Kamis, 10 Oktober 2013

5 Mimpi Dahlan soal tol di atas laut Pantura


Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah berada di atas angin setelah dipuji-puji lantaran sukses membangun jalan tol di atas laut Bali. Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta agar momentum dan semangat membangun tol di atas laut Bali tidak hilang begitu saja.

Dahlan langsung bermimpi untuk kembali membangun tol di atas laut. Kali ini dari Jakarta sampai ke Surabaya. Untuk merealisasikannya, Dahlan telah mengumpulkan 19 BUMN.

"Ini 19 BUMN tanda tangan. Studi dulu bersama-sama. Tol di pantai Jakarta-Surabaya tanpa pembebasan tanah," kata Dahlan di Gedung Sarinah dalam penandatanganan sekitar 19 BUMN untuk melakukan studi tol di Jakarta, Kamis (3/10).

Dahlan tengah meminta anak buahnya membuat studi. Setelah studi selesai, pihaknya berencana mengajukan izin pembangunan ke pemerintah.

"Hasil studi baru izin ke pemerintah. Kita belum tahu apakah nanti diizinkan atau tidak. Soal diizinkan atau tidak kita akan berjuang. Bali dulu sulit dan kita terbukti kita bisa," katanya.

Mantan Dirut PN ini meyakini proyek ini bisa digarap dengan sistem keroyokan BUMN. Dahlan memberi waktu sekitar 6 bulan kepada BUMN untuk melakukan studi sebelum diajukan izin dan lainnya.

"Dari segi modal, perbankan kita kuat, Mandiri, BRI, semua perbankan kuat mendanai ini. Kontraktor dari BUMN karya sangat kuat," ujar Dahlan.

Proyek ambisius ini memiliki beberapa kelebihan di benak Dahlan. Berikut merdeka.com akan merangkum sejumlah keunggulan itu

1. Bisa dilewati kereta cepat
Dahlan sesumbar bahwa nantinya jalan tol di atas laut sepanjang pantai utara (Pantura) ini dapat dilewati kereta cepat. Pernyataan Dahlan ini terlontar setelah idenya mendapat kritikan dari sejumlah pengamat.
"Bisa saja nanti di sana kereta cepat di situ sekaligus," kata Dahlan ketika ditemui di Kantor Askes, Jakarta.
Seperti diketahui, beberapa kalangan menilai rencana Dahlan ini hanyalah pemborosan anggaran dan bentuk pencitraan sebelum masa baktinya habis tahun depan. Moda transportasi kereta dinilai lebih bermanfaat bagi masyarakat.

2. Bisa sebagai jalur pipa gas
Dahlan mengatakan proyek ini juga sebagai stimulus peningkatan kinerja BUMN lainnya. Pasalnya, jalan tol yang akan membentang sepanjang Pantura ini dapat menjadi jalur pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN).
"PGN minta ikut join atau diikutkan mau pasang pipa gas di situ. Kemarin belum di ajak ga terpikir (PGN)," ujarnya.
Saat ini PGN telah mengajukan diri untuk memasang pipa gas di jalan tol yang nantinya diperkirakan menelan biaya pembangunan sekitar Rp 150 triliun ini.

3. Bisa sebagai jalur serat optik
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, mengungkapkan bahwa jalan tol Jakarta-Surabaya ini dapat menjadi tempat menaruh kabel fiber optik.
"Mungkin ada fiber optik yang lain silakan," tuturnya.
Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.
Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingkan dengan penggunaan kabel konvensional.
Beberapa perusahaan telekomunikasi telah menggunakan teknologi ini. Salah satunya adalah PT Telkom.

4. Semua BUMN mendapat untung
Dahlan meyakini negara semakin diuntungkan dengan adanya pembangunan proyek jalan tol ini. Pasalnya, seluruh BUMN dapat menikmati manfaat dari pembangunan mega proyek ini yang pada akhirnya bermuara untuk pemasukan negara dalam bentuk dividen.
Pada awalnya, 19 BUMN diajak ikut serta dalam studi kelaikan. Ke-19 BUMN antara lain Jasa Marga, Adhi Karya, Waskita Karya, Wijaya Karya, Mandiri, BNI, BRI, BTN, Jamsostek, Taspen, Pembangunan Perumahan (PP), Brantas Abipraya, Istaka Karya, Pelindo II, Pelindo III, Semen Indonesia, Krakatau Steel.
"Ini 19 BUMN tanda tangan studi dulu bersama-sama tol di pantai Jakarta-Surabaya tanpa pembebasan tanah," kata Dahlan.
Jika menilik perkiraan dana yang dihabiskan dalam proyek ini mencapai sekitar Rp 150 triliun maka mimpi Dahlan ini tentunya masuk akal.

5. Fasilitasi pertumbuhan kendaraan
Dahlan bercerita, latar belakang pembangunan tol atas laut Jakarta-Surabaya ini karena banyaknya kendaraan di Indonesia.
Penambahan mobil baru saat ini mencapai 1 juta per tahunnya. Sedangkan penambahan sepeda motor mencapai 80 juta per tahun.

"Satu tahun tambah mobil 1 juta 200 ribu. Tambah sepeda motor 8 juta. Mau taro di mana ini nanti. Tol paling jadi 5 tahun lagi. Mobil bertambah terus," kata Dahlan saat di temui seusai rapim di kantor Askes, Jakarta.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost