BERSEMANGAT: Dahlan Iskan berada di antara peserta seminar kewirausahaan yang diselenggarakan Universitas Ciputra Sabtu (6/9). (Angger Bondan/Jawa Pos)
SURABAYA – Kehadiran seorang guru hebat benar-benar membakar antusiasme peserta seminar nasional kewirausahaan di auditorium Universitas Ciputra (UC) Sabtu (6/9). Seribuan orang tumpah ruah menyaksikan Menteri BUMN Dahlan Iskan berbagi pengalaman memimpin bisnis.
Seminar bertema Strategi Membangun Budaya Entrepreneurial Organization guna Menghadapi Persaingan Global itu terbuka untuk umum. Beragam usia hadir. Mereka bebas menyerap ilmu langsung dari Dahlan. Namun, ada pula mahasiswa yang mendapatkan tugas meringkas materi dan merangkum isi seminar.
”Rasanya sehari bersama guru yang hebat lebih baik daripada ribuan hari belajar sendiri dengan rajin,” kata Linda, salah seorang peserta seminar dari Surabaya. Linda dan ratusan hadirin rela berjajar di anak tangga auditorium. Dia mengaku menikmati betul penampilan Dahlan yang atraktif dengan humor-humor segarnya.
Sesi tanya jawab pun makin hangat. Dahlan bercerita seputar pengalamannya memimpin berbagai lini bisnis selama ini. Salah satunya tentang peran penting generasi muda. ”Saya punya keyakinan, anak mudalah yang bisa membuat kemajuan,” tuturnya.
Dahlan menyebut sekelumit kisah bagaimana proses pergantian tampuk kepemimpinan perusahaan Jawa Pos kepada Azrul Ananda, putranya. Kisahnya menempuh berbagai terobosan dalam mengubah BUMN dan menghindarkannya dari kerugian juga ditularkan.
”Cuma ada dua syarat memilih pemimpin. Pertama, integritas. Yang kedua, antusias,” ujar dia. Dua hal itulah, ungkap Dahlan, yang menjadikan suatu perusahaan melesat maju dalam semua komponen.
Nadia Rulita, mahasiswi jurusan international business management (IBM) UC, itu mengatakan sangat suka seminar kemarin. ”Pak Dahlan orangnya seru, lucu. Enggak terasa kayak seminar,” ujarnya.
Rektor UC Ir Tony Antonio MEng berharap mahasiswanya bisa menyerap pengalaman berharga dari figur Dahlan Iskan. ”Pak Dahlan memberi contoh tentang semangat entrepreneurship dan kesederhanaan,” ungkap dia. (rim/c7/roz)