Jumat, 11 Oktober 2013

Kereta Listrik Bekas Jepang Rp 900 Juta, PT INKA Rp 9 Miliar



JAKARTA, KOMPAS.com — PT Kereta Api Indonesia (KAI) memiliki alasan kenapa mereka lebih memilih mendatangkan kereta listrik bekas dari Jepang daripada kereta buatan PT Industri Kereta Api (PT INKA), untuk layanan kereta rel listrik Jabodetabek.Kepala Humas Daops I PT KAI Sukendar Mulya mengatakan, harga kereta listrik bekas dari Jepang jauh lebih murah, yaitu sekitar Rp 900 juta. Sementara itu, kereta buatan PT INKA sekitar Rp 9 miliar.

"Walaupun bekas, masih bagus. Sebelum dibawa ke sini, diperbaiki terlebih dahulu," kata Sukendar saat ditemui dalam acara peluncuran buku Jonan dan Evolusi Kereta Api di Erasmus Huis, Pusat Kebudayaan Belanda, Jakarta, Rabu (9/10/2013).

Dalam kesempatan yang sama, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan, pemerintah belum serius dalam memajukan transportasi publik. Dia berpendapat, PT INKA seharusnya diberi insentif agar kemudian harga jual kereta PT INKA terjangkau dan dapat digunakan oleh PT KAI.

Belum lagi, lanjut Agus, subsidi yang digelontorkan pemerintah dalam bentuk public service obligation (PSO) dalam layanan kereta api masih sangat kecil. "Yang saya tahu juga, KAI minta PSO ke pemerintah seperti pengemis," ujarnya.

Sebanyak 180 rangkaian kereta listrik bekas yang didatangkan dari Jepang akan tiba paling lambat pada akhir tahun ini. Sebanyak 180 rangkaian kereta listrik bekas tersebut merupakan rangkaian kereta tipe 205 yang dipesan dari East Japan Railway Company.

Jika sudah datang, maka kereta listrik itu akan menjadi tipe terbaru yang beroperasi di Indonesia, khususnya di Jabodetabek. Saat ini, tipe kereta listrik tipe paling baru yang dimiliki oleh PT KAI adalah tipe 203 yang didatangkan pada 2012, juga dari Jepang.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost