Minggu, 16 Maret 2014

Mobil Mogok dari Magelang


Pada hari pertama kampanye terbuka hari Minggu kemarin di Magelang. Pak Dahlan membuat sebuah analogi untuk Partai Demokrat: Mobil mogok.
Mendengar pernytaan Pak dahlan ini saya termenung. Membayangkan Demokrat sebagai mobil mogok yang saya temukan benar-benar teronggok di pinggir jalan. Tanpa daya.
Bagaimana saya bersikap jika menemui keadaan seperti ini? Membantu agar saya mendapat tumpangan? Atau saya harus cepat-cepat curiga. Jangan-jangan setelah mobil itu bisa berjalan, saya ditinggal? Oleh sebab itu, saya biarkan saja mobil itu. Bila perlu saya tambah kerusakannya. Biar kita sama-sama jalan kaki?
Tapi akhirnya saya berkesimpulan. Saya harus membantu. Bagaimana kalau pada akhirnya saya tidak diberi tumpangan? Ditinggalkan begitu saja? Tidak apa. Setidaknya saya sudah berusaha menjadi orang baik.
Karena akan memalukan jika yang terjadi sebaliknya. Saya menatap mobil itu dengan penuh curiga. Saya hanya menonton, malah saya diam-diam menggembosi. Dan ternyata. Setelah mobil bisa berjalan. Dengan membungkukkan badan, pemilik mobil mempersilahkan saya ikut naik.
Ya Tuhaaaan... saya tidak sanggup membayangkan ini. Nurani saya pasti akan merasa tersayat. Biarlah apapun yang akan terjadi. Saya harus tetap menjadi orang baik.
Lagipula saya percaya dengan Pak Dahlan. Saya yakin dia orang yang cerdas. Tentu dia akan tau lebih dahulu jika memang akan dibohongi. Tapi kemarin dengan lantang dia mengatakan. Konvensi telah usai. Dan posisinya jauh meninggalkan peserta lainnya. Dengan kata lain. Dialah pemenangnya.
Saya juga percaya. SBY sungguh-sungguh ingin memperbaiki partainya. SBY ingin menang. SBY tidak akan mengambil tindakan bodoh yang akan membuat partainya makin terpuruk. Sengaja mengusung Capres kalah.
Sekarang saya yakin. Menolong mobil mogok yang bernama Demokrat itu adalah perbuatan terbaik, sekaligus menjauhkan saya dari berbuat curang. ***

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost