Sehari Menjadi Sopir Pak Menteri
Oleh: Jatipurnomo
Saya bekerja di rental mobil. Awal tahun 2012 ada order menjemput menteri, seumur-umur baru kali ini jadi supirnya menteri. Tak disangka menteri yang saya jemput ternyata Dahlan Iskan. Dan baru kali ini juga saya memiliki kesempatan mengendarai Toyota Vellfire.
Waktu itu yang menyewa mobil PTPN, rutenya dari bandara ke kebun kopi Banaran-Bawen. Vellfire siap menjeput di depan gerbang VIP Bandara Ahmad Yani. Eh...nggak tahunya Abah muncul dari terminal kedatangan umum. Karuan saja para pasukan penjemput dari PTPN bingung cari Abah.
Setelah masuk di dalam mobil, Abah cerita tadi sempat ngecek ke kantor direksi PT. Angkasa Pura, Untuk membandingkan lebih bagus mana ruang tunggu penumpang atau kantor direksi. Karena menurut Abah, ruang untuk penumpanglah yang harus lebih bagus. Logikanya hotel bintang 5, ruangan untuk tamu lebih bagus dari kantor direkturnya.
Selanjutnya perjalanan keluar bandara sambil ngobrol dengan direktur PTPN, masalah pekerjaan bla bla bla. Saya kurang bisa menangkap karena fokus ngikuti mobil Patwal.
Sampai di bundaran Kalibanteng ada proyek fly over yg blm selesai. Melihat kesemrawutan lalu lintas dan di proyek fly over itu ada logo Adhi Karya, Abah minta kepada stafnya untuk telpon ke Dirut Adhi Karya. Proyek fly over di Semarang kapan selesainya? kasian itu masyarakat macetnya luar biasa. Tanya Abah ke Dirut Adi Karya. Eh... dirutnya malah jawab, proyek di Semarang apa pak? Saya tidak tahu dan tidak hapal karena proyek Adhi Karya sekali. Masak tidak tahu? Waktu saya jadi Dirut PLN saja saya hapal semua proyek di PLN sampai detail kapan selesai, masih sampai mana, dan lain-lain. Kata Abah dengan intonasi suara agak tinggi. Di akhir pembicaraan Abah menutup dengan kalimat, ya sudah nanti saya telpon wartawan saya yang ada di Semarang. Terus beliau telp ke wartawan Jawa Pos Grup. Membahas seputar fly over.
Perjalanan selanjutnya masuk tol Krapyak keluar di Banyumanik, sambil ngobrol di dalam mobil. Abah sebenarnya kurang berkenan menggunakan Patwal, karena tidak enak dengan masyarakat. Toh semua juga butuh cepat, ini tdk adil. Tapi karena sudah disiapkan ya sudah.
Ketika melewati pabrik roti Nissin yang depanya ada induk jaringan PLN. Abah cerita pernah masuk ke situ sampai penjaganya kaget. Puluhan tahun jadi pegawai di sini, saya belum pernah didatangi dirut PLN. Kata karyawan PLN di sana. Abah waktu itu langsung wawancara dengan pegawai yang bekerja sampai detail. Juga dimintai pendapat untuk kemajuan PLN kalau PLN bisa berhemat, nilainya bukan lagi milyaran tapi bisa mencapai angka trilyunan. Jadi keborosan di PLN itu luar biasa sekali.
Lanjut di perjalanan menuju Bawen, ketika sampai di Kr Jati ada kemacetan panjang. Karena pakai Patwal kita bisa melenggang dengan cepat melawan arus sebelah kanan. Tapi Abah tidak diam saja, beliau minta stafnya untuk menelpon Dirut BUMN yang mengerjakan proyek tol. Inti pembicaraan menanyakan kapan jalan tol jadi, kasihan masyarakat menunggu, jalan tol macetnya sudah parah. Bla bla bla...
Akhirnya sampailah perjalanan di perkebunan Banaran Bawen. Di sana Abah rapat dengan seluruh Direksi PTPN, dari PTPN I sampai PTPN XII kalau gak salah. Di sana Abah juga menginap, karena ada hotel sederhana seperti villa. Saya heran, kok pejabat sekelas menteri kamarnya tidak ada yang jaga dari pihak kemanan? Padahal kamarnya tertpisah-pisah. Konsep hotelnya rumah-rumah kecil di tengah kebun.
Pada hari kedua posisiku diambil alih oleh bos. Dia datang dari Jogja menjadi sopir Abah. Kebetulan beliau juga mengidolakan Abah. Katanya sih sambil marketing, karena yang datang bos-bos besar. Tapi saya yakin bukan itu alasan utamanya. Karena sejak awal dia tau acara ini. Paling pingin dekat dengan Abah juga. Karena beliau juga ngefans... hehe.
Dari pengalaman ini saya sangat kagum dengan sosok Abah. Sekarang secara pribadi saya mendukung 100 % dia menjadi presiden RI ke 7. Tidak salah mengharapkannya bisa membuat Indonesia loncat ke depan. Dia orang yang luar biasa. Gesit, dia bisa membahas puluhan masalah hanya di dalam mobil saat perjalan. Tidak pernah diam. Memahami perasaan rakyat, detail, tegas, cerdas, sederhana dan jauuh dari kesan feodal. Betul-betul pemimpin idaman. ***