Sesuai prediksi saya dulu, Dahlan Iskan terbukti tak tertandingi. Setiap kali lembaga survei merilis hasilnya, Dahlan selalu berada di puncak. Artinya, tiket capres Partai Demokrat hampir pasti akan menjadi miliknya.
Rilis hasil survei Pusat Data Bersatu (PDB) membuktikan itu. Dahlan paling unggul di antara para peserta konvensi capres Partai Demokrat. Dalam persaingan bakal capres peserta konvensi, popularitas dan tingkat penerimaan publik (akseptabilitas) Dahlan menduduki posisi puncak. Popularitas Menteri Badan Usaha Milik Negara itu mencapai 71,2 persen.
Bandingkan dengan popularitas Dahlan saat ditetapkan sebagai peserta konvensi yang baru mencapai 55 persen. Sementara akseptabilitasnya mencapai 48,4 persen. Responden kagum dengan Dahlan karena aksinya yang cepat tanggap menangani persolan BUMN.
Di posisi kedua ada Marzuki Alie dengan popularitas 61, 7 persen dan akseptabilitasnya 24,8 persen. Di posisi ketiga dan keempat bersaing dua jago bakal capres lainnya yakni adik ipar Presiden Ydhoyono, Pramono Edhie Wibowo dan Anis Baswedan.
Dalam persaingan popularitas Pramono lebih unggul ketimbang Anies yakni masing-masing mengantongi 39,4 dan 39,2 persen. Namun dalam survei akseptabilitas, Anies ungguli Pramono. Akseptabilitas Anies sebesar 18,8 persen, sementara Pramono 12,6 persen.
Ketika ditandingkan dengan bakal capres non-konvensi, Dahlan Iskan juga berhasil menyodok pada urutan ketiga. Dia berhasil mengungguli bakal capres senior yang selama ini selalu di atasnya. Seperti Jusuf Kalla, Wiranto, Aburizal Bakrie, Mahfud MD, dan Megawati.
Selengkapnya hasil survei PDB dari segi elektabilitas. Dalam survei elektabilitas capres ini jokowi tetap memimpin dengan angka angka 36 persen. Sedangkan Prabowo (6,6), Dahlan Iskan (5,0), Jusuf Kalla (4,6), Wiranto (4,0), Aburizal Bakrie (3,0), Mahfud MD (2,4), dan Megawati (2,0).
Direktur PDB, Didik Rachbini menduga tingginya tingkat popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas Dahlan hingga sanggup menyaingi kekuatan bakal capres non-konvensi lantaran para responden banyak yang kepincut rekam jejak bekas Direktur Utama PLN itu. Aksi cepat tanggap Dahlan dalam menyelesaikan persoalan negara jadi nilai plus baginya. “Masyarakat bersimpati pada beliau,” kata Didik.
Jika kita mau mencermati lebih jauh. Trend elektabilitas Jokowi, Prabowo, dan bakal capres senior lainnya mengalami penurunan. Sementara trend elektabilitas Dahlan malah naik. Pada hasil survei sebelumnya, elektabilitas Jokowi sekitar 45 persen dan Prabowo 20 persen. Sedangkan Dahlan sekitar 2-3 persen.
Kecenderungan elektabilitas bakal capres ini menarik untuk selalu kita monitor dan analisa. Dunia politik sangat dinamis. Bisa saja bakal capres yang dulunya selalu merajai menjadi turun dan bahkan tenggelam. Kita ingat pada 2012, survei bakal capres selalu menempatkan Prabowo sebagai rajanya. Nah, tahun 2013 jokowi berhasil mengambil alih posisi Prabowo itu dengan selalu menjadi pemuncak. Tak tertutup kemungkinan pada 2014 dan menjelang pilpres, Dahlan Iskan yang akan melejit dan merajai survei.
Lagian, sampai saat ini PDIP juga belum mengumumkan capresnya secara resmi. Artinya, Jokowi masih belum tentu dicapreskan PDIP. Info terakhir, hasil pertemuan Megawati, para senior, dan lingkaran dalam PDIP di Batutulis Bogor, memutuskan untuk kembali mengusung Megawati sebagai Capres PDIP. Jokowi diminta untuk menyelesaikan dan memenuhi janjinya untuk memimpin DKI Jakarta selama 5 tahun. Jokowi dinilai masih belum matang dan baru bisa sebatas sebagai solidarity maker belaka. Padahal, persoalan negeri ini sangat kompleks dan Megawati serta elit PDIP tidak mau Indonesia menjadi negara gagal.
Menarik kita ikuti dinamika dan pertarungan politik menjelang Pilpres 2014. Semoga kita tidak salah dalam memilih pemimpin untuk memastikan kelangsungan dan eksitensi negara serta upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Salam
Zamzani Sutriyanto