Sabtu, 06 September 2014

Catatan Cinta, di Negri Sumba (Bagian Dua)


Tanarara... dan kesedihan...(ku sebagai anak bangsa)

Dengan sepeda motor yg salah Tuning dibengkel (menurut hendrik)
kami berdua memutuskan menuju Tanarara...
melalui Jalan Kuda...
menurut Kinoi yg pernah melaluinya denga sepeda motor
saya ga tau apa itu jalan kuda..
tapi setidaknya bisa membayangkan.. dan bisa menyiapkan hati..

5 September jam 12 30, saya tinggalkan Palindi...
tanpa perlu membayangkan jalan kuda pun,
jalan keluar masuk Palindi..juga bagi saya
udah seperti berada dipunggung Kuda...
Naik Curaaaaam, turun pun Curam...
sepeda motor ini pun seperti dugaan...
meraung tak kuat mendaki membawa Hendrik dan saya..
'Ndrik, nanti "Jalan Kuda" itu lebih parah daripada ini? '
tanya saya..
"hahaha iya Bang " jawabnya singkat , sambil terbahak.
Artinya.. saya akan sering turun dari motor...
didalam hati, juga sambil terbahak..
dan Tak perlu membayangkan lagi.. 2 setengah Jam...
yg dahsyat, hampir di setiap pendakian Curam..
saya turun dari sepeda motor..
tapi tetap saja ,
saya kagum pada ketangguhan anak anak sumba..
jika sekarang saya ditanya tentang Gatotkoco..
saya kana jawab, Ia adalah keturunan Sumba dan Timor..
Lelaki tangguh , Otot kawat Tulang Baja...
Kalau bukan Hedrik, saya ga akan mau melewati medan ini.
Entah kenapa saya merasa nyaman dan percaya
bahwa kami akan dijagaNYA dalam perjalanan seperti ini..
Kalau bukan Hendrik, yang berotot kawat Tulang baja,
tak akan kuat selama 3 jam melalui JALAN KUDA ini,
Tangan nya yg tangguh dan kokoh,
sangat mampu menahan beratnya medan..
mendaki , menurun diatas lobang2 jalan bukit kapur ini..

hanya sesekali kita berpapasan dengan penduduk
yang melalui jalan itu dengan jalan kaki..
saya tahu..
banyak daerah yang seperti ini di Indonesia.
tapi selalu hati ini teriris,.. merasakan sediki dari
apa yang mereka rasaka. setiap hari... ini.
Pasti ada jalan keluar,
tapi itu hanya denga kesadaran semua lini bangsa
seperti kesalnya hati saya melihat
Bis yg sudah separoh rongsokan..
yg diperjalankan untuk membawa penduduk Sumba ini..
bukan karena Bisnya Jelek..tapi sebenarnya sudah tak layak jalan
dan sedih karena.. pemimpin mereka yang tak sungguh2 memperjuangkan nasib mereka
karna, maaf saja , rumah dinas gubernur yang trbesar di indonesia
itu mungkin saja berada di Kupang....
tak sungguh memperjuangkan bahwa, 

"NYAWA ORANG SUMBA PUN SAMA BERHARGANYA DENGAN NYAWA ORANG JAKARTA
KARENA MEREKA JUGA BANGSA INDONESIA"
dimana, angkutan umum yg tidak nyaman sedikit saja pasti akan diributkan..
(walau sebenarnya di Jakarta pun banyak angkutan umum yg tak layak jalan,
"tapi ITU BUKAN URUSAN SAYA" HEHEHEH"
(ups, ssssttttt, ini saya baru saja mendarat di Bali.
dengan selamat Alhamdulillaah..tandanya...hihihi)
hemmm, akhirnya setelah beberapa kali terengah engah..
mendaki jalan yg tak kuat di daki oleh motor sambil membonceng saya..
jam 4 sore kami sampai di Tanarara..
dan seperti sebelumnya.. dan juga untuk selanjutnya juga akan begitu..
kedatangan kami disambut gonggongan anjing piaraan penduduk..
dari kiri dan kanan.. jalanan bukit kapur kampung Gersang ini...
dan saya juga sudah tak kaget lagi jika
berpapasan dengan makluk hitam atau belang hitam putih..
yg disebut "Kambing balap" oleh bang kinoi,
yup... di beberapa daerah Sumba, Timor dan Rote ini,
babi piaraan yg berlalu lalang dijalan
adalah kewajaran..
Setelah 30menit beramah tamah dengan Tetua di Tanarara,
disuguhi kopi hitam yg nikmat..
saya memutuskan segera
ke Site kincir Angin yg berada 500m dari pemukiman warga.
walau sedikit perih mendengar cerita,
bapak desa atau kepala desa yg tinggal di kampung ini..
untuk hal Listri ini sangat tidak peduli pada rakyatnya..
mulai dari tidak pernah sekalipun mengunjungi site,
setidaknya berbasa basi pada Anak anak yg bekerja bersama masyarakat
sampai pada cerita, hari pertama listrik menyala di Tanarara..
dimana rakyat di beri 2 lampu 5 watt setiap rumah,
dia dengan Gagah nya menghidupkan 30 lampu diatas 10watt..
untuk Rumahnya yg memang besar...
ah, mungkin itu baru cerita pengaduan masyarakat saja..
saya harus pastikan....
Lalu saya bergegas..ke Site,
Memprogram semua kontroller sistem turbin,
untuk melepas 33 Kincir yg masih diikat,
menyusul 14 Turbin yg dilepas terlebih dahulu
untuk uji coba...
menjelang Magrib, sama seperti Palindi,
saya melepas 33 turbin itu dengan tangan saya sendiri..
dibantu oleh beberapa warga yg memegang tangga..
yaa, disini ada sedikit ego... ego saya...
karna saya merasa bahwa Kincir2 itu adalah buah perjuangan
saya, teman2 di Jepang dan adik2 di LAN serta
IBEKA, Pertamina dan Abah DI..
maka , disetiap ujung bilahnya..
saya panjatkan doa..pada ALLAAH YANG MAHA BERKEHENDAK..
"dengan berkah dan kehendakMU... kami berkarya...
dengan Berkah dan kehendakMu jua..kami sampai disini
dan menyelesaikan pekerjaan ini..
dan kumohonkan kembali Berkah dan KehendakMU..
SANG MAHA BERKEHENDAK...
Limpahkan lah Anugrah MU melalui Angin yg baik..
yang bercengkrama dengan bilah bilah ini,
jadikanlah.. Karya Kami yg Juga Atas KEHENDAKMU,
bermanfaat untuk penduduk Tanarara ini..
selama mereka masih membutuhkannya...
dan Penari Langit kecilku...
Menarilah Menarilah.. Menarilaaaaah..
untuk mereka...."
dan Alfatihah untuk semua kincir angin tsb..
melegakan ku.. melepasnya..
Alhamdulillaah.. jam 18 semua kincir Angin ini..
Menari Indah.. bersama terbenamnya matahari..
lalu kuberjalan mengitari desa, melihat lampu2 kecil yg menyala
sedikit menerangi gelap malam rumah2 kayu.. itu
kecuali di Rumah kepala Desa, dengan Lampu yg sangat terang...
ya Sudahlah.. biarkan warga yg berembuk menyelesaikan masalah ini..
Pagi ini, setelah melakukan pengecekan ulang...
semua sistem Kincir..
dan berdiskusi dan memberi penjelasan perawatan kincir..
dan harapan harapan dimasa depan untuk anak cucu mereka..
saya meninggalkan Tanarara yg kering.. gersang..
dalam waktu dekat saya ingin datang lagi.. kesini
ingin membawa 1000 buku...
karna pilu.. melihat mereka ...
semoga anak anak mereka
akan menjadi orang2 yang akan memperjuangkan
nasib bangsa mereka...untuk lebih baik.. dan lebih baik..
dimasa mendatang...
semoga ini hanya awal perjuangan..
catatan Perasaan
yg berkecamuk meninggalkanTanarara..
20140906... By Ricky Elson
Semoga YANG MAHA BERKEHENDAK merestui perjuangan ini.
dan lebih banyak lagi anak anak muda yg membangun pelosok negri...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost