TEMPO.CO, Jakarta - Masalah listrik di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai dapat diatasi dengan dioperasikannya dua pembangkit listrik tanpa bahan bakar minyak (BBM). Kedua pembangkit baru itu adalah pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) Ndungga yang berkapasitas 2 x 1000 KW dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 1 NTT yang berkapasitas 2 x 7 mega watt (MW).
"Kedua pembangkit itu sudah beroperasi untuk melayani masyarakat di Ende dan daratan Flores," kata Humas PLN Wilayah NTT, Paul Bolla, kepada wartawan di Kupang, Kamis, 24 Oktober 2013.
Seluruh tahapan pembangunan PLTM Ndungga dinyatakan sudah selesai. Hanya tinggal menunggu tahap sinkronisasi PLTM dengan sistem jaringan Ende. "Kami hanya menunggu koordinasi dengan PLN Ende agar bisa sinkron segera," kata Paul Bolla.
Dengan beroperasinya PLTM di Ende ini, menurut dia, akan mengurangi biaya BBM dari PLN yang selalu didatangkan dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah itu. "PLN Ende tidak lagi membakar solar yg didatangkan dari negara-negara Timur Tengah," katanya.
General Manager PLN NTT, Richard Safkaur, menambahkan saat ini PLN NTT sudah banyak memakai bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan listrik di NTT yang melampaui kuota. Kini, PLN berupaya mengoptimalkan pembangkit listrik dengan energi terbarukan, seperti sinar matahari, panas bumi, angin, dan air. "Dengan beroperasinya dua pembangkit ini, akan mengurangi biaya BBM," kata Ricard.
YOHANES SEO (KUPANG)
http://www.tempo.co/read/news/2013/10/25/092524464/Krisis-Listrik-di-Flores-Mulai-Teratasi