Akhirnya saya harus ke Lombok. Begitu mendarat di Mataram kemarin
sore, acaranya langsung rapat dengan seluruh jajaran PLN Lombok. Saya
ingin tahu sendiri mengapa pengaduan mati lampu begitu luas di Lombok
ini. Rapat pun berjalan amat detil. Bahkan saya ingin tahu wilayah per
wilayah. Persoalan listrik di Lombok tidak boleh seperti ini. Apalagi,
sejak Juni tahun lalu tidak ada lagi persoalan kekurangan daya. Jumlah
pembangkit cukup untuk memenuhi beban puncak seluruh Lombok. Persoalan
yang muncul sekarang ini murni masalah operasional di lapangan. Tadi
malam saya minta soal Lombok Timur didahulukan untuk dibahas. Ternyata
benar. Lombok Timur memang sangat menderita. Bayangkan satu jalur
distribusi listrik sepanjang 153 kms di Lombok Timur mengalami gangguan
71 kali selama sebulan Maret kemarin. Ini sama saja dengan listrik mati
dua kali sehari. Sangat memprihatinkan.
Karena itu kami bahas apa penyebab kejadian yang begitu parah. Inilah
gangguan jaringan yang mencapai rekor terparah se Indonesia. Tidak ada
di mana pun yang gangguan jaringannya separah Lombok Timur ini. Jaringan
yang parah itu selama ini dikenal sebagai ’’Jaringan Rinjani’’. Yakni
jaringan peninggalan koperasi listrik Rinjani. Akibat gangguan ini,
pembangkit-pembangkit listrik milik PLN ikut mati. Maka dampaknya tidak
hanya diderita para pelanggan di sepanjang jaringan 153 kms itu
Melainkan juga ke pelanggan di luar itu. Mengingat jaringan sepanjang
153 kms ini menyumbang 60% gangguan di seluruh Lombok Timur, maka rapat
saya fokuskan untuk menuntaskan persoalan jaringan Rinjani ini. Kami
putuskan 12 langkah sekaligus yang harus dilakukan insan PLN di Lombok
Timur. Satu di antara 12 langkah konkret tersebut adalah mengambil alih
pengoperasian jaringan itu. Selama ini jaringan tersebut dikelola eks
koperasi.
Akibatnya kalau ada gangguan di situ PLN tidak bisa intervensi.
Paling-paling PLN hanya menelepon pengelolanya untuk memperbaiki. Soal
kenyataannya diperbaiki atau tidak, itu terserah pada pengelola jaringan
tersebut. Memang akan banyak masalah yang harus diselesaikan sebelum
pengambilalihan itu. Termasuk sekitar 8.000 pelanggan yang belum mampu
membayar biaya penyambungan. Untuk itu PLN sudah menyiapkan langkah agar
pengambilalihan ini tidak terhambat oleh persoalan itu. Mengingat
akhirnya nama baik PLN juga yang tercemar, maka saya putuskan agar
jaringan ini diambil alih. Waktunya pun sudah kami tentukan: 15 April
minggu depan. Mudah-mudahan tidak ada masalah dalam pengambilalihan ini.
Dengan keputusan ini, maka jaringan yang menjadi penyumbang terbesar
gangguan loistrik di Lombok Timur akan teratasi. Langkah-langkah lain
adalah pertama, pemecahan penyulang Rinjani menjadi 2 penyulang dari
PLTD Paokmotong.
Dengan demikian titik gangguan Rinjani ujung dapat terlokalisasi
sehingga daerah padam dapat diminimalisasi. Kedua, penyulang yang rawan
gangguan dari pohon diganti dengan A3CS/MVTIC. Ketiga, koordinasi relay
proteksi dari PLTD Paokmotong sampai ujung jaringan dibetulkan. Keempat,
percepatan pembongkaran jaringan eks KLP yang tidak standar (1 phasa).
Kelima, total maintenance kontrak penyulang Rinjani dengan SLA yang
jelas, baik pemeliharaan preventif maupun korektif. Keenam, mengganti
recloser dengan pole mounted circuit breaker di penyulang Rinjani karena
setting relay recloser tidak sensitif dengan beban kecil. Ketujuh,
mengganti fuse link CO yang saat ini kapasitasnya besar disesuaikan
dengan bebannya. Kedelapan, membangun GH di Aikmel untuk memecah menjadi
3 penyulang. Kesembilan, pemasangan LBS Motorized di setiap
pencabangan.
Kesepuluh, penyeimbangan beban gardu distribusi/unbalance load.
Kesebelas, mempercepat pengoperasian GI Selong dan Pringgabaya.
Begitulah, Lombok Timur harus beres sebelum 30 April 2011. Dengan
langkah-langkah itu mati lampu bisa dikurangi sangat drastis. Sebab,
sekali lagi listrik untuk Lombok sudah cukup. Tinggal manajemennya harus
lebih baik. Bagaimana dengan Lombok Barat? Karena sampai tadi malam
baru bisa menyelesaikan persoalan Lombok Timur, maka akan diapakan
Lombok Barat baru akan dibahas siang ini. Rasanya inilah rapat paling
mendetil yang pernah saya lakukan untuk menyelesaikan persoalan
pelayanan listrik di suatu daerah di tanah air. Hasil rapat untuk Lombok
Timur ini harus sudah dirasakan masyarakat paling lambat akhir bulan
ini. (*)
Sabtu, 16 Juli 2011
Dahlan Iskan - CEO PLN Note - Memecahkan Jeleknya Pelayanan Listrik di Lombok
23.42
sopyan