
Dia sudah menyandang Bintang Mahaputra, tapi senyumnya tetap ramah. Senyum khas seorang dokter. Dia juga bukan lagi dokter yang kolonel, melainkan dokter yang brigadir jenderal. Di mata saya –yang pernah jadi pasiennya– masih ada satu lagi: dia sosok yang pantang menyerah. Tahun lalu dia mendapat penghargaan dari MarkPlus sebagai marketer of the year di bidang kesehatan. Dia dokter Terawan.
Semula begitu banyak sesama dokter yang menentangnya. Tapi dia tidak mundur. Dia tetap saja menjalankan praktik ”brain spa” yang dua tahun lalu saya sebut dengan istilah ”cuci otak” (brainwash). Banyaknya reaksi itu bisa diikuti di online yang mengomentari tulisan saya 13 Februari 2013. Betapa serunya serangan untuk dr Terawan.
Hebatnya, dia tidak...