Selasa, 02 September 2014

Malu Perikanan RI Tak Maju, Dahlan Bangkitkan BUMN Ini dari 'Mati Suri'

Malu Perikanan RI Tak Maju, Dahlan Bangkitkan BUMN Ini dari 'Mati Suri'

PT Perikanan Nusantara (Perinus) kini mulai bangkit dari 'mati suri'. BUMN yang bergerak di bisnis perikanan ini sempat jadi BUMN yang harus dikubur karena keuangannya tak sehat.

PT Perikanan Nusantara (Persero) dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 1998 dan merupakan hasil penggabungan dari empat BUMN yang bergerak di bidang perikanan, yaitu PT Usaha Mina (Persero), PT Perikani (Persero), PT Tirta Raya Mina (Persero), dan PT Perikanan Samodra Besar (Persero).

"Ketika saya diangkat jadi menteri BUMN, di tengah jalan saya malu. Indonesia yang lautnya luas kok perikanannya nggak maju. Ternyata ada Perinus, gabungan dari yang banyak tadi, saya tengok kantornya jelek sekali, direksinya tua sekali, laporan utangnya banyak. Praktis perusahaan itu sudah mati," kata Dahlan saat meresmikan Pabrik Es di Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Jumat (29/8/2014)

Semenjak itu, Dahlan mencari sosok yang bisa dipercaya menghidupkan BUMN ini. Akhirnya Dahlan bertemu, Abdussalam Konstituanto sebagai Direktur Utama PT Perikanan Nusantara (Persero) saat ini.

"Dia janji dengan sungguh-sungguh menghidupkan, cari jalan, utang dilunasi, saya tidak mengizinkan seluruh perusahaan negara minta dana pemerintah. Kalau harus mati, mati saja, jangan ganggu pemerintah," katanya.

Perlahan tapi pasti, kini Perikan Nusantara sudah kembali bangkit. Beberapa tahapan untuk mengembangkan perikanan, dimulai dari kawasan Timur Indonesia. Beberapa sentra perikanan seperti Bitung, Ambon, Beno, Sorong menjadi pusat perikanan.

"Sekarang di bawah beliau perusahaan itu sudah hidup, karyawan 200 orang lebih, saya tengok lagi, itu banyak kapal baru di gudang dia, kapal 13 kapal ikan, masih baru," katanya.

Dahlan menambahkan meminta Perikanan Nusantara mengembangkan wilayah perikanan di Bacan. Bacan ditargetkan sebagai sentra produksi ikan di Timur Indonesia. Pada hari ini Dahlan juga menyiapkan infrastruktur yaitu pabrik es baru skala kecil di Bacan.

"Listriknya dari mana ini, pasti mahal ini, kalau mahal es-nya mahal, saya nanti akan diskusi dengan teman PLN," katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Perikanan Nusantara (Persero) Abdussalam mengatakan pabrik es di Pulau Bacan memang tak besar namun hal ini merupakan hasil keringat dari perseroan. Ia mengatakan potensi perikanan di Bacan mencapai 1.000 ton per tahun.

"Saya ingin bercerita sedikit bahwa 2007-2011 ini memang kita ingin menginvertarisir banyaknya masalah. Sebetulnya mayat yang belum dikubur," kata Abdussalam.

Dahlan Ingin Bacan Jadi Lumbung Ikan di Indonesia Timur.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mendorong potensi perikanan yang bisa dikembangkan oleh BUMN. Dahlan ingin Pulau Bacan di Halmahera Selatan, Maluku Utara menjadi lumbung perikanan di Indonesia Timur.

"Kita pilih-pilih, kita lihat potensi perikanannya, ternyata Bacan. Jadi, kita tetapkan Bacan menjadi pusat perikanan di Indonesia Timur," kata Dahlan di Ternate, Maluku Utara, Jumat (29/8/2014).

Dahlan menambahkan Bacan sebagai pusat perikanan di Indonesia Timur menjadi pilihan BUMN. Meski demikian, kementerian kelautan dan perikanan (KKP) juga bisa saja menetapkan wilayah lainnya seperti Kupang di NTT.

"Itu kita tetapkan oleh BUMN ya," katanya.

Orang nomor satu di Kementerian BUMN, sebelum menetapkan Bacan sebagai pusat perikanan terlebih dahulu telah mendorong wilayah lain seperti Ambon, Bitung, dan Sorong.

"Setelah menghidupkan 3 tempat tadi, Ambon, Bitung, dan kita coba yang lebih sulit lagi, Sorong, ini memberi kepercayaan bagi kita. Ternyata hidup," kata Dahlan.

Ia sadar bahwa menghidupkan sektor perikanan di Bacan tak akan semudah membalik telapak tangan, karena banyak tantangan yang harus dihadapi.

"Kita ingin Bacan yang terbesar nanti. Saya tahu tidak ada listrik di sana, tidak ada pabrik es, makanya kita hidupkan. Karena itu saya pengen nginepnya di sana, bukan di Ternate," ucapnya.

Dahlan juga mengatakan bahwa sentra perikanan di Indonesia itu nantinya ditujukan untuk pasar ekspor. Tujuan ekspor yang biasa dituju yaitu Hong Kong dan Jepang. Lalu kapan hal itu akan terwujud? "6 bulan waktunya," ujar Dahlan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost