Triomacan berulah lagi, setelah fitnah korupsi 37 Triliun tidak terbukti, mereka mencari celah lain dengan mengangkat Isu Korupsi di PLTU Embalut Kaltim. Dalam dialog dengan relawan, sikap Pak Dahlan terhadap fitnah-fitnah itu jelas.
Tidak akan melayani, dijelaskan faktanya pun bakal makin menjadi-jadi. Bahkan dengan lantang Pak Dahlan berseru ke relawan: kalau masih ragu-rau pada saya, dan lebih percaya sama triomacan, jangan dukung saya!
https://soundcloud.com/
Cuma relawan seperti kita, suka gregetan dengan fitnah semacam ini. PLTU Embalut ini punya group Jawa Pos. Dibangun sebagai pembangkit swasta pertama di luar jawa untuk membantu PLN mengatasi krisis listrik di Kaltim.
Dalam sebuah interview, Dahlan pernah menceritakan awal tahun 2000 "Ada permintaan dari Kalimantan Timur yang menghadapi krisis. Aneh kan, di kawasan penghasil batu bara terbesar, pembangkit listriknya bukan menggunakan batu bara, tapi solar dan gas. Biayanya mahal sekali.
Karena sudah berpengalaman, dan kebetulan juga di kampung isteri saya, permintaan itu saya penuhi. Saya bangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Embalut, berpatungan dengan pemerintah daerah. dengan kapasitas 2 x 25 megawatt. PLN membeli dengan harga murah. Saya malah rugi hingga 5 miliar perbulan. " Kata Dahlan.
http://news.liputan6.com/
Berikut berita lama Peresmian PLTU EMbalut tahun 2008.
SBY Resmikan PLTU Embalut
---------
TENGGARONG – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Embalut - Tanjung Batu, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara (Kukar), diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Sabtu (5/7).
Peresmian firing tahap I proyek berkapasitas 2x25 megawatt (MW) yang dibangun PT Cahaya Fajar Kaltim (CFK) ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh SBY. CFK adalah perusahaan patungan PT Kaltim Electric Power (KEP) milik Jawa Pos Grup dengan Pemprov Kaltim melalui Perusda Kelistrikan Kaltim.
Secara khusus, SBY menyampaikan apresiasi dan menyatakan bangga atas dibangunya proyek PLTU berbahan bakar batu bara ini lantaran ikut memelopori pengurangan pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) yang harganya terus meroket di tingkat dunia. Ia juga bangga karena PLTU yang dibangun dengan investasi Rp 700 miliar tersebut merupakan pembangkit listrik milik swasta pertama yang dibangun di luar Pulau Jawa.
"Saya salut dengan Bung Dahlan Iskan (Dirut CFK, Red.) yang memeloporinya. Ini contoh yang baik. Jika ada masalah, jangan hanya marah-marah, saling tuding, saling menyalahkan, dan menyerah. Tapi tunjukkan solusinya,” ujarnya.
"Saya tahu, Bung Dahlan ini kalau bicara blak-blakan, apa adanya. Tapi konsekuen bila ingin melakukan sesuatu,” tambah Presiden.
SBY menceritakan, Dahlan pernah frustasi di Kalbar dengan proyek yang sama. Bahkan balik kanan menyerah. “Barangkali ini juga hampir terjadi di Kaltim karena ternyata sejak tahun 2003 mengurus izin, tapi 2006 baru keluar," tandasnya.
Pada saat memberikan sambutan, Dahlan memang menyampaikan persoalan yang dihadapinya dalam mengurus izin proyek listrik ini.
Menurut SBY, lambatnya mengeluarkan izin ini merupakan penyakit yang belum bisa berubah total. "Reformasi banyak mengubah, tapi banyak juga yang belum berubah. Ada istilah kalau bisa dipersulit, kenapa dipermudah. Itulah penyakit, di pusat dan daerah," imbuhnya.
Karena itulah, ia juga minta pers soroti instansi yang suka menghambat izin. "Angkat di koran-koran. Jangan yang disalahkan SBY melulu,” tuturnya tersenyum, dan disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
“Saya sih, nggak apa-apa. Saya siap. Tapi supaya yang lain juga ikut bertangung jawab," tegasnya.
Ia juga berharap proyek PLTU yang sudah ditunggu masyarakat Kaltim ini terus ditambah. "Insya Allah bisa lebih besar lagi, sehingga Kaltim tertolong. Kalau PLN dan non PLN di seluruh Indonseai bangkit, kekurangan pasti bisa ditutupi. Tapi selama ini, semua mengeluh, kurang, kurang, dan kurang, tapi tak mau berusaha," kritiknya.
Soal meroketnya harga BBM, SBY juga menyampaikan beberapa hari ini rajin mengikuti perkembangan situasi dunia. "Tak pernah dalam sejarah dunia, termasuk Indonesia, harga minyak mencapai 100 hingga 120 dolar per barel," ujarnya.
Indonesia, kata dia, terpaksa ikut menaikkan sejumlah harga BBM agar ekonomi tidak ambruk. "Tapi tampaknya harga masih naik dan hari ke hari tembus 145 dolar per barel. Dengan kenaikan harga itu, pemerintah memutar otak, cari akal, dan ikhtiar bagaimana mengatasi dan selamatkan ekonomi," ujarnya.
Pemerintah berupaya mengatur APBN dan melakukan langkah agar tidak terima beban berlebih. Kalau harga minyak mentah tembus 140 dolar per barel, subsidi BBM bisa mencapai Rp 204,9 triliun. Atau seperlima lebih dana APBN.
"Kalau harga sampai 150 dolar per barel, maka subsidi yang diarahkan untuk menutup APBN yang tekor hingga Rp 320 triliun, itu sepertiga APBN kita. Hampir sama dengan jumlah pengeluaan lembaga pemerintah dan negara," bebernya.
Sementara subsidi untuk listrik, jika harga BBM 140 dolar per barel yakni Rp 80 triliun. "Kalau minyak mentah 160 dolar, subsidi listrik Rp 254 triliun," sebutnya.
Meski hal itu tidak ideal, mau tidak mau subsidi itu tetap harus dikeluarkan pemerintah. "Sebab tak mungkin pemerintah terus menaikkan harga BBM. Kami juga punya hati, kami punya empati. Ada batas yang dipilih untuk keputusan kebijakan BBM,” ujarnya.
Ia juga mendorong pembangkit listrik dengan bahan seperti tenaga angin, gelombang air, tenaga surya, dan dari tumbuhan. "Saya salut Bung Dahlan Iskan memelopori membangun pembangkit. Jangan cuma marah dan menyerah. Mari lakukan sesuatu agar tidak menggantungkan BBM minyak. Indonesia punya semuanya, mari kurangi subsidi dengan kurangi BBM. Silakan gunakan batu bara untuk selamatkan perekonomian," bebernya.
Ia juga mengingatkan agar pengusaha juga rutin membayar pajak. "Jangan ketika usaha berhasil tidak bayar pajak. Jangan slaman slumun selamet," pesannya, lagi-lagi disambut tawa hadirin.
Titik Awal
Dahlan yang menyebut dirinya sebagai pengusaha “UKM” di bidang pembangkit listrik menyampaikan terima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas diresmikannya PLTU Embalut Tanjung Batu Kukar. "Kedatangan Presiden ini semakin memberikan dorongan dan kebanggaan nasional kepada saya sehingga kami mampu menyelesaikan PLTU Embalut ini. Lebih-lebih Bapak Presiden sendiri berkenan hadir dan meresmikan firing PLTU 2x25 MW ini," kata Dahlan.
Meski proyek ini tergolong “UKM”, namun Dahlan mengaku bersyukur karena inilah PLTU pertama yang dibangun di lumbung energi nasional di jalur Samarinda-Balikpapan. "Meski PLTU ini sangat kecil, Insy Allah, PLTU ini merupakan titik awal terpecahkannya krisis listrik di Kaltim yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun," kata CEO Jawa Pos Grup ini.
Meski kecil, ia berharap PLTU Embalut akan bisa menghapus kesan masyarakat yang kurang baik. Yakni seolah-olah Kaltim ini seperti “ayam mati kelaparan di lumbung padi”. Juga bisa menghapus kesan yang hidup selama ini yang menyebutkan “krisis listrik di lumbung energi”.
"Kami juga bersyukur, di saat pemegang PPA (Power Purchase Agreement, Red.) yang lain tidak ada yang berani memulai membangun PLTU di Kaltim, kami bisa menyelesaikan PLTU ini tepat waktu," tuturnya.
Karena itulah, Dahlan meminta dukungan Presiden agar bisa segera melanjutkan pembangunan PLTU Tahap II sebesar 2 x 50 MW di lokasi tersebut.
Dikatakannya tekad tersebut dilaksanakan karena pihaknya sudah membangun infrastruktur dasarnya. Mulai dari pengurukan lahan, pembangunan jalan, pelabuhan, water intake dan lainnya. "Kalau kami tidak membangun tahap kedua, berarti infrastruktur tersebut akan sangat idle," ucapnya.
"Apalagi, sampai hari ini, belum satu pun pemenang tender yang sudah beberapa tahun mengantongi PPA dari pemerintah menunjukkan tanda-tanda akan memulai proyeknya sehingga kita bisa memperkirakan dengan jelas bahwa ketersediaan listrik yang memadai di Kaltim ini masih akan berlangsung lama," imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, Dahlan juga menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Kaltim dan anggota DPRD Kaltim yang secara bersama-sama memperjuangkan terwujudnya PLTU yang meskipun kecil tapi bersejarah. "Kami mohon maaf kepada bapak Presiden karena keterbatasan sehingga kami tidak bisa mempersembahkan proyek yang bergengsi," tuturnya.
Dahlan mengatakan, proyek PLTU sebenarnya sudah bisa diproduksi. Tapi ia mengaku, pihaknya harus bersabar menunggu selesainya pelaksanaan PON XVII di Kaltim 6-17 Juli. "Kami tak ingin ganggu sistem PLN. Biar saja kami sabar tunggu selesainya PON. Agar tidak ganggu listrik PON," tandasnya. (gs/eff)
http://www.jpnn.com/
Foto: SBY dan Dahlan Iskan saat peresmian PLTU Embalut, 6 Juni 2008.