Senin, 08 Juni 2015

Anna Melody : SIAPA MEMBIDIK DAHLAN ISKAN?

SIAPA MEMBIDIK DAHLAN ISKAN?
Oleh Anna Melody, Kompasianer.
Ditetapkannya Dahlan Iskan menjadi tersangka mengagetkan semua pihak, bukannya apa2 dan bukan karena DI pasti orang suci, tetapi nominal 33 milyar yang kecil dibandingkan kekayaaan dia sebagai konglomerat Jawa Pos dan pasal merugikan negara yang lucu (karena semua presiden, semua menteri serta jajaran dan seluruh pns harus masuk penjara bila pasal merugikan negara karena proyek mangkrak dijadikan patokan).

Artinya apa? Kasusnya dibuat2.. dan bisa dibuat2 ke siapa saja pejabat negara yang ingin ditarget.. bahasa modernnya kriminalisasi !
Dahlan Iskan juga 1000% dibidik karena langsung ada 2 kasus (peluru) yang mengarah bersamaan, kasus gardu listrik dan proyek sawah.
Nah, sekarang siapa pembidiknya dan motif yang mungkin melatarbelakangi?
1. Persaingan Bisnis
Kemungkinan ini kecil terjadi, karena saingan surat kabar nasional tidak banyak dan sama sekali tidak terdengar kabar apapun tentang adanya seteru antar bisnis media tersebut. Selain itu DI sendiri seorang wartawan, dimana profesi wartawan tentu dihargai oleh sesama media.
2. Balas dendam dari para mafia / pihak yang dirugikan saat beliau jadi menteri bumn?
Ini juga bisa terjadi, meski rasanya kemungkinan itu tidak relevan lagi. Karena sekarang DI bukan lagi menteri, untuk apa balas dendam segitunya dengan pejabat masa lalu? Apa keuntungannya? Ingat bahwa mafia selalu berorientasi keuntungan. Lebih logic kalo mafia ribut menyerang menteri yang sekarang sedang bertugas untuk kelangsungan bisnis kedepan.
3. Pengalihan isu?
Ini juga kemungkinan kecil terjadi, karena tidak ada isu yang cukup besar yang perlu dialihkan saat ini, sampai harus mengorbankan seorang Dahlan Iskan.
4. Usaha menutup mulut DI?
Nah yang ini kemungkinannya lebih besar. Ada rahasia tertentu yang mungkin diketahui DI, oleh karena itu diperlukan peringatan (dengan gertakan tersangka) untuk DI untuk tidak main-main dan sebaiknya tutup mulut saja.
Ingat beliau ex menteri BUMN, lahan yang sangat basah dan termasuk di dalamnya mafia migas, tambang dll.. salah satunya yang baru saja hot adalah masalah Petral, skk migas dll yang perlu dipertimbangkan untuk dikaitkan karena timingnya baru terjadi juga..
5. Appetizer atau peringatan/gertakan untuk target yang lebih besar misalnya kabinet kerja sekarang maupun presiden sekarang?
DI bisa jadi dijadikan “appetizier” untuk menggertak pemerintahan sekarang. Ini lho, DI saja bisa jadi tersangka, maka siapapun juga bahkan presiden akan bisa jadi tersangka bila salah kebijakan dan prosedur ! Karena itu jangan main-main dengan kami (kelompok tertentu)..
Sudah tentu, semua menteri dan jajaran, juga seluruh PNS akan keder melihat DI saja sampai bisa dijadikan tersangka karena kasus lucu prosedural. Karena mereka semua harus membuat kebijakan setiap hari dimana sangat mungkin terjadi kekeliruan.
Dan ini akan sangat meresahkan pada pejabat dan menghambat kinerja mereka dan berdampak luas ke seluruh Indonesia karena menterinya jadi takut-takut dan tidak berani mengerjakan apapun = target utama tentu tetap yang paling tinggi = pemerintahan jatuh !
6. Kebalikan dari gertakan dan usaha menutup mulut, justru ini adalah pancingan / desakan agar DI buka suara dan bernyanyi kesana kemari karena dalam posisi terpepet dan memegang informasi penting.
Lalu siapa pembidiknya?
1. Kelompok yang mempunyai akses dengan kejaksaan (dengan fakta bahwa kejaksaan yang menyidik dan menetapkan tersangka). Dan menurut pers conference kejati kemarin, kasus mulai diselidiki bulan Oktober 2014. Jadi bisa dikatakan bukan diinisiasi di masa jaksa agung baru, yang dilantik november. Artinya kemungkinan besar bukan orang internal pemerintahan, karena poin 5 keatas justru bisa menjatuhkan pemerintahan sekarang.
2. Kelompok yang berhubungan dengan BUMN termasuk di dalamnya migas, tambang, dst.
Dari semua kemungkinan latar belakang diatas, maka dapat dipastikan motifnya hanya POLITIK dan bisnis yang berhubungan dengan BUMN.
Hal ini terlihat dengan jelas semenjak kemenangan Jokowi di pilpres. Secara sistematis, DI disisihkan dan dijauhkan dari Jokowi. Terasa sangat aneh, mengingat DI adalah salah satu suporter Jokowi yang terkuat.. tapi seakan2 DI hilang ditelan bumi setelah Jokowi menang pilpres. Masuk dalam daftar calon menteri saja tidak, bahkan tidak terdengar adanya percakapan / pertemuan sama sekali diantara keduanya.
Siapa yang membidik masih samar-samar. Diharapkan wartawan sebagai komunitas penyidik yang kuat dapat bergerak bersama menyelamatkan senior mereka. Yup, hanya wartawanlah yang dapat menggali informasi dan menyelamatkan DI.
Bila keadaan sudah seperti sekarang, hukum jungkar balik ga karuan, sebaiknya sekalian saja para wartawan menyatakan perang dan membantu membuka semua permainan mafia dan politik yang terjadi. Karena komandan mereka sedang diserang, sangat disayangkan bila moment ini terlewatkan begitu saja, dan seorang Dahlan Iskan dikorbankan masuk bui tanpa adanya penyingkapan dan perubahan besar-besaran di negeri ini.
Doa kami agar kebenaran terungkap dan Pak Dahlan diberi ketabahan serta bebas pada akhirnya nanti. amin../*

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost