi CC sebanyak 1 unit,TT sebanyak 2 unit, tronton 4 unit. Untuk tahun depan sudah clear. Arus peti kemas saat ini 70.000 box per tahun. Akan meningkat 20-25%,” jelas Aris.
Usai blusukan, Dahlan dan rombongan diantar ke Swisbell Hotel untuk sekedar beristirahat sebelum mengikuti acara Dies Natalis Fakultas Hukum Unpatti. Celakanya, saat berada di Swisbell hotel, Aris sang GM PT Pelabuhan Indonesia IV Ambon mendapat teguran. Ini karena Pelindo ternyata menyediakan kamar mewah bagi Dahlan dan istrinya. ”Lain kali jangan seperti itu ya. Pelindo IV kan masih belum banyak uangnya. Kamar yang tadi dipakai, saya yang bayari ya,” kata Dahlan Iskan.
Aqua Dwipayana, salah satu motivator yang kebetulan sedang di Ambon, mengaku kaget melihat Dahlan Iskan menegur stafnya karena disediakan hotel yang bagus.  ”Semoga keteladanan Pak Dahlan ini ditiru banyak pejabat lain. Terutama, untuk berperilaku sederhana,” celetuk Dwipayana.
Dari hasil peninjauannya itu, Dahlan mengaku kalau pertumbuhan kontainer pelabuhan Yos Sudarso Ambon sudah  sangat  baik. Dan potensi  meningkatkan pertumbuhan masih sangat besar. Keyakinan Dahlan ini, didasari upaya  PT Pelindo IV (Persero) yang terus melakukan penataan pelabuhan untuk penyediaan terminal  peti kemas. Diantaranya melakukan reklamasi di sekitar pelabuhan Yos Sudarso
“Supaya arus barang dari dan ke Ambon semakin besar, kemudian diadakan reklamasi pantai untuk luas lapangan pelabuhan, karena kedepan itu, angkutan barang itu semua dimuat dengan Kontainer,” ungkap Dahlan ketika ditemui di
Universitas Pattimura Ambon seusai memberi kuliah umum bagi ratusan mahasiswa kampus tersebut.
Selain reklamasi pantai yang telah dilakukan, Dahlan juga berharap, agar pihak PT Pelindo Ambon juga harus membongkar gudang barang yang ada di pelabuhan Yos Sudarso saat ini. Sebab, kedepan tidak dibutuhkan. “Karena sekarang hanya sedikit barang yang memerlukan gudang. Kalau jaman dulu khan semua barang memerlukan gudang, tapi pelabuhan sekarang memerlukan lapangan karena barang-barang dikirim dengan container,” katanya.
Dia pun optimis bila perluasan area pelabuhan selesai, dapat berpengaruh secara sginifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Maluku, khususnya di Kota Ambon. “Nah kalau jumlah kontainer bisa dua kali lipat dari sekarang ini, ekonomi di Ambon ini akan semakin jauh lebih baik,” tandasnya.
Menyoal keberadan PT Perikanan Nusantara Tantui, Dahlan optimis, BUMN yang sempat berhenti beroperasi sekira tujuh  tahun karena konflik berkepanjangan dan masalah pengelolaan ini, akan kembali bangkit bila di tata menjadi lebih baik. Dia menargetkan, tahun depan, PT. Perikanan yang memiliki unit usaha dok kapal, pengolahan ikan hingga penangkapan ikan laut seperti cakalang dan tuna ini sudah dapat melakukan kegiatan ekspor. “Tadi saya sudah tinjau fasilitas-fasilitasnya, dan kedepan kita dorong untuk ekspor terus,” ucapnya.
Mantan Dirut PLN ini menjelaskan, kendala utama yang akan ditemui oleh PT Perikanan Nasional untuk melakukan kegiatan ekspor adalah menjaga kualitas ikan yang akan diekspor. “Tapi saya yakin ini bisa di atasi, karena sewaktu saya di Pelabuhan Perikanan tadi,  sudah ada tenaga dari Korea dan Amerika untuk mengajari cara menjaga dan menjamin mutu ekspor. Nah setelah itu, baru kita menyeleksi barang ekspor itu seperti apa,” jelasnya.
Hingga saat ini, PT Perikanan Nusantara  yang mulai beroperasi sejak 2008 itu,  melakukan penangkapan ikan dan memprosesnya menjadi ikan beku sebanyak tujun ton per hari, dan hasil produksi BUMN perikanan ini untuk kebutuhan dalam negeri.
Nasi Kuning Ibu Jamillah,
Dahlan Iskan sepertinya hafal betul keberadaan nasi kuning yang sering dijajakan sepanjang pada emperan toko di sejumlah ruas jalan di Kota Ambon. Semenjak jadi CEO Jawa Pos, dan sering berjunjung ke Ambon, Dahlan tak pernah lupa nasi kuning. ‘’Saya ingin makan nasi kuning Ambon,” katanya kepada pengiringnya sesaat sebelum meluncur ke Unpatti. Karena tidak memiliki waktu banyak, Dahlan meminta salah satu pengiringnya membeli dan membungkusnya saja. Nasi kuning ibu Jamillah yang berlokasi di Soa Bali menjadi oleh-oleh.
Usai membawakan materi di acara Fakultas Hukum Unpatti, rombongan Dahlan Iskan yang hanya terdiri dari dua mobil bergerak ke arah Bandara Pattimura Ambon. Di ruangan VVIP Bandara Pattimura, sudah siap menunggu sejumlah pejabat dan pimpinan BUMD di Maluku berikut jamuan makan siang.
Waktu sudah menunjukan pukul 13.00 WIT ketika para pejabat mengajaknya makan siang.
“Ayo kita makan,” ajak Dahlan sambil menghampiri meja makan dan diikuti para rombongan. Setelah berjalan-jalan mengitari meja jamuan makan dan menunjuk-nunjuk makanan yang ada, Dahlan kemudian balik dan bertanya nasi kuning yang dipesannya tadi pagi. “Nasi kuningnya mana,” ujarnya.
Setelah diberitahu kalau bungkusan nasi kuning racikan Ibu Jamillah sudah disajikan di meja makan, Dahlan lantas menghampiri dan melahap didampingi istrinya. Aksi ini diikuti para pejabat dan pimpinan BUMN. “Ternyata nasi kuning Ambon enak. Nasi kuning ibu Jamilah enak, pake santan asli dari buah kelapa dan bukan dari bahan kare. Enak,” katanya setelah menghabiskan satu bungkus nasi kuning. Rombongan selanjutnya bertolak ke Sorong, Papua Barat. (*)

http://www.ambonekspres.com/index.php?option=com_k2&view=item&id=734:dahlan-iskan-optimis-ekonomi-maluku-akan-lebih-baik&Itemid=497

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost