Sabtu, 04 Agustus 2018

Berita Besar Baterai Lithium

Oleh: Dahlan Iskan Hati saya bergetar. Berita itu sangat mengejutkan: pabrik baterai lithium segera dibangun besar-besaran di Indonesia. Kebesaran proyek itu bisa dilihat dari besarnya modal. Setinggi gunung Galunggung: 140 triliun rupiah. Begitulah. Pemerintah sudah mengumumkannya. Tiga hari lalu. Luar biasa. Modal segitu besar akan masuk Indonesia. Bisa ikut mengatrol pertumbuhan ekonomi.Setidaknya bisa ikut menyelamatkan dari ancaman kemerosotan. Luar biasa: sudah akan dimulai. Akhir bulan Agustus ini. Bukan baru rencana. Bukan wacana. Bukan baru tahap omong-omong. Jadwal dimulainya pembangunan pun sudah begitu di depan mata. Lokasi pabriknya juga sudah ditentukan. Amat heroik. Di Indonesia timur. Di pulau Halmahera pula. Di Maluku. Melihat begitu besar investasinya saya pun berkesimpulan:...

Minggu, 08 Mei 2016

Dahlan Iskan : New Hope 76 : Bukan Lagi Sekadar Trump Lawan Hillary

Dia tidak diperhitungkan saat mendaftarkan diri jadi calon presiden. Dianggap bukan calon yang serius. Ketika mulai tampak serius, dia dicibir. Bahkan, dijadikan bahan lawakan. Ejekan terus mengalir. Sepanjang proses menuju konvensi Partai Republik. Saat dia mulai memikat, ejekan ditingkatkan jadi serangan. Keburukan demi keburukan ditembakkan ke dia. Dianggap bodoh. Konyol. Brutal. Rasis. Tapi, semua itu hanya membuat namanya kian populer. Terus disebut oleh media: Donald Trump. Dia memang begitu kelihatan aneh. Norak. Konyol. Tapi, di lain pihak, dia jadi kelihatan berbeda. Menjadi tokoh yang ”bukan biasa”. Lama-lama calon presiden yang lain jadi membosankan. Jadi terlihat mapan. Kuno. Perkembangan berikutnya pun masih menarik. Trump bukan saja menjadi tokoh. Dia telah berubah menjadi...

Minggu, 01 Mei 2016

Dahlan Iskan : New Hope 75 : Sistem Profesor untuk Sekolah Baru

Sistem Profesor untuk Sekolah Baru Inilah jenis sekolah yang tumbuh pesat di Amerika Serikat: charter school. Bukan negeri. Bukan pula swasta. Pendiri sekolah jenis ini umumnya guru. Yang punya jiwa keguruan 24 karat. Yang prihatin terhadap mutu pendidikan. Maksudnya: pendidikan di sekolah negeri. Terutama di lingkungan tempat tinggalnya. Misalnya Tyler Bastian ini. Awalnya dia guru SMA. Untuk mata pelajaran pembentukan karakter. Sesuai dengan prodi saat kuliah dulu. Bastian prihatin dengan karakter remaja di lingkungannya. Begitu banyak yang drop out. Alasannya macam-macam. Intinya: sekolah tidak menarik bagi mereka. Bastian lantas mengajak beberapa guru bergabung. Mendirikan charter school. Mereka menyusun pengurus. Bastian...

Selasa, 13 Oktober 2015

Modern agar Tidak Anti-Apa pun

KETIKA berada di Singapura bulan lalu, terbaca oleh saya jawaban Perdana Menteri Lee Hsien Loong atas pertanyaan media setempat mengenai Indonesia yang lagi melemah ekonominya. Jawaban itu kurang lebih begini: "Di sana lagi meningkat aspirasi nasionalisme. Kalau hal itu bisa diarahkan ke hal-hal yang positif akan menjadi kekuatan yang besar." Ucapan itu kelihatannya merupakan sebuah kritik yang amat halus. Atau sebuah saran tersamar yang kita sendirilah yang harus bisa menafsirkan apa maksudnya. Dalam hal politik, masyarakat Singapura tidak lagi terlalu mengkhawatirkan Indonesia. Pergolakan politik tahun 1998 dianggap tidak akan pernah terjadi lagi. Yang lagi jadi buah bibir di sana justru Malaysia. Mereka sangat mengkhawatirkan perpolitikan...

Senin, 07 September 2015

Masa Denial yang Mestinya Bisa Dilewati

Oleh: Dahlan IskanSIKAP terbaik yang harus diteguhkan saat ini adalah: mengakui dan menyadari bahwa keadaan ekonomi kita memang sulit. Tidak perlu menutupi. Lebih-lebih tidak perlu menolak keadaan yang memang sulit itu. Jangan punya sikap, yang di dunia kedokteran disebut denial. Tidak boleh sebagian dari kita mengatakan sulit, tapi sebagian lagi mengatakan kita ini tidak sulit.Menjalani fase mengakui kesulitan itu kadang tidak mudah. Seperti orang yang didiagnosis terkena penyakit jiwa, umumnya menolak dikatakan sakit jiwa. Atau sakit kanker. Atau sakit apa pun. Kian kuat penolakan itu, kian sulit upaya penyembuhannya.Tapi, datangnya fase penolakan itu sangat wajar. Terjadi hampir pada siapa saja. Hanya, sebaiknya fase denial itu jangan lama-lama. Agar tidak terjadi konflik antaranggota...

Senin, 22 Juni 2015

Lukman Bin Saleh : Harga Murah Dahlan Iskan Empat Tahun Kemudian

Diperiksanya Dahlan Iskan untuk kasus pengadaan BBM Solar high speed diesel (HSD) kemarin membuat saya teringat cerita warga Blega-Madura empat tahun yang lalu. Heboh. Sejumlah warga berdemo ke kantor PLN setempat. Warga memblokade jalan utama trans Madura. Tidak ketinggalan DPRD Bangkalan turun tangan dan memanggil pejabat PLN setempat. Tuntutan pendemo tidak kalah hebohnya. Mereka demo karena PLN menurunkan biaya penyambungan listrik. Logika mereka, kalau sekarang begitu murah, berarti yang dulu-dulu kemahalan. PLN harus mengembalikan uang selisih yang dulu-dulu itu. Memang gebrakan Dahlan Iskan saat itu membuat orang seluruh Indonesia kaget melihat murahnya biaya penyambungan listrik. Tapi, hanya di Blega yang menuntut pengembalian...

Jumat, 12 Juni 2015

Lukamn Bin Saleh : Dahlan Iskan dan UU Tipikor di Akhirat Kelak

LBS @ Lombok Sekarang dia menghabiskan masa tahanannya di sebuah panti asuhan di kota Mataram. Setelah 4 tahun dipenjara. Menjelang bebas, seorang narapidana memang biasanya menjalani sisa masa hukumannya di Lapas terbuka atau disuruh mengabdi di tempat-tempat sosial. Sebagai persiapan saat dikembalikan ke masyarakat kelak. Dulunya dia seorang pejabat di Kabupaten Lombok Utara. Seorang asisten. Tapi karena tersandung kasus korupsi akhirnya meringkuk di balik jeruji besi. Cerita kasusnya sendiri membuat kita geleng-geleng kepala. Awalnya dia diminta mengadakan lahan atas nama Pemda untuk pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Diapun mendapat lokasi yang dianggap cocok. Lokasi bagus dan bersertifikat lengkap. Sesuai prosedur, sebelum dibayar diumumkan dulu prihal tersebut kepada...

Jay Mjay : Ramai Ramai Membidik Dahlan

Belum selesai kasus gardu listrik PLN yang menjadikan Dahlan sebagai tersangka kini sederet kasus tiba tiba muncul untuk kembali membidik Dahlan. Dari kasus pencetakan sawah di Kalimantan, mobil listrik, tuduhan pencucian uang dan terakhir dugaan penghilangan aset milik pemprov Jatim, semua mengarah kepada mantan menteri BUMN itu sebagai sasaran tembaknya. Seolah olah ada koor dan komando yang menggerakkan aparat kejaksaan dan juga kepolisian untuk mengusut dan mencari cari kesalahan Dahlan. Meski hanya dengan temuan bukti hukum secuil saja semacam kesalahan administrasi, para aparat itu dengan bersemangat dan rakusnya mengejar Dahlan seperti kucing mengejar tikus yang lewat di depannya. Sulit mengatakan bila tidak ada sesuatu dibalik ini semua, entah itu motif politik atau sekedar dendam...

Kamis, 11 Juni 2015

Dahlan Iskan : PAKAI DAN TIDAK

Berhari-hari sejak ditetapkan sebagai tersangka 5 Juni lalu saya, keluarga dan teman-teman berdebat soal pengacara. Mau pakai pengacara atau tidak. Saya pribadi berkeras untuk tidak perlu pengacara. Tapi keluarga dan teman-teman berkeras harus pakai pengacara. Saya sendiri optimis bahwa kebenaran akan muncul dengan sendirinya. Tidak usah dibela-bela. Bahkan saya berencana akan bersikap sangat low profil. Saat diperiksa jaksa nanti saya akan langsung saja mengatakan terserah jaksa. Kalau memang jaksa merasa menemukan bukti yang kuat, silakan. Di pengadilan pun, saya berencana tidak akan melakukan eksepsi atau pledoi. Silakan saja jaksa menunjukkan barang bukti. Silakan hakim mendengarkan saksi-saksi. Berdasarkan barang bukti dan kesaksian itu silakan hakim menilai. Lalu memutuskan. Kalau...

Rhenald Kasali: DAHLAN DAN NEGERI SOP

Oleh : Rhenald Kasali Saya pernah mendengar curhat dua anak muda. Mereka mengeluhkan aturan yang begitu kaku. Utamanya aturan tentang pembelian barang. Jangan salah, ini bukan di kantor pemerintahan atau BUMN, tetapi di perusahaan swasta. Selain harus melewati beberapa meja dan memperoleh persetujuan atasan, untuk setiap pembelian barang harus ada pembanding. Jadi harus ada tiga produk yang sejenis, lengkap dengan daftar harganya. Kalau untuk barang-barang yang harganya mahal, katakanlah di atas Rp1 juta atau 10 juta, keduanya paham. Tapi, ini untuk barang dipakai rutin, harganya pun di bawah Rp1 juta. ”Masak barang begitu mesti pakai pembanding segala,” kata keduanya, geram. Namun, peraturan adalah peraturan. standard operating procedure-nya...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost