BALIKPAPAN – Hingga saat ini, belum ada figur calon presiden RI dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014 yang sekomplet Dahlan Iskan. Selain punya wawasan intelektual, kematangan emosi dan kecerdasan spiritual, Menteri BUMN ini juga sangat merakyat. Bahkan gaya blusukannya sudah dilakukan jauh sebelum muncul nama Jokowi (Joko Widodo, gubernur DKI Jakarta).
Untuk Kaltim, perannya sudah terbukti dengan tuntasnya masalah listrik ketika dia menjadi direktur PLN. “Kalau Jokowi itu media darling, Pak Dahlan Iskan ini people darling. Ingat, media darling itu sifatnya sementara, sedangkan people darling terus meresap ke semua penyukanya. Itulah Dahlan Iskan. Sifatnya tidak dibuat-buat dan terus menular,” kata motivator Johan Yan kemarin di Balikpapan.
Johan di Hotel Novotel membakar semangat ratusan Relawan Demi Indonesia (ReDI). Sehari sebelumnya, ratusan ReDI di Samarinda juga jadi “korbannya”. “Saya baru saja mengenal Dahlan Iskan, tapi saya sangat fanatik.
Bagaimana dengan Anda yang kini menikmati listrik hasil jerih payah beliau? Inilah saatnya kita menjadi relawan demi presidenku, Dahlan Iskan,” sebut Johan yang langsung mendapat sambutan antusias dan kepalan tangan ke udara dari ratusan orang yang hadir.
TB Silalahi, tokoh nasional yang dua kali “membawa” Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden RI, juga menyebut Dahlan Iskan sebagai sosok yang komplet dan dibutuhkan seluruh warga Indonesia saat ini. Tentunya, sebagai presiden RI selanjutnya. “Ingat, sudah 4 presiden kita yang turun secara tidak wajar. Tentu ada sesuatu yang perlu dicermati alasannya.
Ke depan, presiden RI membutuhkan sosok yang mau turun dan mendengar langsung masalah rakyat. Dan saya kira Dahlan Iskan adalah sosok paling tepat. Dia bahkan tak segan-segan makan tiwul, yang sebenarnya adalah makanan seorang petani yang saat itu dia kunjungi. Soal kapasitas, Dahlan Iskan tak perlu diragukan lagi.
Dia punya wawasan intelektual, kematangan emosi dan kecerdasan spiritual yang sangat baik,” ulas pria kelahiran 1938 yang nasihatnya selalu didengarkan Presiden SBY ini. Dia lalu membocorkan sedikit rahasia. Katanya, kunci kesuksesan SBY menjadi presiden RI pada 2004 bukanlah karena Partai Demokrat. Saat itu, Demokrat adalah partai baru. “Ketika itu saya membentuk para relawan.
Ya seperti Anda-Anda ini (Relawan Demi Indonesia). Apa yang Anda yakini, akan menjadi penentu siapa presiden RI 2014 nanti. Waktu saya memenangkan SBY, saya saat itu yakin dia jadi presiden. Kalau sekarang, saya yakin Dahlan Iskan presidennya,” tegasnya, langsung disambut riuh ratusan relawan DI. Acara seminar motivasi bagi para ReDI ini makin spesial, ketika pukul 17.00 Wita sang calon presiden masuk ke ballroom hotel tersebut.
Tanpa dikomando, ratusan peserta langsung bertepuk tangan dengan semangat sambil meneriakkan kerja-kerja-kerja. Saat Dahlan Iskan naik ke panggung, para relawan langsung mengerubuti dan meminta foto bersama. Acara pun langsung dilanjutkan dengan dialog. “Saya kira kita belum lama bertemu dan berdialog panjang lebar. Segala macam sudah ditanyakan.
Banyak yang tanya soal gaji dan kekayaan yang saya miliki. Tapi enggak ada yang bertanya istri saya ada berapa, apakah benar istri saya ada 8. Ayo tanya, mumpung istri saya ada di ruangan ini,” canda Dahlan, yang langsung membuat riuh peserta. “Saya pikir kalau masih ada keraguan tentang saya di bidang apapun, tanyakanlah. Jangan sampai Anda mendukung saya, tapi masih ada sisa-sisa pertanyaan yang tersimpan.
Silakan tanyakan jangan sampai disimpan di hati. Jangan sampai Anda mendukung, tapi meragukan saya,” sambungnya. Setelah beberapa saat Dahlan membuka sesi tanya jawab, salah seorang peserta naik ke panggung. “Saya ingin bertanya Pak. Bolehkah saya meminta jaket yang dipakai bapak sekarang,” kata pria itu. Tanpa pikir panjang, Dahlan yang mengenakan baju putih dan celana hitam ini melepasnya dan memberikannya.
“Saya akan selalu memakai jaket ini di setiap kali saya bepergian. Jaket ini juga tak akan pernah saya cuci sampai Pak Dahlan jadi presiden,” ujarnya dengan semangat. Dahlan pun mencandai pria yang beruntung mendapatkan jaketnya itu. “Kenapa saya tidak berat melepas jaket ini? Karena saya tidak menggunakan uang saya untuk membeli jaket ini,” katanya diiringi tawa dan tepuk tangan seluruh peserta yang hadir. “Ini memang aneh.
Sudah enam bulan saya pakai, enggak ada yang minta. Baru sekarang ada yang minta. Biasanya belum satu bulan saya pakai, jaket itu ada yang minta,” ucapnya. Setelah itu, bertubi-tubi pertanyaan dilontarkan. Dahlan salah satunya menanggapi pertanyaan tentang peluang dia menang dalam konvensi Partai Demokrat (PD) nanti. “Saya kira, itu saya serahkan pada Pak TB (TB Silalahi).
Saya pasrah kepada takdir. Intinya dalam hidup, orang lain boleh pintar, tapi kita tak boleh bodoh,” jawabnya. Ada juga seorang peserta yang meminta Dahlan Iskan setelah jadi presiden, mengganti setelannya yang selalu menggunakan sepatu kets. “Istri saya orang Banjar, kelahiran Samarinda, tapi saya orang Jawa. Ada istilah Jawa yang mengatakan kita harus pintar menempatkan diri.
Penampilan saya seperti ini adalah bentuk pemberontakan terhadap formalisasi birokrasi yang luar biasa (mengganggu) saat ini. Masak pejabat menemui petani pakai baju safari, jadi menurut saya itu berlebihan,” terangnya. Dia pun mencontohkan gaya presiden lainnya di dunia. “Saya sering mengamati Presiden AS Obama seperti apa, dia ternyata lebih sering pakai kemeja panjang dan tidak pakai dasi.
Saya sering mengamati Presiden Tiongkok yang pakai hem lengan pendek pada musim panas, intinya itu pintar menempatkan diri,” ucapnya. Ada pula yang meminta agar setelah Dahlan Iskan jadi presiden, proyek transmisi Kalsel ke Kaltim yang lama mandek bisa dituntaskan. “Memang proyek ini sudah lama, dan memang luar biasa sulit direalisasikan. Ketika mati lampu, yang disalahkan PLN.
Seandainya tiang selesai dibangun di kawasan Kalsel ke Kaltim, listrik bisa mengalir dan tidak terjadi krisis listrik. Tapi ini tidak bisa, karena masalah tanahnya yang bermasalah dan berperkara,” ujarnya. Soal program food estate yang sangat menguntungkan para petani, Dahlan mengatakan akan memfokuskan proyek ini ke Kalteng dan Kalbar. “Tapi Kalbar sulitnya bukan main membangun food estate ini.
Tapi kita tidak boleh menyerah, sama halnya seperti mobil listrik generasi pertama. Sulitnya bukan main, sampai nabrak gunung. Tapi yang generasi kedua sudah selesai dan kemarin dilakukan tes uji kelayakan. Hasilnya pun sudah keluar dari Kemenhub, hari ini (kemarin) dikirim, ke Bali. Saya harus lebih sabar untuk mencoba itu. Saya harus belajar dari peristiwa lalu, karena tujuannya untuk APEC.
Mobil listrik generasi kedua belajar dari generasi pertama, dan akan diperlihatkan ke para pemimpin dunia yang hadir di Bali nanti. Food Estate juga harus seperti itu, sulit tapi tidak boleh menyerah,” tutur Dahlan. Peserta juga ada yang menanyakan apa sebenarnya motivasi hidup Dahlan Iskan, terutama setelah transplantasi hati. “Saya enggak bisa jawab,” seraya tertawa. Namun dia lalu melanjutkan.
“Saya dulu mengira umur saya pendek, karena keluarga saya rata-rata umurnya pendek. Kakak kandung, ibu dan paman saya belum 40 tahun sudah meninggal. Saya punya perasaan akan meninggal muda. Maka yang saya lakukan adalah intensifikasi umur. Usia saya yang pendek ini, saya harus lebih produktif lagi. Lebih baik, umur pendek yang produktif dari pada umur panjang tidak produktif.
Tetapi umur saya lebih panjang dari yang saya duga, tapi lebih baik lagi, yakni umur panjang dan produktif,” ungkapnya, yang langsung menginspirasi ratusan ReDI. Salah satu penanya lainnya, memberikan pandangannya soal politik. Dia secara jujur menyebut tak peduli dengan politik. Dia mengaku datang ke acara seminar, hanya karena sosok Dahlan Iskan. Bukan karena partai atau misi politik lainnya.
“Saya kira sikap Anda ini paling betul. Saya pada dasarnya seperti itu. Anak saya juga begitu. Ketika saya menjadi pengusaha, saya juga tidak tertarik dengan dunia politik. Saya pernah didaulat menjadi gubernur Jatim. Sampai para calon gubernur datang ke saya, menanyakan hal itu. Tapi saya pikir, alangkah sulitnya wartawan saya nanti. Menjadi pengusaha atau menjadi orang independen paling enak, merdeka,” ungkapnya.
Perihal korupsi yang merebak di Indonesia, di mata Dahlan yang salah adalah sistemnya. “Nantinya, sistem akan lebih berperan terhadap korupsi. Seperti di Pelabuhan Tanjung Perak, nanti mengangkut peti tak perlu pakai truk, tapi monorail. Semuanya tidak akan saya buka di sini, nanti kalau saya ungkapkan ada perlawanan dari golongan terancam,” ucapnya.
Blok Mahakam yang saat ini kelanjutan kuasa pengelolaannya begitu ditunggu warga Kaltim, juga akan menjadi perhatian Dahlan. “Saya ingin semangatnya bukan karena anti-asing dan bukan karena nasionalisme sempit. Nanti kita akan dikucilkan dunia internasional. Saya ingin Blok Mahakam ditangani Pertamina karena memang Pertamina harus jadi perusahaan besar, di mana putra-putri kita sudah mampu menangani itu.
Kapan ahli perminyakan kita bisa mampu, kalau tidak diberi kesempatan,” ucapnya. Usai tanya jawab, ribuan peserta seminar kembali foto bareng Dahlan Iskan. Kedatangan Dahlan ke Kaltim, untuk menghadiri acara Kenduri Rakyat untuk Dahlan Iskan, yang akan digelar seharian penuh pada Minggu (29/9) hari ini, baik di Samarinda dan Balikpapan (berita terkait di halaman 12). Kedatangannya, khusus demi memenuhi permintaan warga Kaltim. Daerah yang hingga kini dicintainya.(*/rkp/che/k1)