Jumat, 25 Oktober 2013

2 TAHUN DAHLAN ISKAN JADI MENTERI BUMN (6-HABIS)



Apa kabar BUMN ‘Dhuafa’?


Tahun 2011, Saat pertama menjabat menteri BUMN ada 23 BUMN yang mengalami kerugian dengan total kerugian 3,2 Triliun. Bagaimana kabarnya setelah ditangani oleh Dahlan Iskan? Ini strategi dan hasilnya.

Modal Negara Bukan Untuk BUMN Dhuafa. Maksimalkan Aset!
Direksi dibayar mahal untuk memajukan perusahaan negara. Kalau ada direksi yang manja meminta modal negara karena perusahaannya rugi, terancam di pecat oleh Dahlan. Modal di tangan direksi yang manja akan menguap tak berbekas. Langkah peratma Dahlan adalah menghentikan PMN dan menyuntikkan manajemen baru kalau diperlukan. Terbukti beberapa BUMN mulai bangkit tanpa perlu suntikan modal. Yang dilakukan hanya bekerja lebih keras memaksimalkan semua aset yang ada.

Dalam satu tahun, ada 9 BUMN yang langsung untung! Ini daftarnya:
• PT Industri Kapal Indonesia, rugi Rp 805 juta, tahun 2012 untung Rp. 2,764 M
• PT Dirgantara Indonesia, rugi Rp 356,52 M, tahun 2012 untung Rp. 40,160 M
• PT Perkebunan Nusantara XI, rugi Rp 15,52 M, tahun 2012 untung Rp. 134,075 M
• PT Perkebunan Nusantara XIV, rugi Rp 113,38 M, tahun 2012 untung Rp. 12,491 M
• PT Danareksa, rugi Rp 287,37 M, tahun 2012 untung Rp. 107,986 M
• PT Bahana PUI, rugi Rp 143,97 M, tahun 2012 untung Rp. 240,587 M
• PT PDIP Batam, rugi Rp 1,31 M, tahun 2012 untung Rp. 2,071 M
• PT Boma Bisma Indra, rugi Rp 7,33 M, tahun 2012 untung Rp. 23,336 M
• PT Kertas Leces, rugi Rp 84,97 miliar, 2012 untung Rp. 9,09 M (dengan catatan)

---------

5 BUMN Berusaha keras dan mulai bangkit, ini terlihat dari kerugiannya yang berkurang.

Tidak semua BUMN dhuafa, bisa langsung bangkit di tahun pertama restrukturisasinya. Tapi sudah berhasil mengurangi kerugiannya seperti PT PAL yang kerugiannya berkurang 1 triliun lebih. Berikut daftarnya:
• PT Energy Management Indonesia, rugi Rp 6,54 M, 2012 rugi berkurang Rp.2,07 M
• Perum Produksi Film Negara, rugi Rp 1,29 M, 2012 rugi berkurang jadi Rp. 780 J
• PT PAL Indonesia, rugi Rp 1,32 T, 2012 rugi berkurang jadi Rp 262,58 M
• PT Kertas Kraft Aceh, rugi Rp 65,2 M, 2012 rugi rugi berkurang jadi Rp. 46, 6 M
• PT Semen Kupang, rugi Rp 17,66 M, rugi berkurang jadi Rp. 10,28 M

Khusus untuk PT Batan Tek yang tahun 2011 rugi Rp 2,98 M, dan 2012 kerugiannya bertambah Rp. 11,776 M layak diberi catatan khusus. Rugi boleh bertambah, tapi BUMN ini punya masa depan cerah menjadi pemain utama radiosotop asia dan dunia. Ini karena Batantek menguasai teknologi pengayaan uranium tingkat rendah yang tidak dimiliki oleh negara lain.

http://www.gatra.com/fokus-berita/22874-yudiutomo-kusnanto-invasi-merajai-pasar-radioisotop-dunia.html

------

Diakusisi BUMN yang lebih sehat dan membutuhkan keahliannya.

Ada banyak BUMN yang bergerak dalam usaha yang sejenis, perlahan BUMN-BUMN seperti ini disatukan, terutama yang masih rugi.

• PT Inhutani II, rugi Rp 29,69 miliar dan PT Inhutani III, rugi Rp 58 juta, Rencana diakusisi Perhutani.
• PT Survey Udara Penas, rugi Rp 1,89 miliar. Resmi diakusisi Surveyor Indonesia
• PT Pengerukan Indonesia, rugi Rp. 117,988 miliar. Resmi diakusisi Pelindo II.
• PT Djakarta Lloyd, rugi Rp 41,72 M, Proses menjadi anak perusahaan Pupuk Indonesia.

-----

Likuidasi yang tidak bisa diselamatkan dan tidak strategis.

Idealisme Dahlan adalah bahwa negara tidak boleh bersaing bisnis dengan rakyatnya. Perlahan-lahan sektor-sektor yang sudah mampu dikerjakan swasta akan ditinggalkan BUMN. Perlukah negara punya industri soda?

Dalam bisnis atau teori lebih baik rugi 1 juta daripada rugi 10 juta. Ketika bisnis dianggap tidak strategis dan tidak punya potensi untuk dikembangkan, PT Industri Soda yang pada tahun 2011 rugi Rp 22,43 miliar, akhirnya dilikuidasi. “Kalau mau mati ya mati saja” kata Dahlan.

-----

PR Dahlan Dahlan Iskan

Dari 23 BUMN duafa tahun 2011, tinggal tersisa 2 BUMN yang masih sangat pelik permasalahannya.

• PT Iglas, rugi Rp 6,49 M, 2012 rugi bertambah jadi Rp. 93,944 M
• PT Merpati Nusantara Airlines, rugi Rp 778,64 M, 2012 rugi bertambah jadi Rp 1,5 T

Dari 2 BUMN tersisa, penyelesaian paling berat ada di MNA. Ini akibat dari hutang yang menumpuk mencapai Rp. 6,5 Triliun. Ditambah lagi konflik internal yang terus mengganggu kinerja perusahaan. Merpati pertengahan 2013 resmi menjadi pasien PPA. BUMN yang bertanggung jawab pada pengelolaan aset. Dahlan sendiri mengatakan bahwa " Saya tak ikhlas merpati tutup".

http://www.tempo.co/read/news/2013/10/24/090524268

Program restrukturisasi mengubah hutang menjadi saham belum diputuskan oleh pemerintah, palunya ada di menteri keuangan. Kalau hutang dihapus, merpati akan bankable, bisa mengajukan kredit ke perbankan lagi dan akan menarik minat investor.

http://www.merdeka.com/uang/chatib-akan-ajak-dahlan-bicara-soal-penghapusan-utang-merpati.html

Sementara untuk Iglas, Dahlan masih memberikan waktu buat manajemen untuk menyelesaiakan permasalah produksi. Kalau revitalisasi alat produksi pabrik berjalan mulus, seharusnya tahun 2013 Iglas akan menangguk untung.

http://www.kabarbisnis.com/read/2824617

Kita tunggu apakah apakah 2 tahun cukup buat Dahlan menyelesaikan semua BUMN Dhuafa (kecuali Merpati yang sepertinya butuh waktu lebih lama dari yang lainnya, dan kini sepenuhnya bergantung keputusan pemerintah). Jawabannya akan kita ketahui sekitar bulan April 2014, saat lap keuangan BUMN tahun 2013 sudah diselesaikan.

Ke depan, struktur BUMN ini akan terus disederhanakan melalui program holdingisasi. Selain melalui holding, perampingan BUMN juga dapat dilakukan melalui merger atau konsolidasi, divestasi, likuidasi, ataupun stand alone. Idealnya Indonesia hanya punya puluhan BUMN pada industri strategis yang bisa memberikan sumbangan deviden maksimal untuk negara. Jumlah BUMN sekarang yang mencapai 140 perusahaan dianggap tidak efisien karena hampir 98% pendapatannya disumbang oleh 20 BUMN saja.

-----

Catatan khusus untuk PT. Kertas Leces.

Kertas Leces yang sudah mencatat laba di tahun 2012 ternyata butuh waktu lebih lama untuk benar-benar bangkit. Peralihan dari produksi kertas budaya (untuk pemakain sehari-hari) ke kertas mulia (bahan uang dan kertas khusus lain) membutuhkan masa transisi hingga 3 tahun. Akibatnya sekarang pegawai tidak digaji beberapa bulan. Sayangnya dalam kondisi sulit seperti ini tersiar kabar adanya sabotase oleh oknum karyawan. Untuk menutupi biaya operasional dan gaji karyawan sedang mencoba memproduksi kertas coklat industri.

http://www.bumn.go.id/kertasleces/publikasi/berita/turnaround-management-11/

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost