Jumat, 21 Maret 2014

Dahlan Iskan sang Idola

                  
                           Tamat SMA masuk kuliah (1970) di IAIN Samarinda dan tidak kunjung pernah selesai, karena lebih suka mengurusi koran kampus.
Dahlan Iskan Menuruti kata hatinya, dan mengawali kemandiriannya dengan bekerja sebagai reporter sebuah koran kecil yang terbit di Samarinda (1975), dan setahun kemudian setelah melewati seleksi ketat yang diikuti 6000 calon peserta yang diadakan LP3ES, sebuah LSM yang sedang menjaring bibit calon wartaberbakat, dan Dahlan Iskan tercatat sebagai salah satu dari 18 peserta yang lulus dan berhak untuk magang (bekerja sambil belajar) di majalah mingguan Tempo, yang terbit di Jakarta.

Gaya tulisan Dahlan Iskan yang terkenal menggelitik, dan enak dibaca, memang sudah bakat alamnya, dan terbukti ... reportase eksklusif pelarian napi Kusni Kasdut dari lapas Cipinang, dan kisah tragedi terbakar dan tenggelamnya kapal Tampomas yang menewaskan sekitar 5000 nyawa para penumpang, adalah sebagian dari awal tonggak keberhasilannya memasuki jenjang lika liku kehidupan.

Program magang dari LP3ES berakhir, dan Dahlan Iskan dipromosikan dan diangkat menjadi Kepala Biro majalah Tempo di Surabaya, hingga akhirnya tahun 1982 saat Eric Somala (bos Grafiti Pers) membeli dan mempercayakan pengelolaan Jawa Pos kepada Dahlan Iskan. Jawa Pos, dari sejak berdirinya 1 Juli 1949 yang diprakarsai oleh The Tjung Sen, awalnya mengutamakan masalah ekonomi konsumsi komunitas orang cina Surabaya, dan pada saat dibeli oleh Eric Somala, oplahnya tak lebih dari 10% dari oplah koran Surabaya Post, yang saat itu merupakan koran paling laris di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

Jawa Pos, setelah lima tahun dibawah kelola dan kendali Dahlan Iskan, oplahnya sudah 20 kali lipat dari sejak dibeli tahun 1982, yakni mencapai 126.000 eksemplar, dengan omset tahunan Rp. 10,6 milyar, dan dengan motto Jawa Pos sebagai Koran Nasional yang terbit dari Surabaya, maka berdirilah Jawa Pos News Network (JPNN). Disamping bakat hebat dalam menulis berita yang enak dibaca, Dahlan Iskan juga memiliki jiwa bisnis, dan leadership dengan nilai membanggakan jauh diatas rata-rata. Ketiganya terasa sangat menonjol, dan memiliki nilai BEDA yang jauh lebih baik dibandingkan tokoh lain yang ada pada saat 
ini.
1. Dari sisi gaya tulisan, dipastikan sudah terbukti … sebagai contoh tulisannya dalam buku berjudul “Ganti Hati” (pengalaman pribadi saat menjalani tranplantasi liver) pada tahun 2008, atau tulisannya saat menyampaikan kondisi listrik di Pekanbaru, yang berjudul “Bila dua gajah bertempur, maka listrik yang mati”, atau tulisannya tentang pesawat yang jatuh di Papua, lewat tulisannya yang berjudul “Susi tetap di hati” yang didalamnya terdapat kalimat “Rasanya ngeri-ngeri asyik”… yah beginilah gaya tulisan yang memang enak dibaca.

2. Dari sisi sepak terjang bisnis, mari kita lihat profil dirinya dan saat awal memasuki dunia media, saat terbentuknya JPNN, yang merupakan salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia, dan pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian diikuti pembangunan gedung serupa di Jakarta.
Tidak lama kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan gelombang akuisisi atau pengambil alihan terhadap beberapa koran lokal di berbagai daerah, seperti koran Merdeka diambil alih dan berganti nama menjadi koran Rakyat Merdeka, dan saat ini berbagai koran daerah telah menjadi bagian dari kelompok usaha Jawa Pos, dan untuk pendistribusiannya telah tersedia prasarana angkutan darat dan laut berupa kapal-kapal yang terbagi dalam delapan pusat sentra bisnis media, diantaranya :: * Jawa Pos, berpangkalan di Surabaya, menggarap Jateng, Jatim hingga NTT. * Riau Pos, berpangkalan di Pekanbaru, menggarap Riau, Sumbar dan Sumut. * Sumatera Ekspres, berpangkalan di Palembang, menggarap Sumsel, Bengkulu dan Lampung. * Rakyat Merdeka, berpangkalan di Jakarta, menggarap DKI Jakarta, Jabar, Banten dan Jateng. * Akeaya, berpangkalan di Pontianak, menggarap Kalbar. * Manuntung, berpangkalan di Tanah Grogot, menggarap Kaltim, Kalsel, Kalteng dan Sulteng. * Harian Fajar, berpangkalan di Makasar, menggarap Sulsel dan Maluku. * Manado Pos, berpangkalan di Menado, menggarap Sulut, Halmahera dan Papua Barat. Tahun 2002, sepak terjang bisnis Dahlan Iskan telah merambah media elektronik di berbagai daerah, dengan mendirikan JTV di Surabaya, Batam TV, Riau TV, FMTV di Makasar, PTV di Palembang dan Parahiyangan TV di Bandung, bahkan diversifikasi bisnis usahanya tidak hanya seputar media cetak dan elektronik, kini telah mulai merambah bidang bisnis real estate, dan perhotelan.
                    Awal 2009, Dahlan Iskan yang tercatat sebagai Komisaris PT. Fangbian Iskan Corporindo (FIC), telah merencanakan akan melakukan pemasangan serat optic sepanjang 4.300 kilometer, sebagai bagian dari pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong, dan selain memimpin kelompok bisnis Jawa Pos, Dahlan Iskan juga tercatat sebagai presiden direktur dua perusahaan pembangkit listrik swasta, yakni : PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.

3. Sepak terjang gaya kepemimpinannya, dibuktikan melalui badan usaha milik negara yang saat itu boleh dikatakan dengan kondisi “amburadul”, yakni akhir tahun 2009 diangkat menjadi Dirut PLN, menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah DKI Jakarta, dan bagaimana gebrakan awal sepak terjangnya ? … sangat luar biasa, … beberapa gebrakan kepemimpinan Dahlan Iskan diantaranya adalah : bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, dan gerakan sehari sejuta sambungan.
Tahun 2011 Dahlan Iskan masih dalam pelaksanaan pembangunan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) di 100 (seratus) pulau, yang sebelumnya, pada tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS pada 5 (lima) pulau di Indonesia bagian Timur, yaitu Pulau Banda, Pulau Bunaken Manado, Pulau Derawan Kalimantan Timur, Pulau Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Pulau Citrawangan.

Kegemilangan prestasi kepemimpinan Dahlan Iskan saat ini makin cemerlang, dengan ditandai pada tanggal 17 Oktober 2011 melalui kepercayaan yang disandangnya, sebagai Menteri BUMN, sehari setelah dilantik dia sudah membuka mimpi besarnya untuk melakukan pembenahan total terhadap sebagian BUMN yang sedang sakit, bahkan tanpa kesan “necis klimis” dia tampil merakyat, dengan bergelantungan di kereta listrik, guna mencari masukan masyarakat tentang hal apa saja yang bisa dijadikan patokan kebijakannya, mengenakan seragam kegemaran yakni kemeja berlengan pendek berbahan kaos, celana dan sepatu olahraga.

Model kepemimpinan yang mampu memberikan sinyal kuat tentang arah tujuan yang jelas kepada para bawahannya, mendelegasikan teknis pelaksanaan dalam pencapaian target, memberikan arahan jalan keluar dan solusi atas halangan rintangan, selalu didepan dalam menghadapi para pihak eksekutif, pihak legislatif agar mereka memberikan dukungan atas usaha pencapaian hasil akhir yang terukur dan mudah dipahami… ya ini dia hasil akhir yang ingin dicapai sangat terukur, jelas dan mudah dipahami, sehingga pihak lain tidak segan untuk memberikan manfaat peran sesuai fungsi dan tanggung jawabnya. Tidak salah lagi … inilah calon tunggal pilihan balungblitar, untuk menjadi pemimpin No. 1 di Indonesia, doa harapan semoga tetap sehat walafiat, 2014 Dahlan Iskan menjadi Presiden Republik Indonesia ke 7, merupakan kunci pembuka kemandirian bangsaku, meneruskan perjuangan keberhasilan Presiden ke-6 yang saat ini sedang berjuang mengangkat kehormatan bangsa yang terpuruk akibat korupsi. Rakyat Indonesia, sangat berharap datangnya pemimpin tegas yang mau bekerja tanpa berharap jasa, rela dikritik dan menjadi bulan-bulanan opini sesat, membalas kritik dengan kerja cerdas dan hasil nyata, dan hanya ingin memberikan bakti dan bukti nyata tercapainya kondisi rakyat Indonesia yang sejahtera. Bung Karno dan Bung Hatta, terbukti sebagai proklamator dan pembebas negeriku yang terjajah. Suharto, walaupun tidak sedikit jasa baiknya, namun tertutup dengan keburukannya, terutama dalam gaya kepemimpinan otoritarian dan KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Habibi, Gusdur dan Megawati, memang ditakdirkan menjadi pemimpin Negara pada masa pancaroba yakni masa peralihan kepemimpinan era orde baru ke dalam era reformasi.
                         SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono, tampil sebagai pemimpin hasil pilihan rakyat yang demokratis, dan memang dia yang terbaik diantara yang ada, bahkan dia tetap berprestasi dunia karena banyak Negara lain dan badan dunia yang mengakui prestasi kenegaraannya, ditengah beragam masalah besar yang satu per satu secara cemerlang telah diselesaikan dengan baik, seperti penyelesaian masalah GAM, masalah berbagai bencana yang silih berganti seperti tsunami dan merapi, menyelamatkan masalah keuangan Negara, menemukan solusi berwawasan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dalam pemberantasan korupsi, menyelesaikan masalah data kependudukan agar pemilu mendatang akan lebih baik, mencari solusi tentang masalah minimnya berbagai infrastruktur rambu-rambu kebijakan, infrastruktur ekonomi, infrastruktur pertahanan Negara, infrastruktur masalah sosial dan budaya, yang kesemuanya kelak berdampak positif terhadap terwujudnya masyarakat adil, makmur, sejahtera…menjawab kritik pedas dan opini sesat dengan terus bekerja dan hasilnya bisa dirasakan saat ini atau kelak di masa mendatang, beberapa ada yang belum berhasil namun jika dijumlahkan maka jumlah keberhasilannya lebih dari lima kali lipat. Presidenku yang ke-6 ini memang terkesan lamban bertindak, namun jika mengingat permasalahan yang dihadapi, maka jika aku menjadi dia, mungkin malah tidak bisa apa-apa, dan bahkan jika melihat media TV menayangkan para politisi, para kritisi dan para pengamat yang hanya bisa menyalahkan, dalam hati terlintas pikiran bahwa “untung mereka tidak jadi presiden”, karena pribadi seorang Presiden Republik Indonesia yang menjadi pilihan rakyat Indonesia, dipastikan memiliki rasa pantang untuk membangun opini rakyat dengan cara menjelek-jelekan pihak lain, yang bahkan dalam agama juga diharamkan. Bisakah Dahlan Iskan menduduki kursi Presiden Republik Indonesia ke-7 (2014 – 2019) ?. Model kepemimpinan Dahlan Iskan yang mudah dipahami, dengan tujuan dan sasaran jelas yang terukur merupakan modal dasar keunggulan yang tidak dimiliki oleh para pesaing yang saat ini sudah melakukan promosi terselubung, saat ini Dahlan Iskan sejak tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Presiden Republik Indonesia telah mengangkat dan memberinya jabatan sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan, bahkan orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan Iskan dilahirkan?, Dahlan Iskan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. Sebuah contoh bentuk teknik mendapatkan jalan keluar yang sederhana dengan model menyelesaikan masalah tanpa masalah, dan sebagai contoh lain silahkan membaca bagaimana Dahlan Iskan memberikan ide solusi jalan keluar agar pemerintah mendapatkan aliran listrik terutama untuk penerangan jalan umum secara gratis, melalui tulisannya yang dibuat pada tanggal 22 September 2011, yang berjudul “Bila dua gajah bertempur, listrik yang mati”.

                  Satu lagi bukti praktis dan efektifnya kepemimpinan Dahlan Iskan, saat diwawancara salah satu media elektronik, dan ditanya “Apakah Anda optimis mampu menyelesaikan permasalahan BUMN ?”, jawaban Dahlan Iskan, tepat dan meyakinkan … “ndak optimis…ya mati aja”, sambil tertawa tanpa beban. Masak sih … abis dipimpin lulusan Doktor, kok mau dipimpin ama orang yang nggak kelar kuliah ?, … eeeee … jangan salah, dia memang nggak kelar kuliah, tapi bro … dia pemimpin para sarjana, dia ahli konsultan solusi, dia pakar optimis, dia negosiator ulung berkelas, dia decision maker handal, dia punya bukti telah menyelesaikan jutaan masalah rumit, dengan tanpa masalah. Satu lagi bro ... lhah nggak kelar kuliaah aja... prestasinya udah luar biasa ... ape lagi kalau dia lulus pegang gelar sarjana, ... ape nggak malah jadi presiden dunia ... coba mikir , mikir, mikir ... bener kagak ?.... ape gue kate ... udeh dukung dia nyok... kagak ada matinya ... masak punya pemimpin terlalu formil melulu, sekali-kali Indonesia punya pemimpin gaya jalanan, ... hasil kerja cespleng buat rakyat, berkelas dan berprestasi dunia. ... dilanjut ame lagunya jamal mirdad ... suuuka-suuuuka ... nyanyi dipinggir jalan, ... aaasik ...aaasik. Balungblitar optimis Dahlan Iskan menjadi Presiden Republik Indonesia ke-7, pemegang amanah rakyat Indonesia, karena unggul dalam perhitungan jumlah pengumpulan suara pemilihan rakyat Indonesia, … ayo dukung dia … semoga terwujud, aaammmiiinnn.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost