JAKARTA - Konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana akan membangun jalan tol di atas laut Jakarta-Surabaya. Ide ini tercetus oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan setelah melihat keberhasilan pembangunan tol Bali di atas laut, yang telah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 23 September 2013.
"Beliau (Dahlan Iskan) bilang proyek tol di Bali mendatangkan inspirasi, maka itu Pak Dahlan berpikir kenapa tidak kita bangun tol dengan konsep serupa dan kita bangun jalan tol di atas laut dari Jakarta-Surabaya," ujar Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman di acara penandatanganan kerja sama persiapan pembangunan proyek ini di Gedung Sarinah, Jakarta, Kamis (3/10).
Mengenai berapa biaya yang digunakan untuk membangun proyek ini, Adit belum bisa menjabarkannya secara detail. Sebab, proyek ini masih dalam tahap uji kelayakan jalur yang akan dibangun sepanjang Jakarta-Surabaya.
"Untuk dana ataupun berapa panjang jalur ini, kita belum bisa pastikan. Karena proyek ini masih dalam tahap kelayakan jalur. Kami perkirakan tahap kelayakan jalur selesai sekitar 6 bulan," terangnya.
Pembangunan proyek ini rencananya akan dibagi dua tahap, yakni Semarang-Surabaya dan Jakarta-Semarang. "Kita sih inginnya prosesnya lebih cepat tapi kan tidak semudah itu. Kita lihat nanti selama 6 bulan progresnya seperti apa," tambahnya.
Di tempat yang sama, Dahlan Iskan mengatakan akan terus memantau proyek kroyokan ini. "Ini proyek kroyokan yang sangat besar, saya minta perkembangan proyek ini dilaporkan secara rutin," pintanya.
Dengan adanya proyek ini, Dahlan meminta puluhan BUMN yang terlibat dalam proyek ini supaya fokus dan tidak perlu sibuk mencari-cari proyek lain.
"Jadi silahkan kalian tandatangani perjanjian kerjasama ini, saya hanya menyaksikan saja. Sehingga nanti enggak usah sibuk cari-cari proyek lain," tegas mantan Dirut PLN ini.
Setidaknya ada 19 perusahaan pelat merah yang terlibat dalam proyek konsorsium ini, seperti PT Jasa Marga, PT Adhi Karya, PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan, PT Brantas Adipraya, PT Nindya Karya, PT Istaka Karya, PT Pelindo II, Pelindo III, PT Semen Indonesia, PT Krakatau Steel, Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Jamsostek dan Taspen. (chi/jpnn)