Minggu, 08 Desember 2013

Suara Dahlan Iskan untuk Buruh

13864734311917221799
Dahlan iskan dan GEBER BUMN
Pidato di Atas Mobil Komando
Penampilannya masih seperti biasa. Kaca mata, kemeja putih dan celena cream. Nampak Dahlan Iskan merangsek ke tengah-tengah demonstran. Kerumunan demonstran yang layaknya orang kesurupan massal. Marah dan berteriak-teriak tidak karuan.

Namun demikian. Dahlan Iskan tidak gentar. Dengan tenang naik ke mobil komando demonstran. Berdiri dikelilingi koordinator aksi.

Nampak switer putih bergelantungan di tangan kirinya. Tangan kanannya memegang mik yang sebelumnya digunakan demonstran. Ini terjadi pertenganhan Nopember lalu. Di depan istana negara. Dengan lantang dan lugas kemudian Dahlan Iskan bicara:

“Rekomendasi saya terima kemarin sore. Hari ini anda sudah demo. Luar biasa.” Demostran bertepuk tangan. Tanpa merasa tersindir.

“Tentu hasil Panja tersebut akan kita laksanakan. Tetapi kan tidak mungkin hari ini.” Demonstran berteriak kecewa.

“Ada cara-caranya, ada prosedurnya, ada tahapannya dan itu yang akan kita laksanakan.”.

“Saya juga sudah meneliti. BUMN mana sih sebetulnya yang outsourcing nya itu jelek sekali.” 
Kembali demonstran bertriak-teriak.

“Tidak mungkin satu hari selesai. Tidak mungkin satu minggu selesai. Anda bunuh sayapun kalau hari ini harus dilaksanakan saya tidak bisa. Anda bunuhpun silahkan bunuh. Saya tidak bisa. “

“Karena kemarin saya baru terima suratnya. Dan hari ini harus dibicarakan. Tidak bisa anda paksa hari ini harus dilaksanakan. Ini menyangkut ribuan orang. Tidak bisa langsung diselesaikan. Tidak masuk akal dan tidak bisa. Itu yang bisa saya tegaskan. Terimakasih. “

“Mungkin ini tidak memuaskan emosi saudara-saudara. Tapi saya harus mengatakan apa yang harus saya katakan. Apapun resikonya. Saya harus katakan ini.”

Demikianlah kira-kira pidato Dahlan Iskan. Disampaikan di tengah-tengah demonstran yang mengatas namakan dirinya GEBER BUMN. Menuntut tenaga outsourcing yang bekerja di BUMN segera diangkat menjadi pegawai tetap.

Meski Dahlan Iskan sudah tegas menyatakan kebijakannya. Bahwa mereka akan diangkat dengan prosedur dan dalam waktu tertentu. Demonstran tidak mau tau. Mereka ingin 
secepatnya diangkat.

Pahlawan Hitam

Oke. Mungkin karena mereka buruh. Tidak mengerti dan tidak mau peduli akan prosedur. Tapi yang paling tidak masuk akal adalah para anggota dewan. Khususnya dari komisi IX. Ikut-ikutan berteriak mengatakan Dahlan Iskan pembohong. Tidak mau menjalankan rekomendasi Panja Outsourcing.

Dimana otak para anggota dewan tersebut. Meneliti dan memproses puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu orang tidak mungkin hanya dalam satu minggu, satu bulan bahkan mungkin satu tahun.
Kita bercermin dari Kemenpan RB. Dalam kasusus yang hampir sama. Saat para honorer menuntut diangakat menjadi PNS. 8 tahun tidak selesai. Sejak tahun 2005 sampai sekarang belum tuntas.

Lalu di mana letak akal sehatnya jika Kementerian BUMN sekarang dipaksa mengangkat tenaga outsourcing dalam waktu kilat. Jangankan setahun. Baru sehari rekomendasi Panja Outsourcing sampai ke tangan Dahlan Iskan. Besoknya Dahlan Iskan sudah didemo. Seolah-olah tidak mau menjalankan rekomendasi Panja. Dan beberapa hari kemudian anggota dewan ikut-ikutan mengatakan Dahlan Iskan pembohong. Berteriak lantang bak pahlawan.

Mari Bercermin

Sangat tepat pendapat Dahlan Iskan. Dalam mengangkat tenaga outsourcing menjadi pegawai tetap. Harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Ceroboh sedikit saja. Masalah besar akan muncul.

Pertama. Tidak semua BUMN mampu mengangkat tenaga outsourcing menjadi pegawai tetap. Ini terkait kemampuan perusahaan BUMN itu sendiri.

Boleh saja para politisi mengatakan BUMN tidak harus berorientasi pada laba. Tapi apa yang bisa dilakukan para politisi saat perusahaan bangkrut. Ini yang menimpa 12.000 karyawan PT. IPTN beberapa tahun yang lalu. PHK massal.

Begitu juga ribuan karyawan pada 15 perusahaan BUMN pada tahun 2011. Saat Dahlan Iskan belum menjabat sebagai Menteri BUMN. Berbulan-bulan bahkan ada yang sampai 7 tahun tidak menerima gaji. Seperti yang terjadi pada karyawan PT IKI Makassar, PT Djakarta Lloyd, PT Kertas Leces, PT Industri Sandang Nusantara, PT Dirgantara, PT Batan Tekno, PT Bona Bisma Indra, PT Kertas Kraft Aceh, dan lain sebagainya. Ini yang ditakutkan Dahlan Iskan.

Setelah Dahlan Iskan mengatasi masalah itu. Sekarang anggota dewan tampil layaknya pahlawan. Berteriak-teriak sok membela buruh dan mencaci Dahlan Iskan.  Yang sebenarnya mereka tidak peduli nasib buruh. Mereka hanya menunggangi buruh sebagai alat politik.

Kedua. Kita bercermin lagi pada kasus yang dihadapi Kemenpan RB. Pengangkatan honorer menjadi PNS tidak bisa serampangan. Tidak tanggung-tanggung. Kemenpan RB sampai menggandeng BPK untuk menelusuri keabsahan para tenaga honorer tersebut. Karena saat pemerintah mengeluarkan kebijakan. Akan mengangkat honorer menjadi PNS. Tiba-tiba jumlah mereka membeludak tidak terkendali.

Semuanya memegang SK dari kepala daerah atau kepala instansi. Asli. Tapi SK tersebut dibuat belakangan. Terbukti. Setelah BPK turun memeriksa  sampai menelusuri SPJ gajinya. Ternyata mereka bukan honorer sebenarnya. Mereka diangkat belakangan setelah keluar kebijakan pemerintah. Entah karena keluarga pejabat. Atau mengeluarkan sogok untuk mendapatkan SK.

Hal ini akan terjadi juga di perusahaan BUMN. Kalau pengangkatan outsourcing tidak dilakukan dengan super hati-hati dan ketat. Siapa yang bisa menjamin diantara ribuan pejabat di perusahaan BUMN tidak ada yang menggunakan kesempatan dalam kesempitan? Menaruh keluarga atau orang yang memberi sogok dalam daftar tenaga outsourcing?

Belum lagi masalah kecemburuan diantara para pekerja outsourcing sendiri. Karena mereka diangkat secara bertahap sesuai dengan kemampuan perusahaan. Kalau tidak cermat. Bagaimana kalau tiba-tiba tenaga outsourcing yang lebih sedikit masa kerjanya diangkat lebih dahulu? Ini tentu akan menimbulkan masalah tersendiri.

Dahlan Iskan orang yang cerdas. Sudah bisa membaca situasi yang akan terjadi. Bisa memperkirakan masalah yang akan menghadang.

Jebakan si Perut Buncit
Ayolah para buruh. Percayakan semuanya pada Dahlan Iskan. Saya yakin. Walapun masalah outsourcing tidak bisa diselesaikan dalam hitungan minggu atau bulan. Dahlan Iskan pasti tidak membutuhkan waktu sampai sewindu seperti Kemenpan RB.

Coba diingat. Sampai sekarang belum genap satu bulan. Sejak Dahlan Iskan berdiri di atas mobil komando itu. Bersabarlah sedikit. Penantian anda belum seberapa dibandingkan para honorer. Bekerja puluhan tahun dengan gaji hanya 250 ribu. Bahkan ada yang tidak digaji sama sekali. Harus menunggu proses selama 8 tahun. Dan sampai sekarang masih menunggu. Entah sampai kapan.

Jangan terlalu percaya dengan mulut besar anggota dewan di komisi IX itu. Apalagi para pengurus organisasi buruh. Keliatannya saja mereka membela. Tapi hakekatnya menjerumuskan buruh ke jurang penderitaan. Perusahaan bangkrut. Buruh di PHK atau minimal tidak menerima gaji.

Dan saat itu para anggota dewan tidak peduli. Kalaupun perusahaan yang sudah sekarat menghiba meminta PMN. Tanpa malu mereka meminta jatah. Untuk membesarkan perut mereka yang sebenarnya memang  sudah buncit.
***

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost