Minggu, 23 Maret 2014

Dahlan Iskan : MH120 : Di Selo Harapan Baru Itu Terbuka


Manufacturing Hope 120

Tiba-tiba saya bisa tahlilan di Grobokan. Di kuburan seorang tokoh: Ki Ageng Selo. Tidak saya sangka kalau makam tokoh itu di dekat kebun kedelai yang saya tinjau Rabu lalu.

Itulah tokoh yang namanya saya pakai untuk mobil listrik generasi kedua putra petir: Selo. Sebuah mobil sport warna kuning yang baru dipamerkan di Universitas Atmajaya Jakarta dan juga di Palembang sana.
Nama Selo kami ambil karena ada legenda yang sudah terkenal, bahwa Ki Ageng Selo mempunyai kemampuan menangkap petir.

"Benarkah makamnya di desa Selo ini," tanya saya pada Bupati Grobogan Bambang Pudjiono yang menyertai saya meninjau kebun kedelai unggul itu. "Saya pikir makamnya di Jogjakarta," tambah saya.
Kalau Pak Bupati tidak menginfokan keberadaan makam ini, tentulah saya tidak akan pernah bisa "permisi" menggunakan nama beliau untuk mobil listrik kita.

"Jangan-jangan karena belum pernah minta izin itulah sehingga nasib mobil listrik tidak segera jelas sampai sekarang," gurau teman saya yang ikut ke Grobogan.

Maka di makam Ki Ageng Selo itu, di samping tahlil, saya juga curhat (dalam hati) mengenai sulitnya prosedur mengurus mobil listrik itu di pemerintah. Padahal negara lain sudah kian kencang saja larinya.

Hari itu saya ke Grobogan untuk dua acara: gropyokan tikus dan meninjau tanaman kedelai binaan Bank Mandiri. Berita keberhasilan teknik baru gropyokan tikus di Godean Jogja dulu ternyata telah menginspirasi banyak daerah untuk melakukan hal yang sama.

Maka hari itu tim Brigade Hama PT Pupuk Indonesia mensosialisasikan cara-cara baru tersebut.
Dari gropyokan tikus inilah saya menuju desa Selo. Saya lihat tanaman kedelainya sudah mulai berbuah. Memang agak aneh di bulan Maret begini bisa tanam kedelai. Itulah tanaman kedelai di luar musim.

Ini memang hanya bisa dilakukan di daerah-daerah tertentu. Terutama yang kontur tanahnya agak tinggi. Sehingga di saat turun hujan tidak akan ada air menggenang. Pengolahan tanahnya pun sedemikian rupa sehingga air hujan bisa langsung meninggalkan lokasi.

Promotor tanaman kedelai ini adalah Adi Widjaya. Dialah putra daerah Grobogan lulusan Universitas Satya Wacana Salatiga yang memenangi lomba technoprenuer Bank Mandiri.

Mikroba temuannya telah memenangkan hadiah Rp 1 miliar. Dengan syarat hadiah itu untuk pengembangan kedelai dengan menggunakan temuannya itu.

Adi berhasil mengumpulkan petani yang mau mencoba teknik dan pupuk yang dia temukan. Tentu dengan benih dan pupuk yang diberikan gratis dari uang Rp 1 miliar itu. Total terkumpul sekitar 1.000 hektar tanah yang mau dipakai uji coba.

Inilah kedelai unggul yang luar biasa. Dengan menggunakan teknik baru itu akan bisa dihasilkan 2,5 ton per hektar. Sekitar dua kali lipat dari produksi kedelai dengan cara lama.

Kalau saja semua petani kedelai menggunakan cara ini, maka kekurangan produksi kedelai nasional bisa diatasi. Impor kedelai bisa dikurangi secara drastis.

Tanaman kedelai yang saya tinjau itu memang sangat jelas bedanya. Daunnya lebih tebal, pohonnya lebih tinggi, dan cabang-cabangnya lebih banyak.

Daun yang tebal itu berfungsi untuk penyerapan sinar matahari yang lebih maksimal.
Cabang yang banyak itu berfungsi untuk menghasilkan buah kedelai yang lebih banyak.

Mengapa kedelai ini ditanam di luar musim? "Agar hasilnya bisa untuk benih yang akan ditanam di musim tanam akan datang," ujar Adi Widjaya yang setelah lulus Satya Wacana meneruskan kuliah di Australia itu.
"Jadi, tanaman kedelai ini bukan untuk dikonsumsi, tapi untuk benih," tambahnya.
Tentu para petaninya beruntung. Dengan panen di luar musim harga kedelainya sangat baik. Apalagi kualitas benih.

Maka persoalan berikutnya adalah ini: maukah petani di desa Selo itu menanam kedelai dengan teknik yang sudah mereka kuasai itu tanpa bantuan dari Bank Mandiri lagi? "Mauuuuuuu," jawab para petani itu serentak.

Tentu saya masih khawatir dengan jawaban itu. Jangan-jangan hanya karena ada saya. Atau karena ada Pak Bupati Bambang Pudjiono. Maka satu per satu saya tanya mengapa mereka mau meneruskan sendiri teknik baru itu tanpa bantuan.

"Hasilnya sudah kelihatan jelas berbeda," ujar seorang petani yang masih muda . "Kami mau maju Pak Menteri," ujar yang lain.

"Niki mboten mawi bantuan malih lho. Tetep sanggup," tanya saya. "Sangguuuuup," ujar petani serentak.
Saya tegaskan bahwa Bank Mandiri saya minta tetap memberikan dana, tapi untuk desa lain. Agar penggunaan teknik baru itu segera meluas. "Mangertooooos," jawab mereka.

Memang, seperti dijelaskan Adi Widjaya, untuk menerapkan teknik baru itu biayanya bertambah Rp 500.000 per hektar. Tapi hasilnya bertambah Rp 3 juta.

Inilah yang juga saya khawatirkan. Kadang, dengan alasan lagi tidak punya uang, petani mengorbankan hasil yang maksimal. Karena tidak ada uang, petani pasrah: menerima saja hasil seadanya.
Itulah sebabnya program "yarnen" (bayar setelah panen) BUMN harus terus diperluas. Untuk mengatasi sikap pasrah para petani.

Tentu tidak hanya untuk kedelai. Saat ini kami juga lagi bicara dengan dua ilmuwan terkemuka kita yang hasil penemuannya belum dimanfaatkan secara memadai. Itulah topik Manufacturing Hope minggu depan.


Oleh Dahlan Iskan
Menteri BUMN
***
http://kabardahlaniskan.com/2014/03/23/mh120-di-selo-harapan-baru-itu-terbuka/

Jumat, 21 Maret 2014

Dahlan Iskan sang Idola

                  
                           Tamat SMA masuk kuliah (1970) di IAIN Samarinda dan tidak kunjung pernah selesai, karena lebih suka mengurusi koran kampus.
Dahlan Iskan Menuruti kata hatinya, dan mengawali kemandiriannya dengan bekerja sebagai reporter sebuah koran kecil yang terbit di Samarinda (1975), dan setahun kemudian setelah melewati seleksi ketat yang diikuti 6000 calon peserta yang diadakan LP3ES, sebuah LSM yang sedang menjaring bibit calon wartaberbakat, dan Dahlan Iskan tercatat sebagai salah satu dari 18 peserta yang lulus dan berhak untuk magang (bekerja sambil belajar) di majalah mingguan Tempo, yang terbit di Jakarta.

Gaya tulisan Dahlan Iskan yang terkenal menggelitik, dan enak dibaca, memang sudah bakat alamnya, dan terbukti ... reportase eksklusif pelarian napi Kusni Kasdut dari lapas Cipinang, dan kisah tragedi terbakar dan tenggelamnya kapal Tampomas yang menewaskan sekitar 5000 nyawa para penumpang, adalah sebagian dari awal tonggak keberhasilannya memasuki jenjang lika liku kehidupan.

Program magang dari LP3ES berakhir, dan Dahlan Iskan dipromosikan dan diangkat menjadi Kepala Biro majalah Tempo di Surabaya, hingga akhirnya tahun 1982 saat Eric Somala (bos Grafiti Pers) membeli dan mempercayakan pengelolaan Jawa Pos kepada Dahlan Iskan. Jawa Pos, dari sejak berdirinya 1 Juli 1949 yang diprakarsai oleh The Tjung Sen, awalnya mengutamakan masalah ekonomi konsumsi komunitas orang cina Surabaya, dan pada saat dibeli oleh Eric Somala, oplahnya tak lebih dari 10% dari oplah koran Surabaya Post, yang saat itu merupakan koran paling laris di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

Jawa Pos, setelah lima tahun dibawah kelola dan kendali Dahlan Iskan, oplahnya sudah 20 kali lipat dari sejak dibeli tahun 1982, yakni mencapai 126.000 eksemplar, dengan omset tahunan Rp. 10,6 milyar, dan dengan motto Jawa Pos sebagai Koran Nasional yang terbit dari Surabaya, maka berdirilah Jawa Pos News Network (JPNN). Disamping bakat hebat dalam menulis berita yang enak dibaca, Dahlan Iskan juga memiliki jiwa bisnis, dan leadership dengan nilai membanggakan jauh diatas rata-rata. Ketiganya terasa sangat menonjol, dan memiliki nilai BEDA yang jauh lebih baik dibandingkan tokoh lain yang ada pada saat 
ini.
1. Dari sisi gaya tulisan, dipastikan sudah terbukti … sebagai contoh tulisannya dalam buku berjudul “Ganti Hati” (pengalaman pribadi saat menjalani tranplantasi liver) pada tahun 2008, atau tulisannya saat menyampaikan kondisi listrik di Pekanbaru, yang berjudul “Bila dua gajah bertempur, maka listrik yang mati”, atau tulisannya tentang pesawat yang jatuh di Papua, lewat tulisannya yang berjudul “Susi tetap di hati” yang didalamnya terdapat kalimat “Rasanya ngeri-ngeri asyik”… yah beginilah gaya tulisan yang memang enak dibaca.

2. Dari sisi sepak terjang bisnis, mari kita lihat profil dirinya dan saat awal memasuki dunia media, saat terbentuknya JPNN, yang merupakan salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia, dan pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian diikuti pembangunan gedung serupa di Jakarta.
Tidak lama kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan gelombang akuisisi atau pengambil alihan terhadap beberapa koran lokal di berbagai daerah, seperti koran Merdeka diambil alih dan berganti nama menjadi koran Rakyat Merdeka, dan saat ini berbagai koran daerah telah menjadi bagian dari kelompok usaha Jawa Pos, dan untuk pendistribusiannya telah tersedia prasarana angkutan darat dan laut berupa kapal-kapal yang terbagi dalam delapan pusat sentra bisnis media, diantaranya :: * Jawa Pos, berpangkalan di Surabaya, menggarap Jateng, Jatim hingga NTT. * Riau Pos, berpangkalan di Pekanbaru, menggarap Riau, Sumbar dan Sumut. * Sumatera Ekspres, berpangkalan di Palembang, menggarap Sumsel, Bengkulu dan Lampung. * Rakyat Merdeka, berpangkalan di Jakarta, menggarap DKI Jakarta, Jabar, Banten dan Jateng. * Akeaya, berpangkalan di Pontianak, menggarap Kalbar. * Manuntung, berpangkalan di Tanah Grogot, menggarap Kaltim, Kalsel, Kalteng dan Sulteng. * Harian Fajar, berpangkalan di Makasar, menggarap Sulsel dan Maluku. * Manado Pos, berpangkalan di Menado, menggarap Sulut, Halmahera dan Papua Barat. Tahun 2002, sepak terjang bisnis Dahlan Iskan telah merambah media elektronik di berbagai daerah, dengan mendirikan JTV di Surabaya, Batam TV, Riau TV, FMTV di Makasar, PTV di Palembang dan Parahiyangan TV di Bandung, bahkan diversifikasi bisnis usahanya tidak hanya seputar media cetak dan elektronik, kini telah mulai merambah bidang bisnis real estate, dan perhotelan.
                    Awal 2009, Dahlan Iskan yang tercatat sebagai Komisaris PT. Fangbian Iskan Corporindo (FIC), telah merencanakan akan melakukan pemasangan serat optic sepanjang 4.300 kilometer, sebagai bagian dari pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong, dan selain memimpin kelompok bisnis Jawa Pos, Dahlan Iskan juga tercatat sebagai presiden direktur dua perusahaan pembangkit listrik swasta, yakni : PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.

3. Sepak terjang gaya kepemimpinannya, dibuktikan melalui badan usaha milik negara yang saat itu boleh dikatakan dengan kondisi “amburadul”, yakni akhir tahun 2009 diangkat menjadi Dirut PLN, menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah DKI Jakarta, dan bagaimana gebrakan awal sepak terjangnya ? … sangat luar biasa, … beberapa gebrakan kepemimpinan Dahlan Iskan diantaranya adalah : bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, dan gerakan sehari sejuta sambungan.
Tahun 2011 Dahlan Iskan masih dalam pelaksanaan pembangunan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) di 100 (seratus) pulau, yang sebelumnya, pada tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS pada 5 (lima) pulau di Indonesia bagian Timur, yaitu Pulau Banda, Pulau Bunaken Manado, Pulau Derawan Kalimantan Timur, Pulau Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Pulau Citrawangan.

Kegemilangan prestasi kepemimpinan Dahlan Iskan saat ini makin cemerlang, dengan ditandai pada tanggal 17 Oktober 2011 melalui kepercayaan yang disandangnya, sebagai Menteri BUMN, sehari setelah dilantik dia sudah membuka mimpi besarnya untuk melakukan pembenahan total terhadap sebagian BUMN yang sedang sakit, bahkan tanpa kesan “necis klimis” dia tampil merakyat, dengan bergelantungan di kereta listrik, guna mencari masukan masyarakat tentang hal apa saja yang bisa dijadikan patokan kebijakannya, mengenakan seragam kegemaran yakni kemeja berlengan pendek berbahan kaos, celana dan sepatu olahraga.

Model kepemimpinan yang mampu memberikan sinyal kuat tentang arah tujuan yang jelas kepada para bawahannya, mendelegasikan teknis pelaksanaan dalam pencapaian target, memberikan arahan jalan keluar dan solusi atas halangan rintangan, selalu didepan dalam menghadapi para pihak eksekutif, pihak legislatif agar mereka memberikan dukungan atas usaha pencapaian hasil akhir yang terukur dan mudah dipahami… ya ini dia hasil akhir yang ingin dicapai sangat terukur, jelas dan mudah dipahami, sehingga pihak lain tidak segan untuk memberikan manfaat peran sesuai fungsi dan tanggung jawabnya. Tidak salah lagi … inilah calon tunggal pilihan balungblitar, untuk menjadi pemimpin No. 1 di Indonesia, doa harapan semoga tetap sehat walafiat, 2014 Dahlan Iskan menjadi Presiden Republik Indonesia ke 7, merupakan kunci pembuka kemandirian bangsaku, meneruskan perjuangan keberhasilan Presiden ke-6 yang saat ini sedang berjuang mengangkat kehormatan bangsa yang terpuruk akibat korupsi. Rakyat Indonesia, sangat berharap datangnya pemimpin tegas yang mau bekerja tanpa berharap jasa, rela dikritik dan menjadi bulan-bulanan opini sesat, membalas kritik dengan kerja cerdas dan hasil nyata, dan hanya ingin memberikan bakti dan bukti nyata tercapainya kondisi rakyat Indonesia yang sejahtera. Bung Karno dan Bung Hatta, terbukti sebagai proklamator dan pembebas negeriku yang terjajah. Suharto, walaupun tidak sedikit jasa baiknya, namun tertutup dengan keburukannya, terutama dalam gaya kepemimpinan otoritarian dan KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Habibi, Gusdur dan Megawati, memang ditakdirkan menjadi pemimpin Negara pada masa pancaroba yakni masa peralihan kepemimpinan era orde baru ke dalam era reformasi.
                         SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono, tampil sebagai pemimpin hasil pilihan rakyat yang demokratis, dan memang dia yang terbaik diantara yang ada, bahkan dia tetap berprestasi dunia karena banyak Negara lain dan badan dunia yang mengakui prestasi kenegaraannya, ditengah beragam masalah besar yang satu per satu secara cemerlang telah diselesaikan dengan baik, seperti penyelesaian masalah GAM, masalah berbagai bencana yang silih berganti seperti tsunami dan merapi, menyelamatkan masalah keuangan Negara, menemukan solusi berwawasan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dalam pemberantasan korupsi, menyelesaikan masalah data kependudukan agar pemilu mendatang akan lebih baik, mencari solusi tentang masalah minimnya berbagai infrastruktur rambu-rambu kebijakan, infrastruktur ekonomi, infrastruktur pertahanan Negara, infrastruktur masalah sosial dan budaya, yang kesemuanya kelak berdampak positif terhadap terwujudnya masyarakat adil, makmur, sejahtera…menjawab kritik pedas dan opini sesat dengan terus bekerja dan hasilnya bisa dirasakan saat ini atau kelak di masa mendatang, beberapa ada yang belum berhasil namun jika dijumlahkan maka jumlah keberhasilannya lebih dari lima kali lipat. Presidenku yang ke-6 ini memang terkesan lamban bertindak, namun jika mengingat permasalahan yang dihadapi, maka jika aku menjadi dia, mungkin malah tidak bisa apa-apa, dan bahkan jika melihat media TV menayangkan para politisi, para kritisi dan para pengamat yang hanya bisa menyalahkan, dalam hati terlintas pikiran bahwa “untung mereka tidak jadi presiden”, karena pribadi seorang Presiden Republik Indonesia yang menjadi pilihan rakyat Indonesia, dipastikan memiliki rasa pantang untuk membangun opini rakyat dengan cara menjelek-jelekan pihak lain, yang bahkan dalam agama juga diharamkan. Bisakah Dahlan Iskan menduduki kursi Presiden Republik Indonesia ke-7 (2014 – 2019) ?. Model kepemimpinan Dahlan Iskan yang mudah dipahami, dengan tujuan dan sasaran jelas yang terukur merupakan modal dasar keunggulan yang tidak dimiliki oleh para pesaing yang saat ini sudah melakukan promosi terselubung, saat ini Dahlan Iskan sejak tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Presiden Republik Indonesia telah mengangkat dan memberinya jabatan sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan, bahkan orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan Iskan dilahirkan?, Dahlan Iskan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. Sebuah contoh bentuk teknik mendapatkan jalan keluar yang sederhana dengan model menyelesaikan masalah tanpa masalah, dan sebagai contoh lain silahkan membaca bagaimana Dahlan Iskan memberikan ide solusi jalan keluar agar pemerintah mendapatkan aliran listrik terutama untuk penerangan jalan umum secara gratis, melalui tulisannya yang dibuat pada tanggal 22 September 2011, yang berjudul “Bila dua gajah bertempur, listrik yang mati”.

                  Satu lagi bukti praktis dan efektifnya kepemimpinan Dahlan Iskan, saat diwawancara salah satu media elektronik, dan ditanya “Apakah Anda optimis mampu menyelesaikan permasalahan BUMN ?”, jawaban Dahlan Iskan, tepat dan meyakinkan … “ndak optimis…ya mati aja”, sambil tertawa tanpa beban. Masak sih … abis dipimpin lulusan Doktor, kok mau dipimpin ama orang yang nggak kelar kuliah ?, … eeeee … jangan salah, dia memang nggak kelar kuliah, tapi bro … dia pemimpin para sarjana, dia ahli konsultan solusi, dia pakar optimis, dia negosiator ulung berkelas, dia decision maker handal, dia punya bukti telah menyelesaikan jutaan masalah rumit, dengan tanpa masalah. Satu lagi bro ... lhah nggak kelar kuliaah aja... prestasinya udah luar biasa ... ape lagi kalau dia lulus pegang gelar sarjana, ... ape nggak malah jadi presiden dunia ... coba mikir , mikir, mikir ... bener kagak ?.... ape gue kate ... udeh dukung dia nyok... kagak ada matinya ... masak punya pemimpin terlalu formil melulu, sekali-kali Indonesia punya pemimpin gaya jalanan, ... hasil kerja cespleng buat rakyat, berkelas dan berprestasi dunia. ... dilanjut ame lagunya jamal mirdad ... suuuka-suuuuka ... nyanyi dipinggir jalan, ... aaasik ...aaasik. Balungblitar optimis Dahlan Iskan menjadi Presiden Republik Indonesia ke-7, pemegang amanah rakyat Indonesia, karena unggul dalam perhitungan jumlah pengumpulan suara pemilihan rakyat Indonesia, … ayo dukung dia … semoga terwujud, aaammmiiinnn.

Kamis, 20 Maret 2014

Dahlan Iskan Wanti-wanti, Garuda Mau Cari Uang Lewat Rights Issue


Jakarta -Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berencana menerbitkan saham baru atau rights issue untuk mencari tambahan modal. Namun Menteri BUMN Dahlan Iskan mewanti-wanti maskapai ini.


Dahlan mengatakan, jangan sampai rights issue yang dilakukan Garuda menyengsarakan BUMN selaku penjamin emisi (underwriter). Ini pernah terjadi, saat Garuda melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering(IPO) pada 2011 lalu.


Saat IPO dulu, saham Garuda tidak laku di pasar, sehingga menjadi beban 3 BUMN penjamin emisinya, yakni Danareksa Sekuritas, Bahana Securities, dan Mandiri Sekuritas. Apalagi saham Garuda malah turun dari harga IPO saat itu.


"Yang penting dari saya, jangan seperti kayak dulu (IPO). Saya enggak mau Garuda kembali menyusahkan Bahana," kata Dahlan usai rapim Kementerian BUMN di Kantor Pusat PT Bahana, Jakarta, Kamis (20/3/2014).


Seperti diketahui, BUMN jasa penerbangan ini berencana melakukan penawaran umum terbatas I sebanyak 3,227 miliar lembar saham dengan kisaran harga Rp 460 sampai Rp 500 per saham. Saham ini merupakan saham biaya atas nama seri B. Saat ini, harga saham GIAAdiperdagangkan senilai Rp 481 per lembar saham.


Dahlan menyerahkan nilai rights issue kepada manajemen Garuda Indonesia. "Saya tidak mau ikut-ikut," tutur Dahlan hari ini.


Untuk rencana rights issue tersebut, Garuda mempercayakan Bahana Securities dan Danareksa Sekuritas sebagia penjamin emisi. Dahlan berharap BUMN penjamin emisi itu mampu memperoleh investor yang kredibel untuk Garuda.


Dahlan mengakui, saat ini kondisi pasar saham tengah fluktuatif. Begitu juga dengan saham maskapai penerbangan pelat merah tersebut. Selain melemahnya harga saham, investor yang akan berpartisipasi dalam aksi korporasi ini harus berkomitmen.


"Cari investor memang paling sulit sebab harganya (Garuda) banyak orang bilang lagi murah sekali," tuturnya.


Saat ini harga saham Garuda berada di posisi Rp 481/lembar. Ini masih di bawah harga IPO pada Februari 2011 lalu yang nilainya Rp 750/lembar.

(feb/dnl) 

http://finance.detik.com/read/2014/03/20/135325/2531653/6/garuda-mau-cari-uang-lewat-rights-issue-dahlan-wanti-wanti

Rabu, 19 Maret 2014

Menakar Pasangan Dahlan Iskan - Abraham Samad


20 Mar 2014 | 14:18
Konstelasi politik menjelang pemilihan umum legilslatif mulai 'memanas' khususnya di level calon presiden. Majunya Jokowi yang mendapat restu Megawati membuat suhu semakin dinamis. Benturannya dengan Prabowo, capres dari Gerindra tak membuatnya goyah, apalagi hanya dengan sebuah perjanjian batutulis yang tidak punya kekuatan hukum yang kuat, PDIP tak bergeming.

Kembali ke calon presiden, partai Demokrat yang masuk sebagai salah satu partai besar dipemilu sebelumnya, jauh hari sudah menyelenggarakan konvensi Demokrat dan berhasil menjaring 11 nama kandidat capres yang akan dipilih oleh publik melalui hasil tiga lembaga survey dan akan diumumkan pasca pileg akhir April nanti.

Satu nama yang diunggulkan yakni Dahlan Iskan yang selalu berada diatas polling dari ke 11 kandidat, tentu akan diproyeksikan menjadi kandidat capres dari Demokrat. Dahlan bisa diandalkan, citranya bagus dan punya jejak rekam yang baik. Punya leadership yang tegas dan pembawaan yang sederhana menjadi modal bersaing di pikpres 9 Juli 2014.

Jika Dahlan Iskan ditetapkan sebagai kandidat capres dari Partai Demokrat, maka menarik untuk menduetkan dia dengan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Saham. Nama Abraham Samad menjadi garansi pasangan ini menjadi pasangan ideal. Abraham Samad punya track record yang bagus, kinerjanya sebagai ketua lembaga KPK dianggap berhasil sampai saat ini.

KPK di bawah kepemimpinan Abraham, berhasil melakukan kerja kerja besar yang tak kenal kompromi. Membongkar kasus kasus besar, hambalang, simulator SIM, century, pengadaan alquran, daging sapi impor, suap MK, Suap Banten dan lain lain. Serta berhasil menangkap pejabat pejabat penting di negeri ini.

Pembawaan Dahlan dan Abraham yang tenang ketika menyikapi kementriaan atau lembaganya disorot, justru mereka tunjukkan dengan kerja yang bagus. Dahlan dan Abraham ibarat dua sisi koin, punya kelebihan dan kekurangan yang akan saling menutupi. Sama sama menjunjung semangat profesionalisme dan kejujuran, menjadi modal tambahan keduanya untuk siap dipasangkan.

Senin, 17 Maret 2014

Sepuluh Triliun Mimpi Dahlan Iskan


Kentut Hitam Peminum Solar

Empat tahun yang lalu. PLN masih banyak memiliki pembangkit listrik raksasa yang semestinya dijalankan dengan gas (PLTG), tapi dijalankan dengan solar. Jumlah semuanya sekitar 5.000 Megawatt. Tersebar mulai dari Jakarta, Bekasi, Gresik, Pasuruan, dan berbagai tempat lainnya.

Tapi PLN tidak bisa mendapatkan gas. Biarpun negeri ini merupakan pengekspor gas. Kalau saja 5.000 MW PLTG ini bisa mendapat gas, PLN akan menghemat sedikitnya 10 triliun pertahun (berdasar harga BBM waktu itu). Belum lagi polusi karena asap hitam dari cerobong PLTG yang dipaksa meminum solar.

Bagi PLN, untuk mendapatkan gas sulitnya minta ampun. Pemilik ladang gas di Indonesia baik asing atau swasta ingin menjual gasnya dengan harga terbaik. Sebab investasi untuk menemukan ladang gas itu tidak sedikit. PLN harus bersaing dengan pembeli-pembeli yang lain: pedagang luar negeri atau pedagang dalam negeri seperti Perusahaan Gas Negara (PGN).

Pemilik ladang gas juga ingin pembeli harus mengambil semua gas yang dihasilkan suatu sumur, berapapun jumlahnya. PLN kesulitan. Sebuah pembangkit listrik sudah didesain memerlukan gas sekian MMBTU (satuan untuk gas). Sedangkan produksi sebuah sumur gas kadang kurang atau lebih dari kebutuhan satu pembangkit.

Kalau produksi sebuah sumur gas kelebihan dari kebutuhan pembangkit, dilema muncul. Dibeli semua PLN rugi, tidak dibeli semua pemilik sumur gas rugi.

Menghadapi kesulitan dan dilema seperti itu, Dahlan Iskan memutuskan. PLN harus membangun penampung LNG yang disebut terminal gasifikasi LNG atau storage CNG. Di terminal ini juga LNG dirubah menjadi CNG, sebelum dapat digunakan untuk bahan bakar PLTG. Dengan storage CNG, PLN bisa lebih leluasa membeli LNG.

LNG bisa dibeli dari mana saja. Bisa dari Tangguh di Papua (yang dijual Megawati ke China), bisa dari Senoro di Sulteng. Kalaupun tidak dapat membeli gas dalam negeri, PLN bisa membeli ke Qatar atau Iran. Asal penampungnya sudah ada.

Mimpi Bukan Hanya untuk Ini

Sekarang impian Dahlan Iskan empat tahun yang lalu menjadi nyata. Rupanya Nur Pamuji yang menggantikan Dahlan Iskan sebagai Dirut PLN tetap melanjutkan impian itu. Kemarin, 17 Maret 2014 storage CNG Muara tawar-Bekasi diresmikan. Langsung bisa menghemat BBM hingga 1,7 triliun pertahun. Dengan investasi 557 miliar dan pengerjaan fisiknya hanya 8,5 bulan.

Di storage CNG Muara Tawar, PLN menampung dan mengkompresi LNG yang di beli dari PGN dan Pertamina EP rata-rata 180 BBTUD. Kebutuhan PLN di luar beban puncak hanya 100 BBTUD. Sedangkan saat beban puncak 300 BBTUD.

Kelebihan gas di luar beban puncak ditampung. Selanjutnya dipakai menutupi kekurangan saat beban puncak. Tidak perlu lagi ditutupi menggunakan BBM sebesar 203 ribu kiloliter pertahun. Atau seharga 1,7 triliun.

Inefisiensi 1,7 triliun ini hanya berdasar penggunaan BBM saat beban puncak saja. Coba bayangkan, berapa triliun pemborosan yang dilakukan pertahun jika PLTG itu benar-benar 100% menggunakan BBM. Tidak menggunakan gas sama sekali.

Selain menghemat BBM, storage CNG Muara Tawar ini mampu mengurangi emisi SO2 sebesar 350 ton pertahun.

Selain PLTG Muara Tawar, PLTG seluruh Jawa juga sudah bebas BBM. Muara Karang, Tambak Lorok, dan Gresik sudah tidak menggunakan BBM lagi. Cerobong-cerobong yang dulu mengeluarkan asap hitam sudah sirna. Mimpi 10 triliun Dahlan Iskan sebagian besar sudah menjadi nyata.

Karena sekarang PLN dapat melangkah lebih ringan meraih mimpi itu. Sebelum Dahlan Iskan menjadi menteri BUMN, jangankan dibantu. PLN malah bersaing dengan perusahaan BUMN lainnya untuk mendapatkan gas. Konon lagi dengan perusahaan asing. Belum lagi kesulitan PLN karena tidak memiliki terminal penampung.

Selain untuk PLN. Dahlan Iskan memiliki mimpi untuk yang lain. Dahlan Iskan sekarang sedang gencar mengkampanyekan merdeka energi. Mendorong penggunaan LNG semaksimal mungkin untuk industri dalam negeri dan rumah tangga. Yang selama ini masih bergantung pada BBM impor atau LPG impor.

Karena Indonesia sangat kaya LNG. LNG adalah gas alam cair yang didapat dari sumur-sumur gas. Selanjutnya LNG ini dikompres dalam tabung besar menjadi CNG. Sedangkan LPG adalah gas bawaan dari sumur minyak. Oleh sebab itu Indonesia harus mengimpor LPG sebagaimana Indonesia juga mengimpor minyak.

LNG atau CNG tidak ekonomis ditampung dalam tabung-tabung kecil. Harus ditampung dalam tabung khusus berteknologi dalam ukuran besar (storage CNG). Setelah itu dialairkan langsung ke pengguna akhir dengan pipa-pipa. Pembangkit listrik, industri atau rumah tangga.

Sekarang Dahlan Iskan mengintruksikan PGN lebih gencar membangun pipa-pipa gas kota. Agar indonesi a terbebas dari ketergantungan impor BBM dan LPG.

Persoalan negeri ini memang gampang-gampang susah. Gampang karena sumber daya sudah ada. Tinggal mencari pemimpin yang mau dan MAMPU mengurainya. Susah jika pemimpinnya tidak MAMPU atau tidak peduli. Semua sibuk memikirkan kepentingan diri-sendiri. Tanpa peduli persoalan negeri. ***

Minggu, 16 Maret 2014

Dahlan Iskan : MH 119 : Tommy Setelah Cuci Darah Melulu



Manufacturing Hope 119

Ini juga kabar gembira. Ketika adik kita Hafidz menjalani transplantasi hati di RS Pertamedika Sentul, Direktur Utama PT Angkasa Pura 1 (Persero), Tommy Soetomo, juga menjalani transplantasi ginjal di RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta. Dua-duanya sukses.

Kalau Hafidz sudah dipindahkan ke ruang perawatan biasa, Tommy sudah saya izinkan masuk kantor. Senin lalu. Dengan beberapa pembatasan. Misalnya, selama sebulan ke depan masih tidak saya izinkan naik pesawat.

Biarlah Tommy menjauh dulu dari sumber-sumber infeksi. Termasuk ketika berada di kantor pun harus dijauhkan dari sumber infeksi. Transplantasinya sudah sukses, jangan sampai pasca transplantasinya gagal.

Tommy adalah seorang CEO/Dirut BUMN yang tergolong hebat. Fotonya saya pampang di dinding ruang kerja saya, bersama foto beberapa CEO BUMN yang hebat lainnya.

Saya memang agak keras menjaga Tommy. Beberapa hari sebelum transplantasi saya mengirim email yang harus dibaca seluruh anak-anaknya dan keluarga dekatnya. Belakangan saya malu karena salah seorang anak Tommy ternyata dokter. Bayangkan, begini bunyi email saya:

Pak Tommy yang baik, sudah tujuh tahun saya menjalani transplan yang lebih sulit dari Anda.

Tapi Anda lihat sendiri saya sangat sehat dan bisa menjabat Dirut PLN dengan sukses dan kemudian menjadi Menteri BUMN.

Saya minta istri Anda dan anak-anak Anda membaca email saya ini dengan maksud agar mereka bisa menjaga Anda dari bencana yang akan Anda hadapi.

Harus ada satu dari pihak keluarga dekat Anda yang bersikap keras dalam menjaga Anda nanti. Agar setelah transplan nanti Anda bisa tetap sehat.

Anda dan "polisi" Anda tadi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Operasi transplan Anda nanti boleh dibilang akan 100 persen berhasil. Dokter sudah sangat ahli. Obat-obatan sudah sangat canggih. Ilmu pengetahuan sudah sangat maju.

Beberapa hari menjelang operasi lakukanlah senam-senam kecil setiap hari. Agar kondisi badan dan otot-otot Anda dalam keadaan sehat. Jagalah, jangan makan yang aneh-aneh agar tidak sampai mengganggu pencernaan. Makanlah makanan yg aman-aman saja. Jangan juga terkena hujan atau terik atau debu agar tidak kena flu. Jauhi siapa pun yang lagi flu, biar pun keluarga. Kalau ada keluarga Anda yang terkena flu suruh menjauh/pergi.

Kegagalan transplan itu lebih banyak karena pasca transplan itu sendiri. Transplannya sukses tapi umumnya gagal di pasca transplan.

Penyebab utama kegagalan itu adalah satu: virus! Virus! Virus! Ada satu virus yang sangat misterius yang hanya menyerang orang yang baru melakukan transplan. Namanya citomegalo.

5. Karena itu "polisi" Anda tadi harus galak! Galak! Galak! Jangan SEMBRONO. Polisi Anda tadi harus memeriksa apakah ruang ICU-nya benar-benar steril dan bersih. Kadang bagian pembersihnya kurang care! Periksa! Jangan takut pada suster atau dokter. Kalau perlu bersihkan lagi sendiri.

6. Jangan ada yg menengok ke ICU! Relakan Tommy sendirian di ICU. Biar pun anak dan istri jangan menengok. Kalau terpaksa nengok harus benar2 steril! Jangan sampai ada penyesalan.

7. Disiplin minum obat, terutama imonosupression. Harus tepat jamnya. Dua jam sebelum minum obat jangan makan. Satu jam setelah minum obat juga jangan makan apa pun. Tidak boleh lupa! Sampai hari ini saya masih disiplin seperti itu. Selama tujuh tahun.

Agar tidak lupa saya selalu menaruh obat tersebut di rumah, di kantor, di mobil, di Surabaya, di Jakarta, di Medan, dan seteruanya. Di mana pun ada tersimpan obat saya. Jangan menganggap enteng. Itu obat untuk sinkronisasi organ baru! Jangan sampai hang!

8. Musuh besar Anda berikutnya adalah ini: hanya dua minggu setelah transplan nanti tiba-tiba Anda akan merasa segar, sehat, dan kuat. Anda langsung merasa bisa melakukan apa saja. Dalam kondisi seperti itu suasana psikologi Anda akan dalam bahaya: Anda merasa sangat sehat dan ingin pulang! Tanpa disadari Anda akan berada dalam psikologi: "nih saya sudah sehat, saya bukan orang sakit, saya sudah bisa kerja!"

Sikap itu sangat bahaya. Tolong Anda tetap di rumah sakit selama satu bulan penuh! Lawanlah perasaan ingin pulang itu. Agar kerasan di rumah sakit, bawalah komputer, laptop, HP, dan lain-lain. Bawalah pekerjaan ke RS. Kalau perlu pasang wifi di kamar RS. Jangan pulang!

Saya dulu tiga bulan berkantor di RS.

Setelah pulang nanti tetaplah disiplin. Seperti saya. Insya-Allah Anda akan sehat sampai puluhan tahun lagi!

Salam

Dahlan Iskan

Setelah kirim email itu saya telepon salah seorang anaknya.
"Sudah baca email saya?" Tanya saya.
"Sudah. Semua keluarga," jawab sang anak.
"Sudah mengerti isinya?"
"Sudah, Pak."
"Anda bekerja di mana?" Tanya saya.
"Saya dokter, Pak,"

Nah, lo! Kok ngajari dokter!
Saya pun kontan minta maaf. Kok menggarami lautan.

Tapi saya tidak menyesal menulis email itu. Saya ingin Tommy selamat. BUMN tidak boleh kehilangan orang sehebat dia.

Tommy seorang pekerja keras. Bahkan sejak dia tahu mengalami gagal ginjal tiga tahun lalu. Meski sudah harus cuci darah seminggu tiga kali, Tommy tetap bekerja keras.

Beban kerjanya sangat berat. Termasuk saat diuber-uber penyelesaian bandara baru Ngurah Rai Bali menjelang KTT APEC yang lalu.

Dia juga berhasil membangun sistem navigasi udara di bandara Makassar. Bahkan sistem itu dibeli untuk dikembangkan di Malaysia. Dia juga ngebut membangun Bandara Sepinggan, Balikpapan. Akhir bulan ini bandara megah dan modern ini sudah siap dioperasikan penuh.

Bahkan dia sudah menyiapkan rencana matang untuk bandara Semarang. Desain dan dananya sudah disiapkan. Inginnya tahun lalu sudah mulai dikerjakan. Namun masalah tanahnya ternyata belum clear. Bahkan biaya tanahnya harus naik empat kali lipat sehingga semua perhitungan awalnya tidak cocok lagi.

Kini Tommy sudah sehat kembali. Tim dokter RSCM Jakarta benar-benar hebat. Transplantasi Tommy itu dilakukan sebuah tim dokter yang diketuai
Prof Endang Susalit, SpPD dengan anggota Dr Hilman, Dr Nur Rasyid, SpU,
dan Dr Ari Rojani. Teknik operasinya pun sudah menggunakan laparoskopi.

Saya juga berterima kasih pada jajaran manajemen Angkasa Pura 1. Mereka taat untuk tidak menengok dirut mereka selama di RSCM.
Bulan lalu benar-benar membanggakan di bidang kedokteran.

Oleh Dahlan Iskan
Menteri BUMN

***

http://www.dahlaniskan.net/manufacturing-hope/
http://kabardahlaniskan.com/2014/03/16/tommy-setelah-cuci-darah-melulu/

Mobil Mogok dari Magelang


Pada hari pertama kampanye terbuka hari Minggu kemarin di Magelang. Pak Dahlan membuat sebuah analogi untuk Partai Demokrat: Mobil mogok.
Mendengar pernytaan Pak dahlan ini saya termenung. Membayangkan Demokrat sebagai mobil mogok yang saya temukan benar-benar teronggok di pinggir jalan. Tanpa daya.
Bagaimana saya bersikap jika menemui keadaan seperti ini? Membantu agar saya mendapat tumpangan? Atau saya harus cepat-cepat curiga. Jangan-jangan setelah mobil itu bisa berjalan, saya ditinggal? Oleh sebab itu, saya biarkan saja mobil itu. Bila perlu saya tambah kerusakannya. Biar kita sama-sama jalan kaki?
Tapi akhirnya saya berkesimpulan. Saya harus membantu. Bagaimana kalau pada akhirnya saya tidak diberi tumpangan? Ditinggalkan begitu saja? Tidak apa. Setidaknya saya sudah berusaha menjadi orang baik.
Karena akan memalukan jika yang terjadi sebaliknya. Saya menatap mobil itu dengan penuh curiga. Saya hanya menonton, malah saya diam-diam menggembosi. Dan ternyata. Setelah mobil bisa berjalan. Dengan membungkukkan badan, pemilik mobil mempersilahkan saya ikut naik.
Ya Tuhaaaan... saya tidak sanggup membayangkan ini. Nurani saya pasti akan merasa tersayat. Biarlah apapun yang akan terjadi. Saya harus tetap menjadi orang baik.
Lagipula saya percaya dengan Pak Dahlan. Saya yakin dia orang yang cerdas. Tentu dia akan tau lebih dahulu jika memang akan dibohongi. Tapi kemarin dengan lantang dia mengatakan. Konvensi telah usai. Dan posisinya jauh meninggalkan peserta lainnya. Dengan kata lain. Dialah pemenangnya.
Saya juga percaya. SBY sungguh-sungguh ingin memperbaiki partainya. SBY ingin menang. SBY tidak akan mengambil tindakan bodoh yang akan membuat partainya makin terpuruk. Sengaja mengusung Capres kalah.
Sekarang saya yakin. Menolong mobil mogok yang bernama Demokrat itu adalah perbuatan terbaik, sekaligus menjauhkan saya dari berbuat curang. ***

Minggu, 09 Maret 2014

Dahlan Iskan : MH118 : Pulau yang Dulu Dikira Tidak Maju



Manufacturing Hope 118

Oh Sumatera. Rencana jalan tol sudah diperjuangkan lebih setahun lalu, hasilnya: masih harus berjuang untuk mendapatkan keputusan. Jaringan listrik lintas Sumatera yang dimulai tahun 2008, belum tahu entah selesai kapan. Dua pembangkit listrik besar yang dibangun, dua-duanya menjerit.

Pembangkit listrik paling ramah lingkungan Asahan III di Sumatera Utara belum bisa dimulai. Izin lokasinya kini sudah mau ulang tahun yang ke-3. Masih juga berbentuk izin lokasi. Belum bisa bergerak. Bahkan izin lokasi itu menimbulkan kesengsaraan: bupati yang mengeluarkannya menjadi terdakwa. Saya merasa bersalah. Terutama kepada Pak Bupati Toba Samosir. Sayalah yang mendesak Pak Bupati agar segera mengeluarkan izin lokasi. Agar PLTA 180 MW itu bisa segera dibangun. Agar kekurangan listrik di Sumut teratasi.

Dana pembangunan PLTA itu sudah lama tersedia. Sudah tujuh tahun yang lalu. Bantuan Jepang. Kita sungguh malu kepada Jepang. Diberi uang tidak bisa menggunakannya. Saya lihat lokasi proyek itu juga sudah siap. Hasil studi konsultan Jepang, Nippon Koy, menunjuk lokasi itulah yang tepat. Uang ada. Hasil studi ada. Pemenang tender sudah siap kerja. Penduduk setempat juga sudah bersedia diganti rugi. Uang sudah dibayarkan. Lokasi itu memang berbentuk desa, tegalan, dan persawahan.

Lalu terungkaplah bencana itu: menurut peta entah zaman apa, lokasi itu ternyata termasuk hutan! Bupati dianggap memberi izin lokasi PLTA di tanah hutan! Bupati pun jadi tersangka. Proyek langsung seperti kipas angin yang dicopot kabelnya: berhenti berputar.

Kenapa lokasi yang sudah berpuluh tahun menjadi pedesaan itu masih tercatat sebagai hutan, tidak ada yang tahu. Nasib Sumut!

Demikian juga pembangkit listrik raksasa di Pangkalan Susu 2×200 MW. Tiang listrik untuk mengalirkan daya itu ke Medan belum bisa didirikan semua. Ruwet. Mbulet. Sampai-sampai saya sering bertanya kepada diri sendiri: di Sumut ini siapa sih sebenarnya yang perlu listrik?

Oh Sumatera! Pulau yang amat kaya energi! Pulau yang kekurangan energi!

Lihatlah satu lagi yang ini: pemerintah sudah menetapkan proyek jaringan listrik 275 kv dari Palembang di Sumatera Selatan menuju Medan di Sumatera Utara. Maksudnya agar listrik dari lumbung energi di Sumsel bisa dikirim dengan cara murah ke Sumut. Uangnya sudah ada. Kontraktornya sudah ditentukan melalui tender internasional. Jaringan itu mulai dibangun tahun 2008.

Sampai sekarang baru sebagian kecil yang jadi. Sebagian besar masih terkatung-katung. Sekali lagi penyebabnya sama: status tanah hutan. Jaringan itu harus melintasi ribuan kilometer hutan. UU menyebutkan kegiatan seperti jaringan listrik tidak diizijnkan melintasi hutan. Meski jaringan itu cukup lewat di atas hutan tanpa menebang hutannya.

Jumat lalu saya kumpulkan direksi PLN dan direksi perusahaan-perusahaan kontraktor BUMN. Untuk membahas apakah BUMN kontraktor bisa membantu mempercepatnya. Kesimpulannya: tidak bisa. Persoalannya bukan di pekerjaan proyek, tapi di perizinan.

Saya tidak mau menyerah. Menunggu selesainya proyek jaringan 275 itu sungguh merugikan Sumatera. Maka saya kemukakan ide baru: membangun jalan tol listrik yang lebih besar. Yakni sistem 500 kv seperti di Jawa (dari Paiton di Jawa Timur ke Suralaya di Banten).

Dasar pemikiran saya: 1) sistem 275 kv itu tidak memiliki unsur kepastian kapan bisa jadi. 2) rute jaringan 275 kv itu juga terlalu panjang. Palembang-PagarAlam-Kilimanjaro-Payakumbuh-Sidempuan-Tarutung-Medan. 3) sistem itu sudah tidak cocok dengan kemajuan ekonomi Sumatera belakangan ini. Beban listrik di Sumatera sudah tidak akan mampu ditanggung oleh sistem 275 kv.

Maka forum itu menyetujui harus dibangun tol listrik dari Sumsel ke Sumut dengan sistem seperti di Jawa. Saya tidak bermaksud mengoreksi perencanaan lama yang sudah tidak relevan dengan kemajuan baru Sumatera. Sistem 275 kv itu direncanakan 15-20 tahun yang lalu. Para perencana di masa lalu tentu tidak menyangka kemajuan Sumatera sehebat ini.

Saya minta segera distudi jalan tol listrik 500 kv Sumatera ini. Tiga bulan harus sudah kelihatan hasilnya. Tidak perlu utang luar negeri. Tidak perlu juga APBN. Atasi dengan kemampuan sinergi BUMN. Jalurnya harus lebih pendek. Palembang-Medan lewat pantai timur. Lewat Jambi.

Saya juga bermaksud mengajak para bupati untuk menjadi pemegang saham. Agar perizinan di lokasi-lokasi tapak tower menjadi bagian para bupati. Proyek ini bisa menjadi konsursium antara BUMN dan Pemda. Seperti jalan tol atas laut di Bali. PLN yang tidak punya uang itu, cukup sebagai pengguna.

Begitu menantang keadaan ini!

Oleh Dahlan Iskan
Menteri BUMN

***

http://www.dahlaniskan.net/pulau-yang-dulu-dikira-tidak-maju/
http://kabardahlaniskan.com/2014/03/09/mh118-pulau-yang-dulu-dikira-tidak-maju/

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost